☁️ | TIGA

73 12 2
                                    

Happy Reading. ☁️🌙

Hujan turun rintik-rintik membasahi bumi sore ini. Di rumah Angkasa sekarang terasa ramai karena keributan ketiga insan manusia yang tengah bercanda tawa bersama. Angkasa datang membawa nampan berisi coklat panas untuk kedua teman nya yang sedang bertamu ke rumah nya. Kedua temannya adalah Atlas dan pacarnya sekaligus teman dari Angkasa, yaitu Luna Dania.

Angkasa meletakkan coklat panas itu di atas meja, kemudian ia kembali membuka buku pelajaran dan melanjutkan mengerjakan tugas bersama Atlas dan Luna.

"Eh, Sa, ini gimana ngerjain nya dah? Otak gue nggak nyampe dari tadi." tanya Atlas kepada Angkasa seraya menunjukan satu soal di buku cetaknya.

Angkasa melihat soal yang di tunjukkan oleh Atlas. Beberapa saat kemudian, Angkasa mengangguk, cowok itu lalu menjelaskan bagaimana cara dan maksud dari soal itu kepada Atlas dan Luna yang sama-sama masih bingung dengan soal tersebut.

"Gimana, paham kagak lo berdua?" ujar Angkasa seraya menatap kedua temannya.

Atlas dan Luna mengangguk serentak. "Udah gue paham gue, Sa." tutur Luna.

Atlas tersenyum lembut lalu mengusap surai hitam milik Luna. Angkasa yang melihat itu memutar bola matanya malas melihat kebucinan kedua teman nya ini. Tanpa mempedulikan Atlas dan Luna, Angkasa kembali melanjutkan mengerjakan tugas nya hingga selesai.

Kurang lebih selama hampir satu jam lebih mereka mengerjakan tugas tersebut. Angkasa meregangkan otot-otot nya yang terasa keram, cowok itu kemudian meminum coklat panas nya hingga tersisa setengah, begitupun dengan Atlas dan Luna. Setelah selesai mengerjakan tugas tersebut, ketiga manusia itu kemudian duduk bersama di ruang tamu sembari bercanda gurau menghabiskan waktu, di luar sana hujan masih turun, Atlas dan Luna memutuskan untuk pulang, namun menunggu hujan reda terlebih dahulu.

Saat tengah tertawa bersama kedua temannya, Angkasa tiba-tiba saja teringat tentang seorang gadis yang ia temui di perpustakaan tadi. Cowok itu terdiam beberapa saat, membuat Atlas dan Luna sedikit kebingungan.

"Kenapa lo, Sa?" tanya Atlas.

Angkasa menatap ke arah Atlas lalu ke arah Luna. "Gue mau nanya sama kalian."

"Nanya apaan?" ujar Luna yang di angguki oleh Atlas.

Angkasa menghembuskan nafasnya sebelum berucap,

"Lo pada kenal sama cewek kacamata yang rambutnya suka di kuncir itu?" tutur Angkasa yang membuat Atlas dan Luna saling memandang.

"Cewek kacamata, rambutnya di kuncir, kek kenal gue." ucap Atlas dengan alis yang tertaut.

Mata Luna berbinar saat mengingat sesuatu setelah mendengar ucapan Angkasa, cewek itu langsung membuka handphone nya dan mencari sesuatu.

"Cewek yang ini?" tanya Luna sembari menunjukkan handphone nya yang terpampang foto seorang gadis yang di tanyakan oleh Angkasa.

Angkasa mengangguk cepat. "Iya yang itu, lo kenal Lun?"

Luna mengangguk cepat. "Ya kenal lah, orang dia temen gue kok. Kita duduk nya sebelahan di kelas."

Atlas memicingkan matanya. "Kenapa lo nanyain dia? Suka lo ya?!" heboh Atlas.

"Akhirnya! Bule gadungan kita akhirnya suka sama cewek." teriak Luna.

Angkasa menutup kedua telinganya mendengar teriakkan cempreng dari Luna.

"Berisik lo berdua. Nyesel gue tanya." ujar Angkasa.

Atlas menaik turunkan kedua alisnya. "Gak papa kali, Sa. Akhirnya ya, bule gadungan suka sama orang."

Memeluk Angkasa || On Going Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang