Part 4 : Sebuah Fakta

122 10 0
                                    

Kegiatan belajar mengajar di SMA Semesta dimulai, seluruh siswa siswi masuk ke kelas masing masing, kecuali murid yang telat, mereka harus diberi hukuman terlebih dahulu oleh pihak osis atau bahkan guru BK.

Hari ini Alerion datang tepat waktu ke kelas, walaupun memang sangat mepet, jadi dia terbebas dari hukuman. Cowok itu sekarang sedang berada dikelasnya, duduk dan bersandar pada kursi, tangannya dilipat didada, matanya menatap lurus kedepan memperhatikan guru yang sedang berbicara menerangkat pelajaran.

"Baik anak anak silahkan dicatat terlebih dahulu," ujar sang Guru, setelah itu dia duduk dikursinya.

Alerion berdecak kesal karna dirinya tidak membawa pulpen sekarang, apa dia tidak usah menulis saja? Tapi menurutnya pembelajaran sekarang menarik dan penting, sayang jika tidak dicatat.

"Stt, Mal!" Alerion berbisik memanggil seseorang yang duduk didepannya.

Sayangnya yang Alerion panggil tidak kunjung menyahut, seolah tuli. Sialan emang, umat Alerion.

"Malik!" kali ini suara Alerion lebih besar.

Bukan sahutan yang Alerion dapatkan, tapi Alerion malah mendapatkan lemparan sebuah pulpen dari sisi kirinya. Alerion langsung mengambil pulpen yang terjatuh karna lemparan itu dilantai dekat kursinya.

"Malik bapak gue anjir!"

Alerion menoleh pada pelaku yang melemparinya pulpen. Qaish, sang ketua kelas, "orang gue manggil si Malika," ujar Alerion santai.

"Manggil yang bener, gue tersinggung nih!" Qaish berkata dengan kesal

Alerion menganggkat bahu tidak peduli, dia membuka bukunya langsung mencatat dengan menggunakan pulpen yang Qaish lempar padanya barusan. Lumayan juga lah, Alerion jadi tidak usah mengemis pada si Malika.

"Anjir balikin sini woy, pupen gue itu!" ucap Qaish ngegas.

Mendengar itu, Alerion langsung melirik Qaish tajam membuat Qaish menjadi diam meneguk ludahnya. Tentu saja Qaish takut pada Alerion, cowok itu memilih untuk mengambil pulpennya yang lain, untung saja Qaish punya banyak!

Dalam hati Qaish mengumpati Alerion yang merupakan orang kaya, tapi pulpen saja tidak punya.

Sementara dikelas lain Christal terlihat sangat ramai karna hari ini adalah pelajaran Bu Bella dimana terdapat Zerones yang sedang melantunkan gombalan pada guru cantik itu.

Zerones dan Christal memang satu kelas, ini yang kedua kalinya mereka satu kelas. Untuk Alerion entah kenapa Christal tidak pernah satu kelas dengan cowok itu, padahal mereka memang satu jurusan.

"Bu tau gak persamaan ibu sama minuman alkohol?" tanya Zerones yang berada dibangku paling depan, tentu saja niatnya adalah mnggoda guru itu.

Bu Bella yang merasa sudah muak karna dari tadi digoda oleh muridnya sendiri hanya menghela nafas mendengar pertanyaan dari mulut Zerones, dia tidak berniat menjawab apa apa.

"Sama sama bikin saya kecanduan!" Zerones berucap dengan lantang, membuat gelak tawa siswa siswi dikelasnya terdengar.

Tak terkecuali Christal, cewek itu terkekeh pelan mendengar gombalan absrud dari sahabat pacarnya itu. Ada ada saja pikir Christal. Bisa bisanya Zerones menyukai gurunya sendiri. Walaupun Christal memang tak tahu apakah Zerones benar benar menyukai guru itu atau hanya main main saja.

Yah wajar sih, Bu Bella memang cantik, Christal dengar umurnya masih 23 tahun, dan memang belum menikah, memang banyak siswa yang selalu menggoda guru itu, tapi yang paling gencar memang Zerones.

"Semuanya harap diam!" suara yang tegas keluar dari mulut Bu Bella, dia menatap tajam murid muridnya terutama Zerones.

"Zerones kalo kamu main main lagi, saya keluarkan kamu dari kelas saya!" ucap Bu Bella pada Zerones.

AlerionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang