“Ri.” panggil Aji, lalu diam sejenak, setelah itu menatap Ria serius, “Kita balikkan yah.”
Ria yang sedang fokus mengerjakan tugas langsung terdiam, ia menyaring perkataan Aji barusan, kemudian langsung menutup laptopnya, dan menatap Aji datar. “Balikkan?”
Aji mengangguk pelan. “Iyah, Gue mau perbaiki semuanya.” ucapnya serius. Namun bagi Ria kata-kata yang di ucapkan Aji baginya hanya omong kosong.
“Perbaiki semuanya?” Ria tertawa kecil sambil memukul-mukul meja pelan, kemudian kembali menatap Aji serius
“Apa yang harus di perbaiki? Gak ada!” lalu kembali tertawa kecil. Omongan dan perlakuan Aji sulit sekali untuk di percayai kembali.
Aji menghela napas pelan, ternyata benar penyesalan selalu datang di akhir. Buktinya dirinya sendiri, ia sangat menyesal.
“Gue mohon, Ri.” sambil menatap Ria serius.
Ria memutar bola mata malas, lalu menatap aji serius. “Selama ini lo kemana aja? Baru sekarang lo bilang kaya gitu dengan mudahnya.” Ria menghela napas kasar, ia menahan air matanya agar tidak keluar.
“Kisah kita persis kaya Tari sama Alvaro, Ji.” ucapnya tanpa menatap Aji.
“Tapi kisah gue jauh lebih sakit!” lanjutnya lagi.
Aji terdiam, ia masih menunggu kelanjutannya.
Ria menghela napas kasar, ia sudah tidak sanggup lagi menahan rasa sakitnya yang sudah berusaha untuk memaafkan semua takdirnya, tapi orang yang membuat ia sakit justru malah menampakkan dirinya kembali.
“Dimana rasa tanggung jawab lo saat gue hamil anak lo?!” Ria menatap Aji benci, bahkan ia sangat amat benci.
Aji menundukkan kepalanya, sehingga membuat Ria tertawa kecil.
“Dan anehnya lo lebih milih masa lalu lo itu, dari pada gue yang udah jelas-jelas hamil anak lo!”Sakit rasanya berada di masa seperti itu, dimana masa remaja putih abu-abunya yang seharusnya happy. Tapi, malah sebaliknya.
“Gue benci masa-masa itu!" ucapnya pelan sambil berusaha untuk berhenti menangis, tapi ia tidak bisa untuk manahan itu semua.
“Maaf.” Aji kembali menunduk, ia sangat merasa bersalah. Andai saja ia tidak kembali pada masa lalunya dulu, mungkin tidak akan seperti ini jadinya.
Ria tertawa kecil. “Maaf gak cukup buat perbaiki semuanya.”
Jangan lupa follow akun wattpad ini biar gak ketinggalan
Ig : ine_fn8
TT : author hibernasi (@apasaja_42)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengapa Harus Aku? [On Going]
Teen Fiction"Kisah kita persis kaya Tari sama Alvaro, Ji." ucapnya tanpa menatap Aji. "Tapi kisah gue jauh lebih sakit!" lanjutnya lagi. Aji terdiam, ia masih menunggu kelanjutannya. Ria menghela napas kasar, ia sudah tidak sanggup lagi menahan rasa sakitnya y...