2). kereta ini melaju terlalu cepat

54 13 4
                                    

___________________________________________

1 minggu berselang

yeonjun datang kembali ke area pemakaman selepas pulang sekolah

bocah itu bertujuan untuk memberitahu ibunya bahwasanya minggu depan ia akan melaksanakan ujian kenaikan kelas

yeonjun mengusak debu debu halus yang menutupi pusara bongpay sederhana milik sang ibu dengan tangan kecilnya

"ibu...ini yeonjun...ibu disana bagaimana kabarnya?" sapa yeonjun bermonolog pada gundukan tanah makam itu "minggu depan aku udah mulai ujian sekolah tauuu,...bentar lagi aku naik kelas, jadi kelas lima!" lanjutnya

yeonjun merawi dengan penuh rasa antusias, tidak ada kesedihan yang tersirat dari wajah anak itu. hanya ada senyuman manis yang tersungging dari bibir tebalnya

yeonjun menyodorkan tangan kanan yang sedari tadi ada benda yang sembunyikan di belakang. yeonjun takut ibunya mengintip dan bukan kejutan lagi namanya

"ini aku punya bunga buat ibu hehe....tadi di taman kota tumbuh bunga cantik ini, yeonjun gatau namanya apa tapi dia cantik banget kayak ibu!" kata yeonjun penuh sukaria

tak lupa setelah puas berbincang sendiri yeonjun mengirimkan doa untuk ibunya

"ibu simpan ya bunga ini...besok besok yeonjun bawa barang kesukaan ibu deh!"

disimpannya bunga berwarna merah muda tersebut di atas pusara sang ibu, yeonjun berpamitan pada ibunya untuk pergi menuju makam tak terawat di sebelahnya

perasaan anak ini masih terenyuh ketika melihat betapa tidak terawatnya makam ini. hingga muncul di sanubarinya, berinisiatif membersihkan makam ini

"haloo...ini aku yeonjun, yang kemarin dahulu doain kamu...boleh nggak aku rapihin makam kamu?"

dirasa diberi kenan, anak laki laki itu pun mulai membersihkan areal pusara berstrip merah tersebut. mulai dari mencabuti rumput rumput liar hingga mengotori tangannya sendiri untuk mengusak debu dan merapikan gundukan tanah di pusara itu

"nah kalau begini kan lebih enak dilihat, kamu juga lebih nyaman tinggalnya..." tutur yeonjun lalu bersiap untuk berlutut, mendoakan ketenangan arwah di dalam kubur misterius ini

selesai berdoa yeonjun menggarap saku celana seragamnya untuk memberikan sesuatu pada makam ini

"aku punya sedikit buat kamu, ini cokelat! kamu suka cokelat nggak?" tanya yeonjun sembari menunjuk bungkusan cokelat batang yang ia beri "diterima yaa..."

"aku suka cokelat..."

"apa kamu suka buah? bibiku penjual buah di pasar"

"aku suka semua makanan..."

"oke aku pergi dulu ya, udah sore takut ayah nyariin!" yeonjun berparak dari pusara bongpay tersebut, berbalik badan

"halo?"

yeonjun memberikan senyuman manisnya, lagi. kepada sosok pria yang selalu ia terka sanak keluarga dari penghuni kubur ini

"HEI!"

sahutan itu tidak digubris

"NAMAKU SOOBIN!"

soobin hanya berharap yeonjun bisa mendengar suaranya, anak itu berjalan lambat

"TERIMAKASIH ATAS SEMUANYA!, YEONJUN!"

kaki soobin mendadak lemas, dia tak kuasa menahan isakkan berat yang ia tahan dan mencekat sakit tenggorokannya sendiri

"hiks....kenapa....hiks....kenapa kamu baik sekali....hiks...."

pria itu tersandar pada pusara miliknya, menangis sejadi jadinya dan tak hentinya merapalkan kata terima kasih pada anak yang baru ia ketahui bernama yeonjun tersebut

bisakah kita?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang