☆ ㅤ ❏ ㅤ ⎙ ⌲
ᵛᵒᵗᵉ ᶜᵒᵐᵐᵉⁿᵗ ˢᵃᵛᵉ ˢʰᵃʳᵉ
"Sekarang hapus," kata Sung Woon mengembalikan ponsel Muti. Muti menatap kedua lututnya yang sudah tertutup rapi oleh perban.
Ia segera mengambil ponselnya dan membuka PIN, ia menoleh pada Sung Woon dan menghela nafas.
"Tunggu apa?" tanya Sung Woon. Muti segera menghapus foto-foto Sung Woon di ponselnya.
"Puas?" tanya Muti membuat Sung Woon mengangguk-angguk dengan senang.
"Tunggu disini, nanti aku beritahu wali kelas mu. Kalau kau sakit," kata Sung Woon.
"Tidak apa-apa, aku bisa masuk kelas. Lagi pula hanya lutut ku yang sakit bukan tangan,"
"Tunggu saja disini, pengaruh ku sangat besar sebagai ketua OSIS. Jika aku yang meminta-"
"Ne, gamsahamnida." potong Muti dengan menunduk hormat, serta wajah malas membuat Sung Woon tersenyum dan mengangguk-angguk ia segera berdiri dan berjalan meninggalkan nya.
"Dia sungguh tukang pamer ya," gumam Muti geleng-geleng kepala menatap kepergian Sung Woon.
✦✦✦
Saat bell istirahat tiba, Seung Eon segera berlari menuju UKS ia membuka pintu dan melihat Muti yang tengah bersandar di dinding, tepatnya di atas brankar dengan kaki selonjoran.
"Wae geurae?" tanya Seung Eon menghampirinya.
"Seung Eon-ah appo," ucap Muti meringis menatap kedua lututnya.
"Sebenarnya kau kemana saja selagi izin ke toilet? Kenapa tidak kembali lagi?"
"Aku terjatuh, Park Sung Woon menolong ku." jawab Muti seadanya. Seung Eon menghela nafas panjang.
"Sejak kapan kau mengenalnya?"
"Mwo? Sejak tadi, dia sangat kejam meneteskan alkohol di luka nya. Sakit..."
"Tunggu disini, aku akan ambil kotak makan siang mu."
"Geurae," ucap Muti membiarkan Seung Eon berjalan meninggalkan nya kembali.
Beberapa menit setelah kepergian nya, Hyewon mengirim pesan. Muti membuka ponselnya dan menatap pesan itu.
Belikan makana ini,
jangan sampai salah beli. Aku tunggu disini, sepulang sekolah.
"Apa maksudnya banyak sekali list yang harus di beli," tutur Muti dengan terkejut. Ia juga melihat lokasi yang di kirimkan oleh Hyewon.
"Kenapa dia meminta ku menemui nya disini? Tempat apa ini?" tanya Muti melihat peta di ponselnya.
"Aah, mereka benar-benar memerasku," gumamnya dengan menghela nafas berat.
"Kim Muti!" seru seseorang membuat nya mengalihkan pandangan dari ponsel.
"Ahn Yuju! Annyeong!" sahut Muti melambaikan tangannya. Yuju tersenyum dan berjalan menghampirinya dengan satu kantong plastik putih di tangannya.
"Aku tadi ke kelas mu, Seung Eon bilang dia ada pertemuan sama club sepak bola nya. Jadi, dia meminta ku untuk mengantarkan ini." kata Yuju memberikan kantong plastik putih itu pada Muti.
Muti segera melihatnya, disana ada susu stroberi dan Sandwich. "Oh? Ini bukan kotak makan ku," kata Muti membuat Yuju menatap nya heran.
"Benarkah? Apa Seung Eon salah?" tanya Yuju.
"Mungkin dia menggantinya. Tidak apa-apa, terimakasih Yuju." jawab Muti tersenyum manis dan segera menyantap makannya.
"Apa kau sudah makan siang?" tanya Muti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Yang Sama (END)
Fiksi RemajaFiuh, masa remaja ya?... Terlintas beberapa moment yang menyenangkan di usia belasan tahun, masa sekolah. Masa yang menyenangkan tidak akan pernah terulang lagi. Muti berniat kembali ke Korea dan mencoba beradaptasi di penghujung kelas SMA, bertemu...
