15. A Fail Plan

3.4K 272 0
                                    

Judy's POV

Dengan malas aku menatap Sam yang sedang menyetir mobil sambil menggerutu terus-terusan.

"Sam, mending lo minta maaf sama Bella," kataku.

"Hah? Ogah banget. Yang salah dia," katanya dengan dahi berkerut.

Aku mendengus lalu menoleh kekiri, menatap keluar dari jendela mobil. Beberapa menit yang lalu Sam menjemputku dirumah, menggunakan mobil bengkel milik orang tuanya. Katanya hari ini mobil ini tidak dibutuhkan.

Bella menelfonku kemarin, katanya dia tidak mau ikut aku dan Sam hari ini. Dan dia sudah menceritakan kejadian kemaren. Dan daritadi Sam terus-menerus menggerutu. Ah kupingku sendiri capek dengernya.

"Sam! Udah ah jangan berisik. Inget tujuan kita hari ini! Sandra!" kataku, sudah tidak tahan dengan gerutu-an Sam.

Dia menatapku dan menghembuskan nafas lalu mengangguk. "Tapi serius deh, Jud lo mesti bilang ke Bella kalo si Andrew itu cowok brengsek."

"Iya, iyaaa," kataku.

"Eh, itu bukannya Ethan?" ujar Sam yang membuatku langsung menengok pada arah tangan Sam menunjuk.

Oh! Rumah besar Ethan. Ethan sedang berjalan kearah mobil Lamborghini nya yang berwarna hitan. Dengan kaca mata hitam! Astaga dia keren banget.

"Jud jangan ngiler juga kali," kata Sam dengan senyum menggoda yang membuatku langsung memukulnya.

"Jijik lo!" omelku. "Kenapa lo nyetir nya jadi lebih lambat ya?" kataku menyadari laju mobil Sam melambat.

Dia menyengir. "Biar lo bisa menikmati pemandangan indah ini dulu. Baikkan gue?"

"Idih najong! Udah cepet lah!" kataku sambil memukul-mukulnya. Sebenarnya aku mau sih melihat Ethan lebih lama.

Aku kembali memalingkan mataku kearah Ethan dan tepat saat itu dia akan menoleh kearahku. Aku langsung menunduk dengan gerakan refleks.

"Kenapa sembunyi? Bukannya kalian saling kenal?" tanya Sam sambil mengangkat sebelah alisnya.

"Lo gak liat? Gue lagi jelek!" kataku sambil memajukan mukaku.

"Kayaknya sama kayak biasa," kata Sam dengan wajah bingung.

Aku melotot memandanginya, "maksud lo? Gue biasa jelek gitu?"

"Aw aw awww." Sam berusaha melepaskan tanganku yang sedang mencubit lengannya. "Jud, gue lagi nyetir nih!"

Akhirnya aku mengalah dan melepaskan tanganku. Setelah melewati jalanan rumah Ethan aku kembali duduk tegak.

"Tapi serius kayaknya biasa aja," kata Sam sambil memandingiku dari ujung kaki sampai kepala.

Aku mendecak. "Pertama rambut gue lagi jelek. Muka gue lagi berminyak. Kantong mata gue gede."

Sam tertawa sambil menggelengkan kepala. "Kayaknya biasa aja deh. Udahlah pede aja, sejak kapan lo gak percaya diri gini?"

Aku mendengus. "Kayaknya gue gak pernah percaya diri percaya diri banget deh," kataku.

"Ya tapi cowok tuh suka sama cewek yang percaya diri," kata Sam. "Ethan juga pasti sama."

Aku memandangnya kesal. Dia bilang seakan-akan aku mau Ethan suka padaku. Well, mungkin iya sih. Tapi tetep saja, sepertinya itu tidak akan mungkin terjadi, meski sudah ngobrol beberapa kali Ethan tidak pernah meminta nomorku.

"Kenapa lo cemberut gitu?" tanya Sam mengangkat kedua alisnya.

"Gak. Udah nyetir, diperempatan itu belok kanan Sam," kataku sambil menunjuk jalanan depan.

The Haunted SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang