PROLOG

80 4 0
                                    

Selamat datang dan selamat membaca🤍

🦋

Seorang lelaki bangkit dari rebahannya. Lelaki itu berjalan ke luar kamar dan pergi ke dapur berniat untuk mengambil air minum karena air di kamarnya habis.

Saat menuruni tangga, langkah kakinya sempat terhenti saat mendengar suara bising. Lelaki itu melangkah lagi menuruni tangga untuk sampai di samping pintu kamar yang terbuka sedikit.

"Nyerah? Lemah!"

Plak!

"Cukup!"

"Kamu lemah! Bisanya cuma nyerah di tengah jalan tanpa pernah mencoba melangkah lebih jauh!"

"AKU BILANG CUKUP!"

"Alasan kamu tadi apa? Karena aku? Basi! Dari dulu alasan kamu selalu sama. Mau sampai kapan kamu kaya gini, hah? Mau sampai kapan kamu jadiin aku alasan biar kita pisah?"

"KAMU GAK NGERTI!"

"Aku gak ngerti apa?! Bilang sama aku sekarang!"

Lelaki itu tak mendengar suara lagi. Tubuhnya lemas dan kakinya tidak dapat menopang tubuhnya lagi. Dia menyandarkan tubuhnya pada tembok dengan wajah menadah menatap ke langit-langit ruang tamu dengan pandangan kosong.

"Aku capek, aku pengen pisah"

"Kenapa kamu pengen pisah sama aku?"

"Karna kamu selingkuh!"

"Kamu bahkan tau dengan baik jadwal kerja aku, rutinitas aku, dan apapun itu kamu selalu tau karna aku selalu bilang sama kamu. Bagian mananya aku selingkuh?"

"Selingkuh itu gak semuanya tentang kamu berkontak fisik sama dia, Bang. Gak semua bentuk selingkuh yang di maksud itu sama!"

"Jelasin!"

"Kamu selingkuh dengan cara kamu yang terus-menerus mikirin dia, kangenin dia dan berharap kalian balik! Jangan kira aku gak tau, sedari awal kita nikah bahkan sampai detik ini aku udah tau! Kamu yang gak pernah berharap pernikahan kita terjadi. Kamu yang seharusnya menikah dengan dia, wanita yang kamu impikan menjadi pendamping kamu seumur hidup. Dan kamu yang masih mencintai dia sampai detik ini!"

"Siapa 'dia' yang kamu maksud?"

"Mantan kamu. Aku tau semuanya. Bahkan sampai detik ini pun kamu masih nyimpen foto kalian berdua"

"Jadi ini alasan kamu sedari awal kita menikah gak pernah mau bergantung sama aku?"

"Ya, karena kamu bajingan. Bajingan yang bikin aku harus mandiri. Mandiri menghadapi keluarga kamu sendirian karena kamu gak pernah datang mendampingi aku sehingga keluarga kamu menganggap bahwa hubungan kita tidak pernah baik-baik aja walaupun itu memang kenyataannya. Selain itu aku juga harus mandiri memenuhi keinginan saat-saat aku hamil anak kita, mandiri ngurus anak sendiri, mandiri melewati masa-masa baby blues sendiri dan mandiri dalam mencintai kamu"

"Kenapa kamu gak pernah bilang sama aku dari awal?"

"Buat apa? Bukannya sedari awal kita menikah perhatian kamu hanya di berikan pada wanita itu? Buat apa juga aku bilang? Memang kamu bakal berubah menjadi lebih baik? Jadi lebih memperhatikan aku dan anakku?"

"Kenapa kamu ngomong seolah-olah aku gak bakal perhatiin kamu dan anak kita?"

"Anak aku, bukan anak kamu!"

"Gak usah bahas itu! Jawab aja pertanyaan aku!"

"Aku tau setiap malam kamu selalu mikirin dia, aku tau kamu masih chatting-an sama mantan kamu itu dan aku juga tau kalian sering ketemu di rumah keluarga kamu! Kamu selalu menghindari pergi ke rumah keluarga kamu sama aku, sedangkan kamu selalu pergi ke sana sama mantan kamu. Aku ini istri kamu, wanita yang kamu nikahi tujuh belas tahun yang lalu. Lantas mengapa sekarang aku terlihat seperti seorang istri yang hanya ada di atas kertas?"

Terdengar isakan yang terdengar menyedihkan dan cukup menggores hati seseorang di balik tembok yang sedang menahan diri agar tidak menimbulkan suara apapun.

"Aku, aku itu dulu bukan anak yang mandiri, bukan juga anak yang manja. Tapi sedari kecil Papa selalu pastiin aku dapet semua perhatiannya karena Mama gak pernah perduliin aku. Tapi sebanyak apapun perhatian yang Papa berikan ke aku, aku tetap butuh perhatian seorang Mama. Aku anak pertama, yang gak pernah di perhatiin sama Mamaku yang gak pernah di perhatiin sama orang sekitarku. Dengan menikahnya aku sama kamu, aku selalu berharap inner child yang gak pernah aku rasakan saat kecil bisa aku rasakan saat sama kamu. Aku selalu berharap bisa mencurahkan isi hati aku sama kamu setiap saat, bercerita keseharianku bagaimana, bagaimana masa lalu aku dan mengobrol tentang masa depan yang kita inginkan.

Aku berharap apa yang gak pernah aku dapatkan sebelumnya bisa aku dapatnya dari kamu. Tapi nyatanya apa? Kamu bahkan gak pernah perduli sama aku. Kamu jadiin aku sebagai istri pajangan supaya kamu tidak terlihat sendiri setelah pisah sama mantan kamu. Lagipula, bukannya seharusnya kamu seneng aku minta pisah, karena mantan yang masih kamu cintai sampai detik ini udah resmi bercerai sama suaminya"

Lelaki yang masih menguping di dekat tangga itu mengepalkan tangannya dengan mata memerah. Dia berjalan menaiki tangga lagi dan membuka ponselnya mencari tau siapa yang di maksud oleh mereka berdua tadi.

Matanya menajam, dan dendam mulai menghinggapi dadanya saat menatap potret dua orang wanita yang tersenyum dengan berita yang cukup menghebohkan.

Lelaki itu berjanji, akan membuat dua orang wanita jalang itu menderita karena membuat seseorang yang berharga di hidupnya merasakan kepedihan seorang diri.

🦋

25 September 2023

ALVARESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang