Bab 4

531 94 33
                                    






Pagi ini hari yang buruk bagi Deira dia melihat abangnya di sebuah toko kecil bersama Nasya.

Saat ini Deira sedang menuju sekolah, tapi dia melihat abangnya bersama dengan Nasya. Deira melihat di kaca mobilnya yang tertutup. Terlihat abangnya sangat menyayangi Nasya. Sungguh, Deira cemburu, orang lain dengan mudah mendapatkan kasih sayang abangnya sementara ia? Secuil pun tidak pernah.

"Hadeh, capek gue. Mau mati aja." setelah mengatakan itu Deira melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Setelah sampai di sekolah, Deira jadi bahan perbincangan pagi itu.

"Lihat, cewek gak bener dateng guys!"

"Iuhh jijik banget bekas om-om!"

"Bolehlah dicoba tuh?"

"Bentar lagi dido pasti!"

Begitulah kira-kira yang Deira dengar, dia memakai headset di telinganya.

Deira berjalan biasa walaupun banyak yang menatapnya jijik.

Byurrr

Guyuran air dingin mengenai sweter yang Deira kenakan. Deira menatap malas orang yang dihadapannya, dia bukan Nasya tapi Jehan, orang yang tak suka padanya.

"IUH! Sini guys ngumpul! Ada jalang disini!" ucap Jehan sembari menatap penuh jijik pada Deira.

"Udah dibayar berapa lo? Bagi-bagi duitnya dong haha! Enak ya bawa mobil mahal ehhh tau-taunya milik om-om! Dasar jalang iuhhh!" ejek Jehan. Ucapan Jehan sontak mereka yang ada disana tertawa mengejek.

"Cewek gak bener lo!" ucap Jehan sembari mendorong bahu Deira.

Deira hanya diam kali ini.

"SAMPAHNYA KELUARIN GUYS!" teriak Jehan. Sontak semua murid mengeluarkan sampah-sampah dan melemparkannya pada Deira.

"HAHAHA! Najis banget gue lihatnya!"

Jehan tersenyum mengejek lalu melipat tangannya di atas dada.

Deira sangat bau, ada yang melemparnya telur busuk dan bekas minuman dan berbagai macam sampah lainnya.

"DEIRA! KAMU KENAPA!" teriak Nasya dengan wajah sedihnya.

"Ck, akting." batin Deira.

Dia menatap malas Nasya.

"Heh Nasya, ko lo baik banget sih ke si Deira? Padahal kan Deira jahat banget sama lo. Punya sahabat ko gitu sih." ucap Jehan.

Nasya menatap tajam Jehan. Tatapan tajan Nasya tersebut banyak yang memujinya imut.

"Apa-apaan sih kamu! Walaupun Deira jahat sama aku tapi dia tetap sahabatku ko! Pokoknya Deira terbaik! Kalian yang jahat!" ucap Nasya sambil melotot gemas.

"Gue ingetin yah Nasya, dimana-mana tuh gak ada sahabat yang kayak Deira. Oh ya lo tau gak? Deira tuh simpanan om-om loh!' ucap Jehan lalu memberikan gambar Deira sedang berpelukan dengan seorang pria yang umurnya lebih jauh dari Deira, dan di sana juga terlihat Deira memakai pakaian seksi.

"Ini bukan Deira! Deira yang aku kenal bukan kayak gini! Ini foto editan!" elak Nasya.

Deira menatap malas drama dihadapannya, "Emang lo kenal gue lebih dalam Nasya? Keluarga gue juga lo gak tau. Dan buat para anjing di hadapan gue. Mending lo semua pergi deh, mual gue liatnya!" ucap Deira.

Sontak semua yang ada disana melotot kala Deira menyebut mereka anjing.

"Enak aja lo manggil gue anjing emang siapa lo hah?!"

Emosi Jehan mulai meledak. Dia menghampiri Deira untuk membalas perkataannya.

Tangan Jehan melayang diatas udara, ternyata tangannya ditahan oleh Denis.

"Pergi kalian semua dari sini. Balik kelas masing-masing! CEPAT!" teriak Denis dengan datar.

Semua kembali ke dalam kelasnya masing-masing karena mereka takut dengan Denis.

Dan hanya ada tiga orang disana yaitu Denis, Deira dan Nasya.

"Kak Denis mau ke kelas? Ayok bareng Nasya. Nasya takut kak." ucap Nasya dengan nada diimut-imutkan.

"Gue mau bolos bareng Deira." ucap Denis lalu menarik tangan Deira pergi.

Nasya hanya diam ditempat dengan menatap kesal ke arah mereka berdua yang mulai menghilang dari pandangannya.

"Anjing lo Deira! Awas aja!" batin Nasya, lalu dia pergi ke kelasnya dengan perasaan kesal.

*
*
*

Deira sudah berganti baju menggunakan kaos kebesaran milik Denis.

Deira kini sedang duduk di motor Denis tepatnya di belakang Denis.

"Pegangan dong say. Nanti lo jatuh, gue alhamdulillah." ucap Denis.

Deira mencabik kesal lalu dia memegang pundak Denis.

"Kalau cewek harusnya pegangan ke perut!" ucap Denis, lalu ia meletakkan tangan kanan Deira ke perutnya lalu dielus olehnya.

Brummmm.....

Deira kaget lalu dengan sontak Deira memeluk Denis.

"Nah gitu aja susah." ejek Denis.

Suasana pagi hari ini mendung, dan tak lama rintikan air hujan mengguyur ke tanah.

Denis dan Deira mereka menjadi basah kuyup karena hujan lumayan lebat.

"Mau berhenti dulu diwarung gak? Hujannya lebat!" ucap Denis dengan suara yang masih didengar oleh Deira.

"Gak. Hujan-hujanan aja. Gue suka." ucap Deira lalu dia merentangkan tangannya menikmati guyuran hujan yang sangat lebat.

"Gue juga suka apa yang lo suka." bisik Denis.

"AAAA!" Deira berteriak kencang.

Denis tersenyum dibalik helmnya, memperhatikan Deira yang menikmati guyuran hujan dari kaca spion.

"Deira Queenly Mehitma." batin Denis lalu tersenyum dibalik helmnya itu.

Mereka masih menikmati guyuran air hujan itu. Canda dan tawa mereka terdengar renyah. Dan Deira terlihat senang saat ini.

Bersambung~~~~

Terima ksih sudah menbaca

Tandai typo!

Jangan lupa votennya ya kakak!

Deira NOT ANTAGONIS! ||  [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang