Part 3 : Christal Aghata

125 9 0
                                    

Christal Aghata. Namanya cukup terkenal di SMA Semesta karna prestasinya yang banyak. Christal termasuk salah satu anak yang pintar disekolahnya , dia sering memengikuti olimpiade dan membawa nama baik sekolah dengan memenangkannya.

Selain karna prestasi, Christal memang terlihat cantik dan anggun, membuatnya semakin dikenal. Tapi sayangnya banyak juga yang tidak menyukai Christal karna Christal selalu terlihat cuek.

Christal memang bukanlah termasuk orang yang pandai bersosialisasi, dirinya tidak suka basa basi, dan selalu berbicara seadanya. Bahkan Christal tidak mempungai teman dekat atau sahabat, karna itu dia selalu terlihat sendiri.

Dan siapa yang menyangka jika seorang ngka Christal memiliki hubungan dengan seseorang yang berbanding balik dengan cewek itu, Alerion, yang merupakan seorang ketua geng motor. Seluruh warga sekoah tau seberapa brandal dan urakannya cowok itu.

Sedari awal masuk sekolah, memang Alerion lah yang menemaninya, walaupun memang secara diam diam. Christal sebenarnya agak aneh dengan cara Alerion mendekatinya, tapi karna semakin lama dirinya nyaman dengan cowok itu, Christal jadi tidak memikirkan hal itu lagi.

Lagipula Christal juga nyaman nyaman saja dengan hubungan mereka yang backstreet. Christal tidak merasa dirugikan, malah keuntungan yang didapatnya. Karna Alerion itu tampan dia memiliki banyak fans, pasti Christal akan semakin banyak dibenci oleh fans Alerion itu. Contohnya saja Melinda, setelah dia mengatakan bahwa dirinya adalah tunangan Alerion, orang orang menjadi tidak menyukai cewek itu.

Christal hanya ingin hidup tenang, dirinta tidak bisa membayangkan betapa pusingnya ketika orang orang tau bahwa dirinya adalah seorang pacar Alerion.

Apalagi sekarang posisinya Melindalah yang menjadi tunangan Alerion. Jika warga sekolah tahh bahwa dirinya memiliki hubungan dengan Alerion, pasti semuanya mengira dirinyalah yang merebut Alerion dari Melinda.
Pasti akan ada banyak orang yang memcaci Christal.

Christal harap semuanya akan baik baik saja, sampai hubungan Alerion dan Melinda selesai.

Hanya segelintir orang yang tau tentang hubungan Alerion dan Christal, seperti anggota inti Hesperos yang memang sangat dekat dengan Alerion. Dan tentu saja supir dan satpam dirumah Christal, serta Geonathan kakak dari Christal yang memang sudah mengenal Alerion karna cowok itu sering berkunjung kerumah Christal.

Saat ini Christal sedang berapa dimobilnya, tentu saja dia akan pergi kesekolah pagi ini. Di dalam mobil hanya hening. Christal menatap menatap kaca mobil, melihat jalanan yang cukup ramai dengan kendaraan. Tak berselang lama, akhirnya Christal sampai di depan gerbang sekolahnya.

Sang supir menghentikan mobil, "udah sampe, non." ucapnya ketika melihat sang majikan hanya diam.

Christal menghembuskan nafasnya, "Pak, tolong jangan kasih tau Bang Gion, kalo semalem pacar aku nginep dirumah." ujar Christal.

Supir itu mengangguk, "siap, non." ujarnya terdengar meyakinkan.

Christal tersenyum, "makasih ya pak!"

Di sisi lain Alerion sedang berada di warung belalang sekolahnya, tentu saja bersama teman temannya yang merupakan anggota Hesperos.

Sebenarnya Alerion memang selalu berangkat pagi kesekolah, begitu juga dengan teman temannya yang lain, hanya saja mereka memang selalu menghabiskan waktu mereka untuk bermain main atau bersantai di warung belakang sekolah yang merupakan tempat tongkrongan anak Hesperos.

Ya walaupun tidak semuanya seperti itu, Alerion contohnya, cowok itu memang termasuk orang yang jarang bolos, jika dibandingkan dengan teman temannya.

Pagi ini banyak anak anak Hesperos yang sedang sarapan, ada sekedar mengobrol dan ada juga yang sedang bermain game. Seperti orang orang yang duduk disebelah dan didepan Alerion ini, sedari tadi mereka sangat berisik hanya karna memainkan sebuah game di ponsel mereka.

"Kapin anjing, kekiri!"

"Bangsat gua dikejar Nana anjir!"

"Setan!"

"Dixon yang bener dong mainnya!"

"Yahh anjing!"

Zerones yang merupakan wakil ketua dari Hesperos itu membanting pelan handphonenya dikala heronya mati. Cowok itu berdecak kesal menatap pada dua orang di depannya, Dixon dan Kavin.

"Kalian bisa main game gak sih?!" cecar Zerones.

"Dixon anjir, dia beban banget!" Kavin melirik sinis pada Dixon yang berada disebelahnya.

"Yaelah cuma game doang juga," ujar Dixon merasa tidak bersalah.

Alerion meneguk minumnya ketika makanan dipiringnya habis, cowok itu memang sedang sarapan dari tadi. Tadi pagi Alerion dan Christal kesiangan tentu saja karna kegiatan panas mereka semalam.

Padahal Christal sempat mengatakan akan membuatkannya sarapan pagi, tapi tidak apa apa, Alerion memaklumi.

"Berisik amat lo pada." ujar Alerion setelah meletakan kembali gelas yang sudah kosong ke meja.

"Pokoknya gua gak akan main bareng lagi sama si Dixon," ujar Zerones, dia langsung bangkit berlangkah meninggalkan teman temannya.

"Bodo amat sih." acuh Dixon.

Kavin menatap kepergian Zerones, "mau kenama lo?!" tanyanya sedikit berteriak.

"Kelas lah, pake nanya!" jawab Zerones tanpa menghentikan langkahnyanya.

"Tumben amat tu bocah." ucap Kavin keheranan, karna biasanya Zerones selalu membolos.

"Lo lupa? Sekarangkan dikelasnya pelajaran Kimia." ucap Dixon, mengingat Zerones yang mengagumi gurunya sendiri.

"Anjir, iya juga ya." sahut Kavin.

"Bu Bella emang cantik sih, mana badannya bagus banget lagi!" lanjut Kavin, membayangkan sosok guru Kimia yang badan seperti gitar spanyol itu.

"Zero kan sukanya yang kayak gitu." Dixon tertawa singkat

Mendengar percakapan kedua temannya itu Alerion terkekeh "Dasar otak mesum." uacp Alerion membuat Dixon dan Kavin tertawa lepas.

Dixon dan Kavin tau seberapa mesumnya Alerion, dan mungkin diantara mereka yang paling mesum adalah Alerion, tentu saja setelahnya ada Zerones.

"Udalah gua mau juga mau ke kelas." Alerion bangkit meninggalkan kedua temannya.

Alerion memang bukan seorang yang sering meninggalkan kelas, walaupun memang sering terlambat. Malah diantara teman temannya Alerion lah yang paling rajin. Alerion hanya bolos ketika dia benar benar malas atau memang ada suatu yang mendesak.

Alerion sedari kecil memang merupakan seorang yang cerdas dan selalu cepat memahami sesuatu hanya saja dia memang pemalas. Dia memang pintar, hanya saja tertutup oleh sikap brandalnya.

Sementara Dixon dan Kavin yang malasnya melebihi Alerion lebih memutuskan untuk memaikan alat musik yang entah milik siapa. Dixon mulai memetik gitar yang ada dipangkuannya itu dan bernyanyi ria, mereka tidak berniat untuk pergi kekelas dan mendengarkan penjelasan guru yang menurut mereka adalah ocehan yang memuakan.

"Janganlah kau tinggalkan diriku."

"Takan mampu menghadapi semua."

"Hanya bersamamu akan bisa."

"Kau adalah babuku."

Mendengar lirik yang absrud itu, Dixon menghentikan petikan gitarnya, tangannya terangkat menoyor kepala Kavin, "sialan lo udah bagus juga barusan!" umpat Dixon kesal.

"Biasa aja dong, ah!" ujar Kavin tak terima kepalanya yang ditoyor dengan keras oleh temannya sendiri.

"Udahlah mending gue nonton anime," Dixon meletakan gitar, mengambil dan ponselnya.

"Dasar wibu!" ejek Kavin sinis, dia mengambil alih gitar berwarna hitam itu lalu mulai memainkannya.

AlerionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang