Luke tidak tahu bagaimana caranya untuk berhenti menatap Joss yang sedang bertelanjang dada dengan handuk yang diikatkan di pinggangnya. Luke harus bisa mengendalikan dirinya untuk tidak melirik bagaimana otot perut, punggung, dan bahu Joss yang begitu sempurna terpampang jelas di depan mata Luke. Seketika itu juga Luke merasa kepanasan. Joss memang sempurna. Dengan otot bisep, rambut basah, dan badannya yang diselimuti dengan titik-titik air mampu membuat Luke kehilangan akal. Joss yang baru saja keluar dari kamar mandi memang berbeda auranya.
Luke berusaha untuk fokus pada buku yang ada di pangkuannya, tapi matanya berkhianat. Matanya terus mencuri-curi pandang kepada Joss yang menggosok-gosok rambut basahnya. Matanya juga melirik Joss yang berjalan ke arah lemari dan mulai sibuk memilih baju. Hingga akhirnya ia tertangkap basah oleh mata Joss yang kali ini menatapnya.
"Gue seganteng itu ya Luke? Sampe-sampe lo gak bisa berhenti natep gue," Joss berkata dengan cengiran yang membuat Luke tersadar dan cepat-cepat mengalihkan pandangannya dari Joss.
"Pede banget lo, gue ngelihatin lo ya karena punya mata," jawab Luke mencoba memfokuskan kembali dirinya pada buku bacaan yang sedari tadi diabaikannya.
"Dari tadi kan lo ngeliatin gue," ujarnya sambil menunjuk-nunjuk Luke sambil tertawa.
"Sotoy lo," sanggah Luke lalu cepat-cepat dia berdiri dan berjalan ke arah kamar mandi.
"Gue mau mandi dah, iritasi gue lihat lo." ungkap Luke lalu menutup pintu kamar mandi, sebelum mendengar protesan yang akan dikatakan oleh Joss.
Sebuah kebohongan besar Luke mengatakan hal itu, nyatanya ia perlu ke kamar mandi untuk mengendalikan diri dan menyembunyikan wajahnya yang mungkin sedang memerah karena Joss. Luke menghidupkan shower, air dingin kemudian meluncur dan mulai membasahi tubuhnya. Air dingin yang mengalir menenangkan Luke. Mengembalikan kesadaran Luke yang sempat terganggu karena manusia yang dicintainya menampilkan badan panasnya di depan Luke. Luke benar-benar kelimpungan saat itu. Luke mengambil sabun sambil meneruskan kegiatan mandinya.
***
Luke baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk meliliti pinggangnya dan langsung disambut oleh Joss yang berpakaian rapi. Luke kebingungan melihat penampilan rapi sahabatnya. Luke berdeham, mengalihkan perhatian Joss yang sedari tadi sedang sibuk berkaca. Joss pun memperhatikan Luke lewat cermin lemarinya. Luke menangkap Joss yang sedang menatapnya sambil tersenyum. Tatapan itu sukses membuat Luke salah tingkah dan menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal. Luke duduk di tepi kasur sambil terus menghindari kontak mata dengan Joss. Luke melihat sekilas Joss yang sedang mengambil sesuatu dari lemarinya, lalu menghampiri Luke dan menyerahkan sebuah setelan pakaian kepada Luke.
"Lo lupa bawa baju ganti 'kan? Pakai dulu aja punya gue." tawar Joss.
"Baju-baju lo kan kegedean semua buat gue Joss," tolak Luke, tidak mengambil pakaian yang Joss sodorkan.
"Ini udah gak muat buat gue, coba aja deh. Daripada lo pakek baju yang tadi udah bau apek, mending minjem baju gue aja," Joss menyahut dan akhirnya Luke mengambil pakaian dari tangan Joss.
"Lo yang milihin bajunya pasti jelek kan?" ejek Luke sambil berdiri dari kasur.
"Sialan, baju gue keren-keren semua ya. Lo nanti tambah kece pakek baju punya gue," bantah Joss tidak terima. Luke hanya tertawa dan berlalu pergi ke arah kamar mandi untuk berganti baju. Tetapi tangannya tiba-tiba dicekal oleh Joss.
"Ganti aja di sini, gausah malu-malu. Gue mau manasin motor di luar," ujar Joss.
"Sapa juga yang malu. Gue takut aja badan bagus gue ditatap sama mata mesum seseorang." kilah Luke sambil meletakkan pakaiannya di kasur.
KAMU SEDANG MEMBACA
16 Years Ago
FanfictionSinopsis : 12 tahun lamanya mereka selalu bersama. Mulai dari SD, SMP, SMA, hingga kuliah, mereka selalu bersama. Menghabiskan waktu bersama. Bermain berdua. Jika ada Joss sudah pasti akan ada Luke. Begitu pun sebaliknya. Mereka saling membutuhkan...