☆ ㅤ ❏ ㅤ ⎙ ⌲
ᵛᵒᵗᵉ ᶜᵒᵐᵐᵉⁿᵗ ˢᵃᵛᵉ ˢʰᵃʳᵉ
Pada hari kelulusan, semua tingkat akhir SMU menerima penghargaan mereka di dampingi para orang tua dan menerima hadiah lainnya sebagai bentuk apresiasi terhadap anak-anak nya yang sudah belajar keras untuk bisa lulus.
Kim Muti baru saja keluar dari ruang guru, ia selesai berpamitan dengan mereka. Kedua orang tuanya pun datang dari Indonesia ikut serta berpartisipasi untuk menghadiri acara kelulusan.
Halmeoni dan Harabeoji memberi selamat padanya dengan turut bahagia, mereka mengambil foto keluarga di depan gedung sekolah.
"Uri Muti-neun naeil jim-eul ssaya haeseo uri ppalli jibe gaya hae.." (Muti besok harus berkemas jadi kami harus pulang lebih awal.) kata ayah.
"Baiklah, aku bisa pulang sendiri."
"Hati-hati ya," kata Nenek membuat Muti mengangguk dan melambaikan tangannya menatap punggung mereka yang menjauh.
"Kim Muti!" seru Han Yuju mendekat membuat Muti tersenyum. Keduanya duduk di kursi panjang tepi lapangan.
"Joreop chukahae!," (selamat atas kelulusanmu.) kata Yuju memberikan sebuah kotak kecil pada nya.
"Neo-do joreop chukahae! Geunde ige mwo-ya?" (Selamat atas kelulusanmu juga, apa ini?) tanya Muti menerima itu dengan sopan.
"Neo-eul wihan seonmul," (Hadiah untukmu,)
"Seonmul?" tanya Muti dengan raut wajah senang, "Gomawo,"
Yuju mengangguk dengan tersenyum manis, "Ku dengar kau akan kembali ke Indonesia. Aku ingin berterimakasih atas bantuan mu selama ini, terimakasih juga sudah menjadi teman ku."
Muti terdiam mendengarnya sedikit sedih mendengar hal itu tapi juga bahagia karena mempunyai teman yang sangat baik.
"Kita bisa saling berkirim kabar kan?" tanya Muti dengan sangat berharap.
"Tentu saja, hubungi aku di media sosial." jawab Yuju terdengar penuh semangat.
"Yuju-ya! Kajja!" seru seorang wanita dari kejauhan membuat keduanya menoleh.
"Ah, itu kakak ku. Sampai jumpa Kim Muti," kata Yuju segera berdiri diikuti Muti.
"Ne, neomu kamshae!" seru Muti keduanya saling menunduk mengucapkan salam perpisahan. Yuju berjalan meninggalkan nya, mungkin ini kali terakhir keduanya mengobrol secara langsung.
✦✦✦
Kim Muti memasuki kelas, menatap seisi kelas yang kosong. Di papan tulis banyak tulisan ucapan selamat dan selamat tinggal dari murid-murid kelas. Ia pun mengambil spidol dan menuliskan sesuatu disana. Lalu memotretnya dengan kamera ponsel untuk menjadi kenang-kenangan di lain waktu.
"Ya Kim Muti!!" terus Jang Hyewon memasuki kelas menatap Muti dengan tatapan sinis, begitupun dengan Choi Yena dan Park So Jung.
"Eoni!!" seru Muti merentangkan kedua lengannya memeluk mereka bertiga.
"Urihante insado an hago gal geoya?" (Apa kau akan pergi tanpa berpamitan pada kami?) tanya So Jung berkacak pinggang.
"Jal moreugesseo… nan uri chingurago saenggakhaenneunde." (Entahlah, kukira kita berteman,) seru Yena melipat kedua tangannya di depan.
"Aey, aljana. Na insaryeogo han geoya." (Eyy ayolah, aku berniat berpamitan kok.) ucap Muti tersenyum manis.
"Geojismal!," (pembohong,) kata Yena menyipitkan kedua matanya.
"Jinjjayo Eoniii," sahut Muti meyakinkan.
"Kenapa kau kembali ke sana?" tanya Hyewon.
"Geunyang...orangtua ku ingin aku pulang kesana," jawab Muti seadanya.
"Ini, hadiah dari kami." ucap So Jung memberikan sebuah kotak hadiah padanya.
"Uwaaah, kenapa kalian repot-repot membelikannya? Aku merasa tidak enak," kata Muti tersenyum tipis.
"Tidak apa-apa, terimalah. Sebagai bentuk terimakasih." kata Hyewon.
"Hm! Jangan lupakan kita ya," kata Yena hampir membuat ekspresi menangis.
"Eoni...neomu kamshae!" ucap Muti menunduk menahan air mata, ketiganya berpelukan melepaskan salam perpisahan.
"Modeun geos-e jeongmal gomawo," (Kami sangat berterima kasih atas semuanya.) ucap Yena menyeka air matanya yang menetes di pipi.
"Jeohui-ga han illo jeongmal mianhaeyo. Yongseohae juseyo," (Maafkan kami atas apa yang kami lakukan padamu,) kata So Jung yang sejak tadi berkaca-kaca.
"Neo daedanhe. Modeun il-eseo choegoga doel georago hwaksinhae.." (Kamu hebat. Aku yakin kamu akan menjadi yang terbaik dalam segala hal.) tutur Hyewon membuat Muti meneteskan air matanya.
"Modu gamsahamnida, itji angetseumnida." (Terimakasih semuanya, saya tidak akan melupakan kalian.)
✦✦✦
Para murid masih berada di lingkungan sekolah, sekedar bercanda tawa dengan teman-teman untuk kali terakhir, mengucapkan salam perpisahan, menangis dan tertawa untuk kali terakhir, dan membuat kenangan untuk kali terakhir.
Di halaman belakang sekolah, kelas yang di pimpin Park Sung Woon tampak masih berkeliaran untuk foto bersama, ia sibuk mengumpulkan teman-teman nya.
"Jogeumman joyonghi haejullae? Chulseok hwagin jung-iya," (Bisakah kalian diam sebentar? Aku sedang mengabsen,) seru Sung Woon tapi tidak ada yang mendengarkan, mereka sibuk mengobrol.
Ada yang terus merapikan penampilan, menunjukan bakat, berfoto-foto sendiri, dsb.
"Sudah ku bilang gerakannya begini," kata Young Ji menunjukan gerakan dance cumi-cumi.
"Ya! Itu terlihat mengerikan!" seru Seung Eon.
"Tapi bagus kan?" tanya Young Ji.
"Gerakan seperti ini lebih baik," sahut Kyumin meniru gerakan robot, mereka saling menertawakan.
"Kau melihat Kim Muti?" tanya Sung Woon menghampiri Mone.
"Ani, tadi dia bersama orang tuanya." jawab Mone sambil menatap cermin merapikan poni. Sung Woon mencoba menghubungi Muti lewat ponselnya.
"Oi! Kita jadi berfoto tidak?" tanya Minju.
"Sebentar lagi, belum berkumpul semuanya!" sahut Sung Woon frustasi.
Muti tersenyum dan menghampiri mereka, Sung Woon segera mengatur barisan dan memposisikan kamera dengan benar. Setelah siap dengan timer nya ia segera berlari ke samping Seung Eon di barisan laki-laki yang berada di belakang.
"Ya! Palli!" seru Young Ji.
"Hana...dul...ses.."
"An-yeong!!~~"
✫END✫
See you next time.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Yang Sama (END)
Fiksi RemajaFiuh, masa remaja ya?... Terlintas beberapa moment yang menyenangkan di usia belasan tahun, masa sekolah. Masa yang menyenangkan tidak akan pernah terulang lagi. Muti berniat kembali ke Korea dan mencoba beradaptasi di penghujung kelas SMA, bertemu...
