16장

18 13 0
                                        

☆ ㅤ ❏ ㅤ ⎙ ⌲
ᵛᵒᵗᵉ ᶜᵒᵐᵐᵉⁿᵗ ˢᵃᵛᵉ ˢʰᵃʳᵉ

         Malam semakin larut, Sung Woon mengantarkan Muti sampai keluar dari rumah sakit. Meski staf menolak ia tetap keluar dan berjanji akan baik-baik saja.

"Masuklah, kau tak perlu mengantarku sejauh ini," kata Muti berbalik menatapnya.

"Kau kan pacar ku, aku harus mengantarkan mu." Muti mengerutkan dahi mendengarnya.

"Ya! Kita hanya berpura-pura! Kita tak perlu berpura-pura jika tidak di sekolah!" sahut Muti menatapnya kesal.

"Arraso! Palli," ucap Sung Woon mendorong bahunya dengan lengan kanan untuk Muti kembali berjalan.

"Tak perlu, aku bisa pergi sendiri. Kau masuk saja."

"Kau marah?"

"Aniyo, aku akan pergi sendiri. Lagipula, Seung Eon sudah menunggu ku di halte."

"Seung Eon?..." kata Sung Woon dengan pelan.

"Wae?" tanya Muti tak mendengarnya.

"Geurae! Cepat pergi dari hadapanku! Jangan datang lagi!" sahut Sung Woon tampak kesal. Muti mengerutkan keningnya heran.

"Apa-apaan? Yasudah, aku pergi dulu." Muti melambaikan tangannya sambil tersenyum. "Ittaboja!" sahutnya ia segera berbalik dan berlari kecil menuju halte.

Sung Woon menatap kepergian nya, tidak sempat mengucapkan apapun lagi. Terlihat dari kejauhan, Muti menggandeng Seung Eon dengan ceria memasuki Bus.

"Ahh, menyebalkan!" gumam Sung Woon dan berbalik kembali menuju area rumah sakit.

"Ya! Kau cemburu ya?" tanya Do Ha yang tiba-tiba ada di hadapannya, entah sejak kapan ia disana.

"Jangan ikut campur, mengapa kau disini?" tanya Sung Woon berjalan melewatinya.

"Tentu saja menjenguk mu, menamani mu."

"Sudah ku bilang aku bisa sendiri, pulanglah," kata Sung Woon tidak peduli. Do Ha hanya tersenyum manis dan mengikutinya saja.

"Ayolah jangan sungkan, kita kan sepupu. Sedari kecil kita suka tidur bersama," ucap Do Ha merangkulnya, ia mengambil alih tabung infusnya.

"Nada mu itu menjijikan, kau tidak menyimpang bukan?" tanya Sung Woon curiga. Do Ha tampak tertawa lepas mendengarnya.

✦✦✦

      Muti dan Seung Eon telah turun dari Bus, keduanya melanjutkan perjalanan menuju rumah karena bus tidak lewat ke arah sana.

"Kau bilang ada yang mau di katakan tadi?" tanya Muti menoleh penasaran. Seung Eon tampak menggaruk tengkuknya terasa bingung, ia menghentikan langkahnya.

"Ini tentang...menjadi idol." Muti mengerutkan keningnya, Seung Eon tampak sendu dan menunduk.

"Wae geurae? Kenapa tentang menjadi idol? Kau akan menyerah lagi? Ya! Sudah ku bilang kau akan menjadi idol, kenapa kau menyerah seperti itu?!" tanya Muti menatapnya dengan marah.

"Ya! Seung Eon-ah!" Muti menyentuh kedua bahunya dengan khawatir.

"Aku di terima," ucap Seung Eon mengangkat wajahnya. Muti tampak bingung tidak mengerti.

"Mwo?"

"Aku berhasil menjadi anggota debut, ya! Aku akan segera debut!" seru Seung Eon dengan tampang kegirangan. Muti tampak menatap tidak percaya dan terkekeh sendiri.

"Geurae, kau akan segera debut. Jangan cemas."

"Aku serius, tidakkah kau percaya? Aku akan segera debut!" Seung Eon menunjukan sebuah pengumuman dan daftar nama-nama yang akan debut.

Langit Yang Sama (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang