Berjalan dengan penuh rasa cemas, setiba nya di kerajaan Sasori langsung menyeret lengan sepupu nya menuju kamar pribadi. Sasori mendengar itu, helaan nafas kasar dari seorang Gaara. Namun dia memilih mengabaikan.
Sebelum akhirnya Gaara menyentak lengan nya agar terlepas dari Sasori.
"Aku bisa jalan sendiri." Ketus nya, mood nya lumayan memburuk akibat menunggu Sasori yang terlalu lama di kediaman Sakura.
"Ya." Hanya itu tanggapan Sasori.
Gaara mengendikkan bahu acuh. Lalu kedua nya pun memasuki kamar Sasori. Bernuasa emas berpadu putih dengan banyak koleksi boneka disana. Gaara sudah tak asing melihat nya, dia pun mendudukkan bokong nya di sofa yang tersedia.
"Sasuke Uchiha mengunjungi Sakura." Setelah berdiam cukup lama, akhirnya Sasori membuka suara sambil terus fokus memilah buku di rak.
"Lalu?" Respon Gaara.
"Dia mengunjungi nya secara pribadi. Sakura menangis tadi, itu sebab nya aku lama di kamar nya."
Gaara terdiam, dia mencerna spekulasi di tambah serangkaian kejadian serta latar belakang seorang Uchiha Sasuke.
"Pria licik itu." Desis Gaara tajam.
"Kau tentu tahu itu, sepertinya dia merencanakan sesuatu kali ini. Dan sial nya, pada saat malam pesta dansa di singgasana Voresham, Sakura menolong pria itu dari kejaran prajurit kita."
Nampak keterkejutan di wajah Gaara. Sasori berhasil menggabungkan kepingan-kepingan kejadian di otak nya. Dia melemparkan buku kepada Gaara.
"Mengapa bisa kebetulan?" Tanya Gaara. Seraya membuka isi buku tersebut.
Sasori tersenyum miring. "Who knows."
"Pantas saja prajurit siaga satu mengatakan bahwa Uchiha Sasuke sudah sekarat namun berhasil lolos, ah bila aku terjun langsung ke lapangan kala itu. Pasti dia sudah menjadi bubur di tangan ku." Gumam Gaara dengan pandangan memicing.
Bukan tanpa alasan kerajaan Mystick mengerahkan setengah pasukan nya hanya untuk menghabisi Uchiha Sasuke. Anak dari Uchiha Fugaku itu memang sukses membangun kerajaan Invic tanpa campur tangan dari keluarga nya, yaitu kerajaan Valcke.
Tapi yang pasti, Uchiha Sasuke pun juga sama mengikuti jejak keluarga nya, yaitu menggelapkan dana serta menjual obat-obatan terlarang, dan persenjataan.
"Dia tidak selemah yang kau bayangkan." Ucap Sasori mengingatkan.
"Itu sebab nya aku kesal kepada kerajaan Valcke, mengapa hanya dia yang di anugerahi oleh dewa mata sharingan itu?" Decak Gaara lumayan keras.
"Kau bisa mencangkok mata nya jika kau mau." Saran Sasori.
Seringai tipis pun terbit, dan kata-kata yang keluar selanjutnya dari celah bibir Gaara membuat kepala Sasori refleks menoleh.
"Karena itu aku memburu nya."
***
Beberapa saat berlalu pikiran Sakura sudah kembali tenang, meskipun dengan wajah kusut dan mata sembab dia tetap memaksakan langkah nya menuju ruang makan. Nampak disana kehadiran kedua orang tua nya tengah duduk anggun, menunggu diri nya.
Saat Sakura sudah menarik kursi dan mendudukkan diri. Baru lah Mebuki menyadari air muka anak nya yang tak biasa.
"Sakura, apa kau ada masalah?"
Kepala Sakura menggeleng pelan, enggan mengingat kejadian tadi siang. Meskipun akhirnya Mebuki akan berhasil mendesak nya untuk bercerita nanti.
"Sebaiknya kita makan." Sela Kizashi, memberhentikan percakapan kedua nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Greed Villains
Fantasía[M] Tentang Pangeran Sasuke yang terobsesi pada cahaya nya di dalam kegelapan.