INI PART 26
Sebelum baca mohon liat part-nya lebih dulu ya soalnya cerita ini gak berurutan hehe, thank you 🙏🏻
-----------------------------------------------------------
Mendapat teguran dari Daffa bukan berarti Angga mau mengendurkan usahanya. Ia justru semakin gencar mendekati Dzikri.
Tak tanggung-tanggung, Angga bahkan secara terang-terangan mendekati Dzikri di cafe. Dia tidak takut menunjukkan hal tersebut dihadapan karyawan-karyawannya.
Mentang-mentang bos! Godain Dzikri sembarangan, ngajak berantem?
Bukan apa-apa sih cuma karena ulah Angga yang terlalu terang-terangan itu, Dzikri jadi banyak dirugikan.
Teman-teman Dzikri yang tadinya ramah jadi judes tiba-tiba. Mereka juga meragukan orientasi Dzikri dan mengambil kesimpulan bahwa Dzikri adalah seorang gay.
Ya memang sih tapi kan tetep aja Dzikri ngerasa keberatan. Rahasia yang selama ini ia tutup rapat-rapat terbongkar begitu saja.
Selama dua tahun dia bekerja di sini, tidak ada seorang pun yang tahu bahwa Dzikri seorang gay dan Angga tiba-tiba mengacaukan segalanya.
Angga membuat segala ketakutan Dzikri menjadi kenyataan. Dzikri takut mendapat sanksi sosial atas cintanya yang melanggar norma dan Agama. Namun kehadiran Angga justru membuatnya mendapat sanksi tersebut.
Teman-teman Dzikri yang selama ini memperlakukannya dengan baik secara perlahan mulai berubah. Mereka mulai menjaga jarak dari Dzikri, terutama yang laki-laki.
Mereka juga memandang Dzikri dengan remeh, seperti melihat seonggok sampah yang tidak berguna.
Ketakutan Dzikri akan sakitnya ditinggalkan sepertinya akan terjadi sebentar lagi."Semalem gue ngirim donat kesukaan lu, udah lu makan?"
Selain gencar mendekati Dzikri secara verbal, Angga juga mendekati Dzikri dengan cara lain. Contohnya semalam, tiba-tiba saja ada ojol yang mengirimkan donat ke alamat kos Dzikri dan Daffa.
Dzikri tentu saja menolak, ia meminta ojol tersebut untuk mengembalikan donat itu kepada Angga tapi sang ojol bilang bahwa Angga sudah membayarnya lumayan mahal dan dia butuh uang tersebut.
Maka mau tidak mau Dzikri menerimanya walaupun pada akhirnya dia harus membuang donat tersebut karena tidak ingin Daffa marah.
Karena perlakuan Angga itu jugalah yang membuat Dzikri akhirnya merubah sikap terhadap managernya itu. Dzikri menjadi super duper ketus saat berhadapan dengan Angga, seperti sekarang.
"Udah gue buang" jawab Dzikri cepat, tidak mau sekedar berbasa-basi dengan Angga.
"Lah kok lu buang, gue beliin itu khusus buat lu Dzikri" Angga nampak kecewa dengan keputusan Dzikri membuang pemberiannya.
Tapi Dzikri mana peduli, dia aja gedeg setengah mati sama Angga, "Gue gak peduli anjir. Lu bisa diem gak kak? Gue capek! Gara-gara lu gue dijauhi karyawan lain"
Bodo amat kalau nanti dia harus di potong gaji atau bahkan di pecat karena memaki managernya sendiri yang penting Angga pergi dari hadapan Dzikri.
"Gue cuma mau ngusahain lu Dzik, apa salahnya sih jatuh cinta?" Angga sok merasa tersakiti, membuat Dzikri benar-benar muak melihatnya.
"Gak peduli njing!" Dzikri berlalu dari hadapan Angga.
-----------------------------------------------------------
Jam istirahat, Angga kembali menghampiri Dzikri. Kali ini dengan semangkuk rice bowl yang Dzikri yakin rasanya enak.
"Dzik nggak makan?" tanya Angga yang melihat Dzikri masih sibuk dengan kertas-kertas berisi pesanan online dari pelanggan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Feeling Lonely
FanfictionDzikri udah pacaran sama Daffa hampir 1 tahun tapi hampir setiap hari Dzikri feeling lonely. Dzikri ngerasa Daffa gak bener-bener tulus sama dia, padahal Daffa ada disampingnya 24/7. Terkadang kita cuma butuh satu hal untuk bisa merasakan betapa bes...