HI! Gimana nih kabarnya? Semoga kalian baik-baik saja ya!
Penuhi kolom komentar agar aku cepat up yaaa
Happy reading!
"Coba izin ke Ayah, kalo Ayah ngizinin dan gak mempersulit, gue mau."
Bodoh! Gazbiyya benar-benar bodoh!
Bisa-bisanya gue bilang gitu ke Kak Arion yang merupakan laki-laki ternekat yang pernah gue temui. Mana dia ngeiyain lagi, kan gue tadi cuma bercanda.
Tamat gue, apalagi Bunda suka banget sama Kak Arion, beliua suka jodohin gue sama laki-laki menyebalkan itu. Gue takut kalau Bunda setuju, Ayah juga setuju.
Bukan apa-apa, gue kayaknya belum cocok jadi istri. Tingkah gue masih kayak bocil kematian, walaupun gue punya aura, tapi aura gue itu urakan.
"Bi, kenapa si bengong mulu? Belom jajan tol gulung, yaaa?" Gue menoleh ke samping waktu Nanda coel tangan gue yang lagi nopang dagu.
Badan gue berputar ke arah Nanda yang lagi natap gue keheranan, "Gue bingung, Nan."
"Bingung napa lagi si lo, duit punya, cantik, keluarga lo cemara, punya sahabat kayak gue, apa lagi yang lo bingungin, hidup lo udah sempurna!"
Iya sih, hidup gue udah terbilang sempurna seperti yang dikatakan sahabat gue. Privilege gue gak main-main dari orang tua, cuma ya masa modelan gue gak boleh bingung sih?
"Gue juga manusia, Nan! Ntar gak bingung kalo dah di surga," kata gue membuat Nanda menoyor kepala gue.
"Kayak yang iya aja masuk surga," cibir Nanda pelan yang dapat gue dengar.
Gue gak peduli cibiran itu, yang gue pikirin sekarang adalah Kak Arion.
Gue takut dia nekat bilang ke Ayah anjir!
"Nan, gue mau tanya," ucap gue merapatkan duduk ke arah Nanda yang lagi nugas.
"Paan?!" jawabnya ketus, gue makin mepet ke Nanda. "Sensi amat lho."
"Iya apaan?!" Walaupun Nanda tipe sahabat yang ceplas-ceplos dan terkesan jutek, tapi dia beneran orang baik yang betah sama segala tingkah gue.
"Kan temen gue ada yang diajak nikah sama cow-"
"Lo diajak nikah, Bi?!" Buset dah ni bocah, gue belum selesai ngomong udah dipotong.
"Dengerin gue dulu, nying!" kata gue sewot menjual kuping Nanda.
"Iya sok apa, lo kalo ngomong jangan setengah."
Siapa juga yang ngomong setengah? Orang dia potong perkataan gue, ni anak bener-bener, ya!
"Temen gue ada yang diajak nikah, Nan, sama anak sahabat bokapnya," kata gue setelah menghela napas panjang.
Sengaja gue pake embel-embel temen karena pasti si Nanda ini bakalan heboh.
"Terus?"
"Cowoknya ini nyebelin, dia irit ngomong juga. Tapi, dia udah deket banget sama keluarga temen gue, terutama nyokapnya."
"Kenapa dia ngajak nikah lo?"
"YA MANA GUE TA-"
"Hayo lho... gak usah jual nama temen, Bi, gue tahu temen deket lo cuma gue doang!" kata Nanda dengan kepedean yang teramat tinggi, walaupun ucapannya seratus persen benar.
Gue kayaknya emang gak ada bakat buat ngebohongin orang deh, apalagi ke orang terdekat.
"Jadi lo diajak nikah sama si Bang Bintang? Udah terima aja, Bi, dia baik, humoris, ganteng, dari pada sama si Naka itu."
![](https://img.wattpad.com/cover/351202306-288-k902749.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
One Step Closer
ChickLitGenre: Romance Comedy Awalnya hidup gue adem ayem karena punya keluarga dan sahabat yang harmonis. Namun, saat menikah hidup gue jadi terombang-ambing karena masalah di dalamnya. Menikah tak seindah yang ditampilkan di media sosial, ternyata hal ini...