.
.
."Meskipun aku terlambat mencintaimu, tapi kali ini aku akan mencintaimu lebih besar dari cintamu kepadaku."
-Alfarel Garendra-
....
Tera berjalan mendekati ketiga temannya yang sedang asik berbicara dengan begitu hebohnya. "Guys, Alfa nembak gue!" seru Tera dengan senyuman bahagianya.
"Lo gak bener-bener nerima Alfa gitu aja kan, Ra?" Lea bertanya menatap Tera dengan mata menyipit curiga.
Tera mendudukkan dirinya di samping Nana. "Gue belum jawab pernyataan cinta dia, " keluh Tera cemberut.
"Jangan jawab langsung mau dulu, kasih dia jera karena udah buat lo sakit hati." Nana mengusulkan.
"Terus kalo tiba-tiba Alfa berubah pikiran, gimana?" Tera bertanya saat membayangkan jika cowok itu berubah pikiran untuk memperjuangkannya. Belum mulai saja, ia sudah overthinking.
"Kasih dia syarat, " timpal Ratu.
Tera menoleh menatap Ratu dengan alis mengernyit. "Syarat apa?"
"Syarat buat dia nunjukin betapa serius nya dia ke lo," celetuk Nana.
Tera terdiam sesaat. "Syarat kayak gimana? Gue gak tau!"
Keempat cewek itu saling melirik satu sama lain. Mencoba mencari ide untuk Alfa agar bisa membuktikan cintanya pada Tera.
Ratu berseru. "Ah, gue punya ide."
"Apa?" tanya Tera.
"Lo datengin Alfa terus kasih dia challenge, " ungkap Ratu.
"Challenge apa?"
"Mmm..." Ratu kembali berpikir.
"Gimana kalo lo nyuruh dia joget di tengah lapangan?" usul Nana.
"Gila lo ya? Gak mau," protes Tera tak terima.
"Atau suruh dia jadi babu lo selama seminggu." Nana kembali mengusulkan.
"Skip, gak mau!"
"Gimana kalo lo suruh dia nyatain ulang perasaannya ke elo tapi harus di tengah lapangan ditonton sama temen-temen?" timpal Ratu.
Tera terdiam.
"Lakuin aja, Ra. Gak ada salahnya kan? Dari pada nerima usulan Nana yang gak masuk akal," timpal Lea.
"Kok gak masuk akal?" protes Nana.
Lea melirik Nana. "Diem, Na."
Sepulang sekolah, Tera berjalan ke arah parkiran. Menunggu Alfa di sana.
"Tera?" Alfa bergumam. Cowok itu berjalan mendekat ke arah Tera yang berada tepat di samping motornya. "Lo nunggu gue?"
Tera mendongak menatap Alfa dengan perasaan gugup. Ia meneguk ludahnya. Ia menghela nafas lalu berkata, "Gue bakal nerima lo, tapi lo harus lakuin challenge yang gue kasih ke lo."
"Challenge? Challenge apa?"
Tera meneguk ludah. "Besok lo harus nembak gue ulang, tapi ditonton sama temen-temen. Berani kan?" tantang Tera dengan perasaan gelisah. Ia takut Alfa menolak challenge darinya yang merupakan saran dari Ratu.
"Oke, gue terima!"
Tera menahan senyumnya. Cewek itu langsung berbalik pergi meninggalkan Alfa yang speechless menatap kepergiannya.
***
Alfa menatap gugup ke arah Tera. Saat ini ia sedang berada di tengah lapangan. Dengan banyak murid SMA Nawasena yang menyaksikannya. Alfa tak pernah mendapatkan perhatian sebanyak ini.
"Ra, gue ..." Alfa meneguk ludahnya susah payah.
Tera hanya terdiam menyaksikan Alfa.
Alfa memejamkan matanya. Menarik nafas lalu menghembuskan nafasnya kasar. Berusaha meredakan rasa gugupnya saat ini. Ia kemudian membuka matanya setelah merasa sedikit tenang.
