___________________________________________
aroma dupa yang dibakar menyeruak menusuk indera pernafasan, keluarga kecil yang terdiri dari seorang ayah dan putra kecil bermarga tsui tengah merayakan festival tahunan qingming
qingming adalah kegiatan bersembahyang dan ziarah kubur yang jatuh pada bulan april setelah perayaan imlek. bagi etnis tionghoa perayaan ini mereka lakukan untuk mengingat dan menghormati arwah nenek moyang mereka
walau dirayakan seadanya dan hanya berdua, namun setiap rapalan doa yang entah keluar dari mulut atau terbenam di dalam hati begitu khidmat dan khusyuk
istri dari tn.tsui saat ini genap memasuki tahun kedua kematiannya. meninggalkan suami tercinta dan putra kecil bernama yeonjun, anak itu baru menginjak usia 10 tahun
netra kecil yeonjun menelisik pemandangan sekitar yang kelabu, langit harbin hari ini berkabut khas pemandangan kota china daratan. atau bahasa kasarnya disebut polusi udara
dengan keadaan suhu yang dingin tak menggentarkan semangat dan khidmat para sanak saudara peziarah yang datang
biasanya disini memang dingin setiap harinya. ini disebabkan kota harbin yang mereka tempati cukup dekat dengan perbatasan siberia yang berupa daratan es abadi. pada april ini provinsi heilongjiang masih berada di era peralihan dari musim dingin yang panjang ke musim semi yang hangat
ada satu pusara bongpay besar yang menarik perhatian yeonjun, tempatnya persis di sebelah makam Ibunya. dari dulu ia selalu ingin menanyakan perihal ini kepada ayahnya. uniknya bongpay satu ini tidak seperti pusara pada umumnya, disana tidak tertera siapa nama yang di kebumikan dan justru di ganti oleh garis strip berwarna merah
kondisi makam itu memprihatinkan, tak satupun orang datang untuk mendoakannya. jangankan di doakan, di rawat saja tidak. sehingga banyak debu kotoran dan tanaman liar yang tumbuh menjalar di sekitar bongpay
"ayah?" ucapnya seraya tangan kecil itu menarik kain jaket tebal sang ayah
yoongi berdehem menanggapi putranya sebab dia masih sibuk mengirimkan doa untuk sang istri
"itu kuburan siapa sih?" tanya yeonjun sambil menunjuk pusara itu dengan telunjuk kecilnya
tak lama yoongi menyelesaikan doanya dan menunduk menatap pada putra kecilnya
yoongi menurunkan tangan yeonjun yang masih terpaku menunjuk bongpay tersebut "hush...jangan asal tunjuk di kuburan..." peringatnya dengan bisikan halus
"itu kuburan orang yang tidak dikenal sayang..." jawab yoongi dengan lemah lembut. yoongi adalah tipikal ayah yang penyayang dan tak pernah sekalipun membentak pada putra tunggalnya ini
yeonjun memandang nanar pusara tersebut, di saat banyak keluarga yang mendatangi makam sanak saudaranya hari ini, hanya makam tak bertuan ini yang tidak di kunjungi
"kasihan ya dia nggak ada yang doain, yeonjun mau doain dia boleh gak pah?"
yoongi tersenyum menghela nafas "gimana mau doain nak...namanya aja nggak tertera di bongpay" kata yoongi. yoongi berdiri dari sikap berlutut dan berniat mengajak yeonjun pulang
bukannya mengikuti ayahnya yeonjun justru berjalan menghampiri makam itu "ini kenapa ada strip merah yah?" tanya bocah tersebut
yoongi menghela nafas lagi ketika menyadari anaknya tidak mengekori di belakang. hingga pria itu kembali mendekat ke areal kubur
"katanya kalau ada strip merahnya-..."
yoongi membungkuk untuk menyamakan mulut pada tinggi putranya tersebut "-...matinya tidak wajar!" bisiknya menakuti
KAMU SEDANG MEMBACA
bisakah kita?
Randompengisi rumpang dalam psikis yang kacau, terus tersenyum seraya mengenyampingkan bahwa keberadaanmu tidak nyata "kenapa kamu menangis?...biasanya kamu tersenyum setelah mendoakanku..."