Tugas Keempat : Kepentok Restu Ibumu

138 10 2
                                    

Mulut Vins merapat kembali ketika teringat Rosalie Kyler. Wanita yang diberikan setumpuk penghargaan sebagai pebisnis muda di usia 25 tahun dalam sebuah majalah bisnis internasional. Sejak muda sudah terkenal cantik, anggun juga ambisius.

Sebelum menikah dengan William Kyler, Rosa berasal dari keluarga yang masuk dalam jajaran crazy rich Indonesia; Wisaka. Sejak dulu Rosa tidak pernah bergantung dengan kebesaran nama juga uang keluarganya. Rosa memulai bisnis jaringan komunikasinya sendiri yang akhirnya menjadi merger besar-besaran setelah menikah dengan William Kyler.

Tidak heran, banyak sekali orang di dunia ini yang kagum, segan juga hormat setinggi-tingginya pada ibunya.

"Aku akan memperkenalkanmu secara resmi terlebih dahulu pada ibuku," seru Vins menyuarakan ide yang baru saja terlintas dalam benaknya.

Vins menyebutkan hal itu sepeti sedang mengajak Tifa tamasya ke taman kota!

"Ide bagus, Vins. Di acara minum teh ketika sore hari kelihatannya sempurna," seru Tifa dengan sarkastis.

Di luar dugaan, Vins malah menggangguk, "Oke. Aku akan minta River mencari tempat yang bagus." Vins menyebutkan nama asisten pribadinya.

"Vins, aku bercanda!" Tifa segera merebut ponsel Vins yang sudah tersambung ke nomornya River. "Heran deh, setiap kata yang keluar dari mulutku selalu dianggap serius sama kamu!"

"Karena sebelumnya kita sedang membicarakan topik serius mengenai ibuku."

Tifa tahu betul berdebat dengan Vincent Kyler ketika perut kosong hanya akan mendatangkan bencana. Untuk kali ini saja, Tifa tidak lagi berdebat, tersenyum manis dan menatap Vins lekat-lekat.

"Gimana kalau kita ketemu saat makan siang saja?" tanya Tifa.

Vins mengangguk, "Kamu benar juga. Lebih singkat waktunya dan ibuku pasti terburu-buru karena harus mengejar setumpuk urusan. Wah, pintar sekali calon istriku."

Tifa memutar bola matanya, "Di kontrak ini tertulis ada pembayaran di muka sebesar lima puluh juta sebagai tanda awal kesepakatan. Gajiku juga—astaga Vincent Kyler!" seru Tifa terpotong ketika melihat nominal gajinya di lembar kontrak tersebut.

"Kenapa? Kurang ya?"

"Jangan mentang-mentang gajiku di luar ekspetasi, jam kerjanya nggak manusiawi!" protes Tifa.

Vins terkekeh, "Tolong baca pasal mengenai pekerjaan apa yang harus kamu lakukan. Kalau ada yang kurang dan memberatkanmu, bisa kita diskusikan."

Tifa mengangguk sambil membalik lembar demi lembar dan membacanya dengan teliti.

"Tifa?"

"Hmm?"

"Kalau ibuku nggak setuju dan menolak pernikahan ini, kita kawin lari saja, yuk?"

"Kemudian kita akan dikejar oleh seribu pasukan yang dikirim ibumu? Belum lagi koneksi ayahmu yang ada di setiap sudut dunia ini. Terima kasih, Vins."

Vins terkekeh. Sejak awal instingnya tepat untuk berani mengenal lebih dekat wanita mungil yang belakangan ini menjadi alasan bagi dirinya untuk menjalani hidup yang hampa ini.

"Tenang saja. Aku akan berusaha membuat ibumu percaya pernikahan kita." Tifa berseru penuh arti.

***

Orient8 Restaurant, Hotel Mulia Senayan,

"Sekarang aku mengerti mengapa putra tunggalku mengajakku makan malam. Padahal setiap hari ajakan makanku selalu ditolak," sergah Rosa tanpa basa-basi setelah menyesap segelas crystal water­nya.

My Office HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang