Hai, untukmu wanita yang dulu selalu mengisi hari hariku
Wanita yang selalu menyambut genggamanku
Wanita yang selalu menjadi alasanku bahagia
Wanita yang selalu rela berjalan berdampingan denganku meski hujan mengguyur seluruh tubuh
Wanita penenangkuNamun kini telah menjadi wanita yang paling menggores luka dalam kenanganku
Apa kabar dirimu?
Siapkah kau untuk bertemu kembali?
-Freen-2023 - Don Mueang International Airport
POV AuthorPesawat Finn Air baru saja mendarat di Bandara International Don Mueng. Terlihat seorang pria dengan paras tampannya berkat darah campuran Eropa dan Asia, sedang memegang papan penanda bertuliskan Neil Armstrong. Kalung karangan bunga bertengger manis ditangannya. Tinggal memasang karpet merah saja, maka aksi pria ini sudah seperti seseorang yang telah siap menyambut tamu kehormatan pemerintahan.
Satu persatu para penumpang pesawat melewati pintu kedatangan. Namun tidak ada tanda tanda kehadiran orang yang sedang dinanti pria tersebut. Sang Pria tampak mulai gelisah, mengecek jam di pergelangan tangannya.
"Harusnya dia sudah tiba." Gumam pria tersebut masih mencari cari keberadaan orang yang ditunggunya sejak 30 menit lalu.
Tak kunjung terlihat, pria tersebut memutuskan untuk menghubungi seseorang.
"Masa bodoh dengan surprisenya. Aku sudah lelah menunggu." Ketusnya dalam hati sambil mengetikkan nama kontak di handphonenya.
Sambil mengubungi seseorang, perhatian sang pria tidak lepas dari pintu masuk. Hingga akhirnya, orang yang dinantinya sudah terlihat. Segera diputuskannya panggilan telphone tersebut dan dengan semangat meneriakkan nama 'Neil Armstrong' yang berhasil menarik perhatian orang - orang disekitar. Tidak terkecuali dengan orang yang dimaksudnya, Armstrong sibling yang baru saja kembali dari London setelah hampir 7 tahun meninggalkan Thailand dan tidak pernah berkunjung meski sekali.
Becky merapatkan masker dan topinya dan menunduk malu. Dia berlalu begitu saja meninggalkan pria yang sejak tadi menunggunya.
Berbeda dengan Richi, dia menghampiri sang pria dengan wajah sumringah."Whaats up Paul, my brother in Law?" Ujar Richi sambil memberikan Fist bump kepada pria yang bernama Paul tersebut.
"Welcome Back to Thailand bro." Balas Paul menyambut salam persaudaraan mereka. Paul tidak lupa mengalungkan karangan bunga yang telah disiapkannya kepada Richie.
"Hahaha, Kau selalu saja punya ide gila yang bisa membuat princess kita mengamuk." Richie mengomentari kelakuan Paul yang selalu saja berulah hanya untuk menarik perhatian Becky.
"Disitulah pesonanya, tapi aku juga sedikit takut sejujurnya. Let's Go!! Sebaiknya kita segera menyusul princess Becky kalau tidak ingin menjadi samsak tinju" Paul akhirnya menyadari bahwa Bekcy adalah wanita yang kejam saat ketenangannya diusik.
Mereka pun berlari kecil menyusul Becky. Dan saat posisi mereka sudah sejajar dengan Becky, Paul merangkul bahu Becky dan berbisik pelan. "I miss U"
Ucapan Paul tidak digubris sedikitpun oleh Becky. Tampaknya dia masih kesal dengan kelakuan Paul. Bisa bisanya dia melakukan hal yang bisa menarik atensi orang orang. Sedangkan dirinya sudah berusaha sedemikian rupa untuk menghindari atensi orang orang. Statusnya sebagai artis besar di London tentu membuat orang sangat mudah mengenali dirinya. Sehingga saat dia melangkah keluar, semua mata akan tertuju padanya. Dan jalan satu satunya untuk mendapatkan ketenangan saat keluar adalah, dengan menyamar. Berpenampilan layaknya orang orang pada umumnya, sederhana namun tetap terlihat rapih. Wajah harus ditutupi dengan masker dan disamarkan dengan topi. Biarpun jika di London, cara ini tidak 100% berhasil, setidaknya Becky bisa meminimalisir orang orang menyadari kehadirannya di ruang public.
Yaah, ini lah Rebeca Patricia Armstrong. Seorang artis papan atas London yang introvert namun pekerjaannya menuntut dirinya untuk bertemu orang orang asing tiap harinya. Melelahkan, namun ini sudah menjadi impiannya sejak kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
ITS NOT SAME ANY MORE
RomanceMerangkul dalam suka dan duka Saling memberi kenyamanan dikala gundah Menangis bersama disaat ada yang tersakiti Tiada hari tanpa bersama Seperti bulan dan bintang Namun kini semuanya berubah Hening, saling melewatkan dan enggan untuk menyapa Menjad...