Alfa menyentuh kedua pundak Tera. Matanya menatap teduh cewek itu. "Alatera Andhira, mulai saat ini gue Alfarel Garendra kagak bakal ngebuat lo ngerasain cinta bertepuk sebelah tangan lagi. Karena mulai hari ini, jam ini, menit ini, dan detik ini gue bakal mencintai lo lebih besar dari apa yang lo kasih ke gue selama ini."
Tera menundukkan wajahnya dengan jantung berdetak kencang. Ia gugup, namun senang.
"Ra," panggil Alfa.
Alfa menjilat bibirnya yang terasa kering. "Meskipun gue selalu nolak lo, tapi kali ini gue serius. Lo adalah cahaya yang gue temuin dari gelapnya hidup gue. Lo adalah warna terindah dari semua warna. Satu kata yang bisa gue simpulin tentang lo di hidup gue adalah semesta. Semesta gue yang Tuhan ciptakan dengan begitu sempurna."
Tera terdiam seraya menggigit bibir bawahnya. Ia menengadah, menatap Alfa. Saat ini perasaannya campur aduk. Namun lebih di dominasi dengan perasaan bahagia. Akhirnya perasaanya terbalaskan.
Terlampau bahagia, tanpa sadar matanya berkaca-kaca dan menumpahkan air mata bening. Senyuman lebarnya tak bisa ia tahan. "G-gue ..."
Alfa menyentuh wajah Tera. Ibu jari Alfa terangkat menghapus air mata Tera. "Lo tau? Gue suka denger semua omong kosong lo yang serius. Gue suka liat lo ketawa dan senyum tanpa beban. Gue bahkan suka ama setiap omong kosong yang lontarin waktu itu. Gue juga suka ngeliat mata lo yang selalu bersinar. Gue ..." Alfa terdiam. "Gue suka semua yang ada di diri lo, Alatera Andhira!"
Tera terdiam. Ia tak tahu harus berbicara apa pada Alfa. Ungkapan Alfa terlalu romantis untuknya.
"Ra, apa jawaban lo? Kenapa lo diem aja?"
Tera mengangguk pelan.
"Lo ngangguk berarti iya kan?"
Tera kembali mengangguk.
Alfa tersenyum senang hingga menampilkan lesung pipinya yang begitu manis saat tersenyum."Ra, mulai sekarang ayok kita berjuang bersama untuk kedepannya."
Tera menutup wajahnya dengan telapak tangan sambil menahan senyumnya.
Alfa melepaskan telapak tangan Tera dari muka cewek itu. Cowok itu menangkup pipi Tera. "Karena ini berhubung pertama kalinya gue pacaran dan jatuh cinta sama seseorang. Gue mau lo jangan pernah berniat ninggalin gue. Janji?" Alfa berujar sambil menyodorkan jari kelingkingnya dihadapan Tera.
Tera mengangguk setuju. Ia menautkan jari kelingkingnya ke jari kelingking Alfa. Senyuman mengembang di sudut bibirnya. "Janji!"
"Gue pegang janji lo."
Tera kembali mengangguk. Cewek itu memeluk tubuh Alfa. Menyembunyikan rasa malunya dari seruan teman-temannya.
Mela yang juga ikut menyaksikan itu mengepalkan tangannya menatap tajam penuh benci ke arah Tera dan Alfa.
----------
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
ILY Alfarel [END]
Teen FictionWARNING!! DILARANG PLAGIAT! DAN DIHARAPKAN BAGI PEMBACA UNTUK VOTE DAN KOMEN SEBAGAI TANDA PERNAH SINGGAH!! SAYA SEBAGAI PENULIS SANGAT AMAT BERTERIMA KASIH😘❤️❤️❤️ . . . Bagaimana jadinya jika seseorang yang sudah ditolak masih saja mengejar cinta...