TFM - 1

0 0 0
                                    

Sebelum baca, yuks vote and coment dulu agar Ami semangat dalam menulis cerita

              Happy Reading               
                    
Love you ❤️

Kaki Kencana melangkah ke ruang guru untuk memberi tahukan pengunduran dirinya di olimpiade.

"Permisi, Bu,"

"Iya Kencana. Ada apa?"

"Maaf sebelumnya, saya tidak bisa melanjutkan olimpiade ke tingkat nasional karena ada masalah yang harus di selesaikan di rumah bu."

"Aduh, sayang sekali Kencana. Padahal ini adalah kesempatan yang sangat bagus buat kamu. Ada masalah apa? Siapa tahu ibu bisa bantu,"

"Hanya masalah internal Bu. Saya minta maaf atas pengunduran diri saya,"

"Baiklah, Kencana. Tapi jangan sungkan kalau kamu mau berbagi cerita sama Ibu."

"Baik Bu, terima kasih. Saya permisi."

"Iya Kencana."

Antrian kantin sangat panjang. Tangannya mengambil beberapa lauk dan segelas minuman untuk makan siangnya. Kencana mencari -cari bangku yang kosong untuk di tempati. Ia menemukannya, posisi di ujung tembok sedikit jauh dari keramaian, lagi.

Kencana duduk sendirian di bangku kantin sembari memakan makanan siangnya, hingga akhirnya Alana dan kedua temannya datang.

"Semua bangku udah penuh. Kita gabung sama lo nggak papakan?" ucap Alana.

Kencana yang semula mengunya makanan, kini berhenti.

"Lo tenang aja. Masalah yang tadi aman karena lo udah mengundurkan diri." ucap Alana dengan menepuk -nepuk bahu Kencana.

"Lan, gue bawa minuman favorit lo," ucap Mila teman Alana.

"Thank you, Mil. Eh, tapi sekarang gue nggak mau minum sendiri. Karena masalah gue sama Kencana udah beres, jadi gue mau berbagi minuman sama Kencana," Alana menuangkan botol berisi minuman di makanan Kencana. "Sebagai tanda damai kita, lo maukan Cana?" tanya Alana.

Kencana hanya terdiam yang melihat makanannya yang kini di penuhi minuman.

"Kenapa diam? Ayo dong dimakan"

"Makanan lo jadi enak tuh," ucap Mila.

"Lana, gue cuma mau makan. Jangan begini," ucap Kencana.

Alana melempar nampan Kencana tepat diseragamnya. Kencana yang terkejut langsung berdiri dengan seragamnya yang kotor di penuhi makanan. Tidak hanya Kencana, seisi kantin langsung melihat kearah sumber suara.

"Niat gue baik ngasih lo minuman. Tapi lo nggak terima seolah-olah gue ganggu lo disini."ucap Alana.

"Nggak gitu Lan. Minuman ditempatkan digelas, bukan dipiring,"ucap Kencana.

"Malah ngajarin lagi. Punya rasa terima kasih nggak sih? Masih untung gue mau damai sama lo, kalau nggak bukan beasiswa lo aja yang bisa gue cabut, rumah lo aja bisa gue cabut."

"Udah ah Lan. Kita pergi aja, malas gue disini."ucap Mila.

Alana dan teman-temannya pergi meninggalkan Kencana yang hanya terdiam.

***

Cuaca siang yang terik matahari tak membuat kayuhan sepeda Kencana berhenti. Ia sesekali mampir di toko makanan dan roti untuk diberikannya kepada orang – orang yang istimewa.

Suara gerbang terdengar bunyi nyaring karena berkaratan disisinya. Anak-anak kecil terlihat berlarian dari arah depan Kencana dengan memanggil manggil namanya.

Time for MagentaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang