36. Who is the winner

552 70 4
                                    

"Aku tidak bisa membiarkanmu terus tersiksa, itu sebabnya aku datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Aku tidak bisa membiarkanmu terus tersiksa, itu sebabnya aku datang."

Keduanya duduk di bangku taman rumah sakit, menyaksikan langit cerah yang menemani kebersamaan mereka. Jisung tak hentinya menatap Lee yang berjanji akan menjelaskan semuanya.

"Lalu bisikan-bisikan itu? Jangan bilang jika hanya halusinasi ku saja."

Lee know menggeleng. "Selama ini aku tidak bisa tidur dengan tenang, Ji. Sukmaku terus pergi padamu setiap malam, dan di setiap kau mengingat tentangku."

Jisung kini tau, kenapa suara Minho selalu memanggilnya setiap malam dan setiap kali ia memikirkannya.

"Sukma ku pergi setiap kali kau bilang ingin mati ... kau harus tau jika aku sangat ketakutan. Aku berusaha menahan mu tetapi sialnya aku justru membuatmu menderita," jelasnya.

Lee know yakin, Tuhan sengaja memberikannya kelebihan seperti ini agar ia bisa menggapai keinginannya. Ia bisa tanpa sadar pergi kesana kemari di dalam alam bawah sadarnya. Bahkan bertahun-tahun ia tinggal di luar negeri, ia selalu menyempatkan diri mengunjungi Jisung, meski setelahnya ia akan jatuh sakit sangat parah.

"Soal kejadian hari itu di kamar mandi mu, ketika kau membenturkan kepala mu ke dinding. Aku sengaja mematikan air shower agar kau menghentikannya. Dari sana aku semakin merasa jika ini sudah waktunya aku menarik mu kembali. Maka dari itu aku datang padamu."

"Sebagai Lee know?" Potong Jisung.

Dengan ragu, Lee know mengangguk. "Aku tak punya pilihan lain."

"Kenapa? Kenapa harus seperti itu. Kenapa menyembunyikan nama mu. Kau sengaja agar aku tidak tahu jika itu kau?"

Pemuda tampan itu menunduk. "Aku tetap terlahir sebagai Minho, tapi aku sengaja meminta Appa menutupi identitas namaku selama ini. Karena aku tau jika kau sampai mengetahuinya kau akan menanyakan alasanku kenapa tidak benar-benar membunuhmu hari itu."

"Jadi sekarang tolong jelaskan."

Lee know raih tangan Jisung, masih enggan membuka suara dan justru menangis di hadapan Jisung. Bahkan bisa terlihat jelas kedua bahu pemuda itu naik turun karenanya.

"Ahjussi." Jisung meraih pipi Lee know.

"Jisung, a-aku... " Lee know seakan tak sanggup lagi untuk mengatakannya. Hal ini sangat sensitif baginya sebab kejadian itu adalah kejadian paling luar biasa baginya. Mengingat dan membahasnya membuat ia merasa malu karena harga dirinya sangat rusak kala itu.

"Bagi seorang malaikat maut, cinta adalah dosa, dan di hari kematian mu aku sendiri memegang cinta itu tepat di hadapan Tuhan. Aku membunuhmu, tapi tidak dengan jiwamu karena aku mencintaimu, Han. A-aku ingin kita kembali bersatu."

Refleks, Jisung mengeratkan genggamannya pada tangan Lee know karena sangat amat terkejut mendengarnya. "K-kau melakukan itu ... untukku?"

Lee know mengangguk. "Namamu yang selalu aku ucapkan ketika Tuhan menghukum ku malam itu, aku tidak tahu kenapa aku melakukannya, tapi aku merasa yang aku lakukan adalah benar. Aku menerima hukuman hebat dari Tuhan, tapi aku mampu bertahan karena dirimu."

[✔︎] The Miracle of Our Destiny || MinsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang