Ting ... tung ...
Bel sudah berbunyi tepat pada pukul 15.00 menandakan pelajaran hari ini telah usai. Gina, Vani, dan Alya melewati kelas-kelas yang sudah sunyi, Mereka juga melewati lima lelaki tampan yang sedang duduk di depan kelasnya, kelas 12 IPA 1. Siapa dia? Ya siapa lagi kalau bukan Arka dan teman-temannya.
"Sore semua," Sapa Jaya kepada Gina, Vani, dan Alya.
"Sore Jay," jawab Vani dan Gina.
Alya? Gadis itu tidak menjawab, jangankan untuk menjawab, melihat saja tidak.
Tiba-tiba sifat jail Mario muncul di pikirannya, entah kenapa Mario merasa senang ketika dia menjaili orang. Mario menyulurkan kaki nya guna membuat Alya tersungkur. Benar saja Alya tersungkur di lantai itu.
"Awshh," ringis Alya dibantu Vani dan Gina untuk berdiri.
"Mau lo apaan sih?" Tanya Alya kesal.
"Gue gak mau apa-apa, seneng aja kalo gue bisa ngerjain lo," jawab nya santai.
Mario membuat temannya terkekeh kecil melihat Alya dan Mario yang selalu ribut padahal baru tadi pagi mereka bertemu.
"Jangan marah-marah Al, ntar jadi suka sama Mario," ujar Jaya meledek.
"Gue? Suka sama cowo?"
"Sorry lah ya, gue gak pernah suka sama cowo," balas Alya memperjelas."Udah Al kalo diladeni ga kelar." kata Gina lalu menarik tangan Alya meninggalkan 5 orang itu.
Perlahan Alya, Vani, dan Gina pun menghilaang dari pandangan Arka dan temannya.
"Dia normal gak ya?" Tanya Jaya memegang dagunya.
"Yaa normal lah cok, tingkahnya aja gak ada yang aneh," balas Mario.
"Menurut gue sih gak normal, secara kalo dia manusia normal pasti setidaknya ada rasa suka sama cowo walaupun sedikit," kata Yogi.
"Lo berdua heboh bener soal Alya, lo pada suka sama dia?" Tanya Varez pada temannya itu.
"Dibilang suka, enggak, dibilang gak suka, ya suka juga." jawab Jaya sambil nyengir memperlihatkan gigi nya yang rapi.
"Heh... Alya itu dateng ditakdirkan untuk gue," balas Mario dengan percaya diri.
"Dih, pede banget lo," cetus Jaya.
"Ekhm..." Arka mengode temannya yang sedang ribut itu.
"Hee Ka," kata Mario tak enak pada Arka, karena sedari tadi Arka memperhatikan temannya itu.
"Udah ribut nya? Kalian rebutin Alya kayak gitu, belum tentu Alya mau sama orang seperti kalian," ledek Yogi bermaksud membuat Jaya dan Mario menyudahi keributannya.
"Lo Gi setidaknya dukung kek," ujar Mario.
"Ribut aja." ucap Varez yang mulai meninggalkan Jaya dan Mario.
"Eh woy... tunggu." Jaya dan Mario berlari menyusul temannya yang sudah lumayan jauh.
• • •
"Assalamualaikum." Ucap Alya memasuki rumahnya.
"Waalaikumsalam Alya," jawab bunda.
"Ayah mana bun?" Tanya Alya karena tidak melihat ayahnya.
"Ayah pergi Al ke luar kota hari ini," balas bundanya.
"Eumm... ya udah deh Al ke atas dulu ya bun." Alya pun jalan menaiki tangga.
"Nanti jangan lupa makan malam ya Al," ujar bundanya karena Alya selalu lupa buat makan malam.
"Iya bundaa, nanti Al makan." Teriaknya dari lantai atas.
Saat sampai di kamar Alya langsung meletakkan tas sekolah nya dan menuju kamar mandi. Tak seperti biasanya, ia selalu menunda mandinya karena malas, Alya merasa cuaca hari ini cukup panas.
5 Menit kemudian ia keluar dari kamar mandi, ia tidak pernah berlama-lama kalau mandi, pikirnya lebih cepat lebih baik agar bisa beristirahat.
Drtt drrtt
Terdengar ponsel yang ada di atas meja belajar nya itu berbunyi, ia segera mengambil nya, di layar itu menampilkan nama Vani.
"Hallo Al, mtk lo udah siap belum?" Tanya Vani.
"Udah dong," balas nya sedikit meledek.
"Udah gue tebak sih," ujar Vani.
"Ada apa nich nelpon?"
"Liat dong mtk lo," pinta Vani dari balik ponsel itu.
"Enak aja lo," balas Alya sedikit ngegas.
"Iya Al iya, gue tau lo suka mtk, gue juga tau lo pinter mtk, heran deh gue kok bisa lo suka sama mtk, padahal itu pelajaran buat gue pusing tujuh keliling," ujar Vani yang heran dengan Alya.
"Yaa... mau gimana lagi."
"Liat ya Al, biasanya kalau ada tugas gini gue bisa kok, tapi kali ini gue emang udah gatau lagi," ujar nya merasa frustasi.
"Iya iya, untung lo temen gue,"
"Kalau bukan temen lo?"
"Ogah banget gue, ini aja rada berat bagi gue," ucap Alya.
"Hee,"
"Yaudah gue kirim sekarang, dah dulu," ujar Alya memutuskan sambungan sepihak.
"Huftt, padahal ini mtk, sayang banget kalau harus berbagi, tapi demi temen ga apa-apa lah." Lirihnya sambil fotoin jawaban mtk nya.
Beberapa hari lalu, saat Alya baru mengenali Vani dan Gina, mereka sudah bertukar nomor hp, padahal baru saja kenal, untung cewe, kalo cowo bisa dikatakan seperti buaya.
Temannya yang dua itu memang tidak menyukai matematika, bahkan hampir rata-rata seluruh murid tidak menyukai matematika, berbeda dengan Alya, ia sangat menggemarinya.
Setelah mengirimkan jawaban matematikanya, Alya bergegas mengambil laptop nya dan mulai mengerjakan tugas bahasa indonesia.
Entah mengapa, hari ini sepertinya sangat melelahkan bagi Alya, setelah bersih-bersih kelas, sampai rumah harus mengerjakan tugas lagi.
"Alya cape banget," rengeknya pelan.
Alya melanjutkan tugasnya tadi yang sedikit lagi selesai.
"Huhh ... finally." Ucapnya langsung membaringkan tubuh di atas ranjangnya.
Alya pun tertidur dengan buku yang masih ada di sebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKATAMA
RandomArkatama Desantara, laki-laki sempurna dengan paras tampan, berambut hitam, dan sifatnya yang dingin, serta bakat bermain basketnya, tak luput dari decak kagum siapa pun yang melihatnya. Ia bertemu secara tak sengaja dengan Alya Riza veronica, gadis...