02. My Savior, The Knight Without A Horse

35 4 0
                                    

⚠️Bullying

Alkisah di sebuah kerajaan, dimana penduduknya sangat ramah dengan lingkungannya yang subur hingga hasil panen melimpah. Kerajaan tersebut sangat damai dan makmur, bahkan ketika Raja dan Ratu mengumumkan kelahiran putri mereka yang pertama, ia mengundang seluruh rakyatnya untung datang menyambut kelahiran sang Putri.

Namun, ada satu penyihir yang tak diundang oleh kerajaan karena sifat angkuhnya merasa lebih baik dengan sihir yang keluar dari setiap ujung jarinya. Diliputi perasaan dendam dan amarah, ia menculik sang Putri dan mengurungnya di dalam menara jauh dari tempat yang dipijak oleh manusia. Bahkan binatang buas pun enggan untuk menapak wilayah tersebut karena penyihir telah memerintahkan seekor naga untuk mengusir siapapun yang menuju kesana.

Menunggu selama belasan tahun terkurung dalam menara tanpa tahu seperti apa dunia luar, sang Putri telah menginjak usia remaja. Entah keajaiban apa yang digunakan oleh alam semesta, seorang pangeran datang dengan kuda putihnya untuk menyelamatkan sang Putri yang telah menyerah dengan takdirnya. Menaklukkan naga yang hampir mustahil untuk dilakukan, akibat rasa penasaran yang mengerubungi sang Pangeran menuntunnya untuk menyelamatkan sang Putri.

Sungguh akhir yang bahagia untuk keduanya. Kisah percintaan yang didambakan oleh banyak orang, seorang ksatria pemberani yang ditunggu oleh banyak insan.

“Aku ingin membeli gaun yang indah seperti Tuan Putri itu! Aku akan bertemu pangeran penyelamatku sendiri di dunia nyata!”

“Tentu saja! Kau cantik! Pangeran akan datang dan kau akan merasakan romansa ala dongeng itu!”

“Begitukah? Hihi~ Kalau begitu, aku akan meminta ibuku untuk membelikanku sebuah gaun~”

“Sepertinya aku juga akan membeli satu, aku ingin menjadi gadis seperti Tuan Putri yang diselamatkan oleh laki-laki yang seperti Pangeran!”

Suara gadis yang memakai seragam sekolah berbincang dengan riang dan sedikit lantang itu seakan memenuhi jalanan. Suara lantang itu tak luput dari pendengaran seorang anak kecil yang diam-diam ikut melihat sebuah kartun di sebuah toko televisi pinggir jalan.

Na Jaemin kecil melihat pantulan dirinya sendiri di kaca toko tersebut. Rambut pendek dengan perawakan yang lumayan jangkung, celana pendek dengan baju bergambar robot. Sebelah tangannya menenteng bola yang baru saja ia mainkan sendirian.

Pantulan yang ada di kaca toko tersebut jauh dari kata cantik dan manis. Seperti yang dikatakan gadis berseragam sekolah tadi, laki-laki sepertinya seakan sudah ditakdirkan menjadi seorang pangeran yang akan menyelamatkan seorang putri.

Tapi, bagaimana bila Jaemin ingin diselamatkan? Diselamatkan oleh seorang pangeran berkuda putih yang mengulurkan tangan kepadanya, ia dapat merasakan betapa mendebarkannya itu.

Tidak, ini tidak boleh terjadi.

Ia tak bisa membayangkan untuk menggenggam sesuatu yang bahkan tak bisa ia raih. Tanpa sadar, bola yang Jaemin bawa lepas dari kedua tangannya. Bola tersebut menggelinding dengan pelan, agak jauh dari tempat Jaemin berdiri. Ia mulai melangkah untuk mengejar bola tersebut. Namun, langkahnya terhenti begitu ada segerombolan anak yang menghentikan laju bolanya di ujung jalan.

Jaemin mengenal dengan sangat baik anak-anak itu.

“Bola? Ini milik... Huh? Na Jaemin?” Begitu namanya keluar dari kedua belah bibir anak tersebut. Tubuh Jaemin tanpa sadar telah bereaksi hebat.

“Kau bisa bermain bola ternyata? Kukira kau hanya akan bersolek seperti perempuan~” Ledek mereka sembari tertawa. Pandangan mata yang merendahkan itu membuat Jaemin gemetar, entah karena takut ataupun marah. Jaemin, sayangnya, waktu itu tak ada keberanian untuk melakukan apapun.

Is It What You Called Love? || JaemRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang