☁️ | DUA

92 13 8
                                    

Happy Reading. ☁️✨

Angkasa bernafas lega saat melihat gerbang SMA Garuda masih terbuka lebar. Cowok itu langsung saja menjalankan motor nya masuk ke dalam sekolah lalu memarkirkan nya di parkiran. Setelah memarkirkan motornya, Angkasa pun berjalan cepat untuk masuk ke dalam sekolah yang sudah ramai. Ia berjalan dengan sedikit berlari menyusuri koridor menuju ke kelas nya. Tak butuh waktu yang lama, Angkasa akhirnya sampai di kelas nya, XI IPA 2. Angkasa langsung saja masuk ke dalam kelas yang sudah cukup ramai, cowok itu kemudian berjalan menuju bangku nya yang di sebelah nya sudah ada seorang pemuda yang tengah sibuk mengerjakan sesuatu.

Angkasa mendudukkan diri nya di atas bangku. Cowok itu menghembuskan nafasnya pelan lalu menatap ke arah sahabat nya yang duduk di sebelah nya.

"Lo lagi ngerjain apaan, Ka?" tanya Angkasa sembari melihat apa yang sedang di kerjakan oleh Atlas Taraka di bukunya.

Atlas menatap singkat ke arah sahabat nya, cowok itu lalu kembali sibuk ke pekerjaan nya. "Lagi nyalin catatan fisika minggu lalu." jawab Atlas.

"Btw, tumben lo telat, Sa." Atlas balik bertanya kepadanya Angkasa yang kebetulan sekali terlambat datang pagi ini.

Angkasa mengangkat bahunya, "Ketiduran di sofa gue, alarm gue di kamar."

Atlas menggeleng kan kepalanya, cowok itu kemudian buru-buru menyelesaikan catatan nya karena sebentar lagi guru fisika akan segera datang dan mengajar jam pertama di kelas mereka. Angkasa sendiri sudah sibuk dengan handphone nya sembari menunggu guru masuk ke kelas mereka.

Benar saja, tak butuh waktu lama setelah bel masuk kelas berbunyi, guru fisika yang bertugas untuk mengajar di kelas mereka sudah datang dengan beberapa kertas dan buku di tangannya. Guru itu masuk ke dalam kelas seraya mengucap salam. Pria paruh baya yang menjabat sebagai guru fisika itu duduk di kursi guru seraya menatap satu persatu siswa-siswi kelas XI IPA 2. Hal itu berhasil membuat seluruh siswa-siswi menjadi deg-degan dan menebak apa yang akan terjadi setelah ini.

"Siapkan kertas nya, untuk ulangan harian." ujar sang guru fisika.

Bahu siswa-siswi kelas XI IPA 2 merosot lesu, Angkasa sendiri mengangkat bahunya acuh. Sedangkan Atlas sudah merutuki sang guru yang tiba-tiba mengadakan ulangan harian secara mendadak.

"Masih pagi Ya Allah. Otak gue belum siap." gumam Atlas yang di dengar oleh Angkasa. Angkasa sendiri hanya tertawa kecil mendengar gumaman sahabat nya juga teman-teman kelas nya.

****

Setelah melaksanakan ulangan harian fisika secara mendadak, bel istirahat berbunyi dengan nyaring yang membuat seluruh siswa-siswi bisa bernafas lega. Mereka pun kemudian mengumpulkan kertas ulangan dan berjalan keluar dari kelas menuju ke kantin untuk mendinginkan otak.

Angkasa berjalan beriringan bersama Atlas menuju ke arah kantin. Kedua cowok itu berjalan dengan acuh tanpa mempedulikan tatapan kagum dari orang-orang yang mereka lewati selama perjalanan menuju ke kantin.

Kantin sekolah ini terlihat sangat ramai dan penuh, Atlas menatap sekitar nya untuk mencari tempat yang kosong untuk mereka duduk. Setelah menemukan tempat kosong yang berada di pojok dekat dengan taman, kedua cowok itu langsung berjalan ke sana. Angkasa duduk di bangku yang kosong lalu mengeluarkan handphone nya.

"Lo pesan apaan, Sa?" tanya Atlas sebelum pergi memesan makanan.

Angkasa terdiam beberapa saat. "Nasgor aja dah sama es teh."

Atlas mengangguk, cowok itu lalu berjalan pergi untuk memesan makanan. Sedangkan Angkasa sudah fokus bermain game di handphone nya.

Beberapa menit berlalu, Akhirnya Atlas datang dengan membawa nampan yang berisi pesanan mereka berdua. Angkasa langsung mematikan handphone nya dan mengambil sepiring nasi goreng miliknya dan juga segelas es teh. Kedua cowok itu kemudian langsung saja memakan makanan mereka dengan tenang.

Angkasa selesai makan duluan, cowok itu berpamitan kepada Atlas untuk menuju perpus dan menitipkan uang untuk membayar pesanan nya kepada Atlas.

"Gue duluan ya, Ka. Mau ke perpus minjem buku." ucap Angkasa lalu melenggang pergi meninggalkan Atlas yang masih fokus makan.

Atlas mengangguk menanggapi ucapan Angkasa, cowok itu kemudian mengambil uang yang di titipkan Angkasa dan meletakkan nya di saku. Tiba-tiba saja datang seorang gadis dengan rambut yang tergerai menghampiri Atlas.

"Parah sih, ke kantin nggak ngajak-ngajak." ucap gadis itu seraya duduk di bangku dan memakan cilok pesanan nya.

Atlas menatap gadis di depan nya itu dengan tatapan lembut. "Ya maaf, orang kelas lo tadi kan masih ada gurunya, lama pula." tutur Atlas lembut seraya mengusap pelan surai hitam legam milik gadis itu.

"Iya deh." gadis itu mengangguk.

Angkasa berjalan pelan menyusuri koridor menuju ke perpustakaan. Tak butuh waktu yang lama, Angkasa sudah sampai di perpustakaan. Untung saja, jarak dari kantin menuju ke perpustakaan cukup dekat, jadi tak perlu waktu lama untuk sampai. Angkasa masuk ke dalam perpustakaan dan mulai menyusuri rak buku untuk mencari buku yang ia cari.

Saat ia tengah fokus mencari buku. Tiba-tiba saja bahu nya di tabrak oleh orang di sebelah nya. Angkasa langsung mengalihkan perhatian nya kepada seseorang di sebelah nya.

Tatapan Angkasa terpaku pada seorang gadis manis dengan kacamata serta rambut hitam legam yang di kuncir. Gadis itu juga tak sengaja menatap mata Angkasa, entah kenapa ia merasa aneh dengan tatapan dari Angkasa. Dan mata biru gelap milik Angkasa berhasil menarik perhatian nya.

"Maaf gue nggak sengaja nabrak lo." ucap gadis itu meminta maaf.

Angkasa kembali sadar dari keterdiamannya, cowok itu kemudian menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Iya gak papa, sorry juga gue udah nabrak lo tadi."

Gadis itu mengangguk kemudian langsung saja melenggang pergi dari sana. Angkasa sendiri menatap kepergian gadis itu, ada getaran aneh di hatinya saat melihat gadis dengan kacamata itu. Cowok itu kemudian langsung mengambil buku yang ia cari dan berjalan keluar dari perpustakaan setelah mendaftarkan buku yang ia pinjam kepada petugas perpustakaan.

Angkasa berjalan cepat menuju ke kelas nya karena bel masuk sudah berbunyi.
Jarak dari perpustakaan ke kelas nya itu cukup jauh, berbeda dengan jarak dari kantin menuju ke perpustakaan yang cukup dekat.

Tujuh menit kemudian, Angkasa sampai di kelas nya dengan nafas yang tak beraturan. Cowok itu bernafas lega saat belum menemukan tanda-tanda ada guru di kelas nya. Angkasa langsung saja masuk ke dalam kelas dan duduk di bangku nya. Di sebelah nya, Atlas tengah fokus memainkan handphone nya. Angkasa tak sengaja menatap apa yang sedang di lakukan oleh Atlas.

Angkasa memutar bola matanya malas. "Bucin mulu lo berdua."

Atlas tak menghiraukan ucapan Angkasa, cowok itu tetap sibuk membalas chat dari gadis yang menjabat sebagai pacarnya. Gadis yang mendatangi nya saat di kantin tadi.

TBC.

JANGAN LUPA TINGGALIN VOTE & KOMENT GUYS! TERIMAKASIH 🖤🙏

TANDAI TYPO ✍️

10 Oktober 2024
@Januari11_

Memeluk Angkasa || On Going Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang