Seorang anak kecil bersurai hitam terlihat sedang gugup dan menyembunyikan tubuhnya di balik badan ibunya. Tangan kecilnya memegang erat ujung baju milik mamanya, kaki kecilnya tertutup dengan rapat. Wajah mungilnya terlihat jelas sedang gugup bercampur dengan malu. Sesekali ia menggigit ujung kuku di jari tangannya. Ibunya menyadari bahwa anaknya sedang gugup. Dia kemudian duduk bersimpuh sambil memegang tangan yang sedari tadi digigit oleh anaknya. Sang anak menoleh kepadanya dengan tatapan gelisah, ibunya membalas tatapan itu dengan memberikan senyum yang menenangkan.
"Luke sayangku, masih ingat apa nasihat Mama?" tanyanya dengan suara lembut. Anak laki-laki bernama Luke menjawab dengan menganggukkan kepalanya.
"Luke ingat 'kan, Mama nggak seneng Luke jadi anak penakut terus gigit-gigit jari gini. Luke harus berani ya, tenang aja ada Mama di belakangmu," ucap Mama Luke sambil berdiri dan menyuruh Luke untuk berjalan di depannya.
Luke menurut, kaki mungilnya kemudian melangkah ke depan. Tepat sekali dengan keberadaan seorang anak laki-laki yang sedang bermain mobil-mobilan. Kedua tangan anak laki-laki itu terlihat sibuk memegang mobil mainan. Di sampingnya terlihat wanita yang seumuran dengan Mama Luke yang sedang berbicara dengannya. Anak kecil itu mengangguk-anggukkan kepala mungilnya ketika mendengarkan perkataan wanita tersebut. Wanita itu kemudian menunjuk ke arah Luke sambil tersenyum.
Luke yang melihat itu sontak menoleh ke arah Mamanya. Mamanya masih tersenyum sambil bergumam 'tidak apa-apa Luke' padanya. Mamanya mendorong Luke untuk berjalan menghampiri anak laki-laki bersurai hitam tersebut. Luke mau tak mau harus tetap berjalan hingga sampai di hadapan anak laki-laki itu. Anak laki-laki itu menatap Luke dengan tatapan yang tidak biasa, sehingga Luke kembali gugup dan kembali bersembunyi di belakang tubuh Mamanya.
"Ajak dia main ya Joss," suruh wanita itu kepada anak laki-laki bernama Joss. Anak kecil bernama Joss hanya mengangguk kemudian menoleh kepada Luke sambil menyunggingkan senyumannya. Luke yang melihat anak kecil bernama Joss tersenyum kepadanya, mulai memberanikan diri untuk melihat anak laki-laki itu.
"Sana Luke, kenalan sama Joss,"
Mamanya menyuruh Luke berkenalan. Luke pun memberanikan diri untuk keluar dari balik tubuh Mamanya. Anak laki-laki itu kemudian menghampiri Luke, masih menyunggingkan senyum cerianya.
"Hai, aku Joss. Nama kamu siapa?" ucapnya dengan lantang sambil mengulurkan tangan untuk berkenalan. Sekarang Luke mengetahui nama anak itu adalah Joss. Luke dengan malu-malu mengulurkan tangannya dan menjabat uluran tangan milik Joss.
"H-Hai juga, aku Luke. Senang kenalan sama kamu," Luke memberanikan diri berkenalan dengan anak laki-laki itu sambil menyunggingkan senyumannya.
"Luke, pipi kamu tembem ya, jadi gemes lihatnya," pujinya kepada Luke. Luke yang mendengarnya langsung salah tingkah hingga kedua pipinya bersemu merah. Ini pengalaman pertama kalinya bagi Luke ada anak laki-laki seumurannya yang memuji dirinya secara terang-terangan.
"M-Makasih Joss, kamu juga punya model rambut yang keren," ungkap Luke kepada Joss. Joss tersenyum mendengarnya. Luke kagum betapa anak kecil bernama Joss ini sangat ramah, padahal mereka baru saja berkenalan. Joss terlihat seperti anak kecil yang mudah akrab dan sangat berani menurut Luke. Luke rasa, dia akhirnya bertemu dengan teman yang sangat pas baginya.
"Ayok kita main mobil-mobilan Luke!" ajak Joss sambil tersenyum menampilkan gigi putihnya. Luke mengangguk bersemangat menerima ajakannya. Mereka pun pergi bermain berdua dengan tangan Joss yang menarik tangannya. Detik itu juga Luke merasa bahwa ia dan Joss akan selalu bersama, dan itu terbukti hingga sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
16 Years Ago
FanfictionSinopsis : 12 tahun lamanya mereka selalu bersama. Mulai dari SD, SMP, SMA, hingga kuliah, mereka selalu bersama. Menghabiskan waktu bersama. Bermain berdua. Jika ada Joss sudah pasti akan ada Luke. Begitu pun sebaliknya. Mereka saling membutuhkan...