10

53 4 0
                                    

Memasuki bulan ketiga di tahun 2023, try out dari tempat bimbel Eissa semakin bertambah banyak. Bahkan dalam satu minggu ia bisa try out hingga 5 kali. Gila, padahal univ impiannya bukan disini, bukan di negara ini.

Dam Aleissa kira tahun ini akan jadi tahun terbahagianya, tapi ternyata ia salah.

.

.

.

"kenapa sih Sa??" tanya Eastyn pelan. Sedari tadi ia bingung dengan sikap Aleissa yang sibuk menghembuskan napasnya berulang kali.

Saat ini mereka sedang di kelas, ada beberapa materi yang sedang mereka review ulang dengan guru bimbel mereka. Astoria dan Cairo juga menyadari sikap Aleissa yang gelisah sedari awal kelas dimulai.

"gapapa." jawab Eissa singkat. Matanya terus menatap handphonenya yang ia letakan di atas meja. Ia sedang menunggu balasan pesan dari seseorang, yang tak lain dan tak bukan adalah Jett.

Sedari pagi cowok itu belum ada mengiriminya pesan, maka siang tadi sebelum berangkat bimbel, Aleissa inisiatif mengirim pesan untuk cowok itu. Dan jika ia ingat jadwal kuliah Jett, biasanya jam segini cowok itu sudah dirumah karena hari ini dia kelas sampai setengah hari saja.

Beberapa waktu belakangan ini memang hubungan dia dan Jett sedikit memburuk. Aleissa sadar jika Jett mulai dry text kepadanya, apalagi memasuki bulang Maret ini. Dia juga sering ditinggal tidur oleh cowok itu. Biasanya Jett juga yang suka memberikan kabar duluan kepadanya, tapi beberapa waktu belakangan ini, Aleissa yang selalu bertanya karena cowok itu diam-diam saja.

Mereka juga jarang bertemu belakangan ini. Terakhir jika Eissa tidak salah, adalah Februari awal. Selanjutnya tidak lagi, diiringi perubahan sikap Jett.

"bohong, muka lu sembab Sa." kata Cairo.

Aleissa melirik Cairo sesaat, lalu menghembuskan napasnya kembali. "ya begitulah.." gumamnya kemudian menidurkan kepalanya di atas meja.

"gue capek.." ucap Aleissa pelan, tapi masih terdengar oleh Cairo, Eastyn dan Astoria.

Ketiga gadis itu saling pandang. Pasti ada masalah dengan Jett. Ketiga juga tahu hubungan Aleissa dan Jett sedang memburuk belakangan ini.

"nangis cok.." ucap Astoria pelan sambil menunjuk Aleissa yang sedang tertidur itu.

Aleissa tidak sepenuhnya tertidur, hanya memejamkan matanya. Tapi soal keadaan jiwanya Aleissa tidak bisa berbohong. Ia sudah capek dengan kelakuan Jett yang ini. Jujur ini bukan pertama kalinya cowok itu seperti ini. Dan ia harus terpaksa mengerti dengan keadaan ini, apalagi Jett lebih muda darinya.

"kalo capek, lepasin Sa," kata Eastyn sambil mengusap lembut punggung Aleissa.

"gak sekali dua kali lo di giniin, dia tuh pemikirannya masih bocah Sa." sahut Cairo.

"hmm.." Aleissa paham. Dia juga mengerti dengan apa yang teman-temannnya ucapkan, dan dia juga menyadarinya. Tapi entah kenapa masih susah untuk dia lepaskan sekarang.

"habis ini mau ke mall dulu apa langsung pulang?" tanya Astoria pada Eissa.

"pulang aja, gue capek." jawab Aleissa dengan mata yang masih tertutup itu.

.

.

.

Saat sudah sampai di rumah, Aleissa langsung masuk ke kamarnya. Beruntung dirinya pulang jam segini karena ternyata rumahnya sedang kosong.

Ketika baru merebahkan badannya di kasur, Aleissa dibuat terkejut dengan notif chat dari Jett. Segera dia membuka roomchat dia bersama cowok itu. Hatinya semakin di buat sesak melihat balasan dari Jett.

9 monthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang