Zea Pov
Setelah acara reunian semalam, pagi ini aku kembali pulang ke rumah. Begitu sampai rumah ternyata ada Rozza dan Tante Ita. Mereka akan berpamitan karena akan berangkat ke luar negeri. Nggak tau ada urusan apa.
Aku hanya melengos pergi menuju kamar tanpa menyapanya bahkan menatapnya saja aku tak sudi.
"Zea, dimana rasa hormatmu pada tantemu ?" Bentak papa.
Aku berhenti melangkahkan kakiku dan berbalik menatap Tante Ita.
"Saya hanya akan menghormati mereka yang pantas untuk dihormati" kataku datar.
"ZEAA" Bentak papa lagi.
Kali ini beliau berjalan menghampiriku dengan garang dan tiba-tiba...
Plakkk..
Rasa panas menjalar di pipiku. Beberapa detik kemudian aku menatap papa sambil tersenyum manis meraih tangannya dan ku cium punggung tangannya.
Papa sempat bingung dengan apa yang ku lakukan. Kemudian aku berjalan keluar rumah lagi tanpa menoleh meskipun papa meneriaki namaku.
Kali ini aku menggunakan mobil menuju Serenity kembali. Dengan mata memerah aku mengendarai mobil dengan ugal-ugalan. Aku memaki-maki pengendara lain yang menghambat jalanku.
Perjalanan yang biasanya ku tempuh 20 menit dengan kecepatan standar, kini hanya ku tempuh selama 10 menit saja.
Sampai di rumah aku langsung menuju kamar dengan sempoyongan, ku lepas jaketku dan ku buang sembarangan hingga terpampang banyak bekas luka di lenganku.Sampai kamar, aku mengunci pintu dan aku mulai kehilangan kendali atas diriku sendiri.
Galang Pov
Pagi itu aku langsung menuju rumah Agatha. Aku dan Alfin memang sudah biasa datang ke rumah Agatha karena rumah kami saling berdekatan hanya terpisahkan beberapa komplek.
Ketika aku datang, Agatha ternyata baru saja bangun tidur. Astaga anak ini.
"Ini jam berapa anjir, ngapain pagi-pagi kesini ?" Tanya Agatha.
"Gila lo, cewek jam segini baru bangun. Mandi dulu sana" kataku ke Agatha.
Sepuluh menit kemudian....
Agatha masih terlihat memakai baju tidurnya, aku menatapnya hanya bisa nyengir.
"Lo nggak mandi Tha ?" Tanyaku.
"Halah itu nanti saja, gue cuci muka sama gosok gigi aja udah cantik. Mandinya bisa di skip nanti saja. Kenapa kenapa, ada apa gerangan pagi-pagi sudah sampai sini ?"
Aku hanya menggelengkan kepala melihat tingkah tambahannya Agatha.
"Gue mau nanya soal Zea. Sejak kapan Zea punya luka begitu banyak di lengannya ? Semalam gue sempet melihatnya karna lengan cardi nya belum dia turunkan selepas dia dari kamar mandi. Gue sempet mau nanya tapi gue urungkan karena mendadak wajah Zea pucat dan seperti ketakutan. Makanya gue nanya sama lo mengenai ini. Zea kenapa ?" Tanyaku.
"Mungkin lo harus tau tentang ini. Zea terdiagnosis Anxiety type Post Traumatic Stress Disorder. Zea telah melakukan percobaan bunuh diri sebanyak 2 kali.."
"Tunggu dulu Tha ? Zea mencoba bunuh diri ? Kog gue nggak tau, lo nggak cerita sama gue. Gila lo" kataku menyerobot perkataan Agatha.
"Dengerin dulu bangsat, lama-lama gue tampol juga lo"
Flashback On...
Author Pov
Setelah lulus SMA Zea memutuskannya untuk melanjutkan pendidikannya di kota lain. Berhubung sekolah Zea berada di kota dimana ada saudara papanya yang tinggal di daerah itu maka papanya memutuskan untuk menitipkan Zea di saudaranya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANXIETY
NonfiksiZea Moxie adalah korban pelecehan yang membuatnya terdiagnosis anxiety. Namun dia senantiasa berusaha untuk tidak terlihat seperti orang depresi pada umumnya. Zea adalah bukti bahwa manusia itu memiliki 2 sisi yang berbeda. Hingga kembalinya dia ke...