2

6 1 0
                                    

Rael menatap punggung Chika dan Stella yang berjalan menjauh keluar dari stadion. Tanpa sadar seberkas senyum tersungging dibibirnya.

"Woi... cengar cengir cengar cengir kaya kuda lo." Gerry menggeplak bahu Rael yang berdiri disebelahnya.

"Liat Aleta ga?" Rael berjalan menuju locker sambil membuka jerseynya yang basah.

"Lah... bukannya tadi bareng lo?" Gerry mengikuti di belakang Rael.

"Ngambek tadi." Rael menjawab singkat kemudian membuka salah satu locker mengeluarkan baju bersih dari tasnya.

"Ngambek mulu. Ga cape lo pacaran sama cewek begitu? Mendingan lo pacaran sama cewek tadi tuh. Kakaknya Stella kan? Ga cuma cantik, tapi pinter juga. Gue yakin deh ga ngambekan tuh cewek." Gerry menimpali lagi.

"Ini lo lagi ngomongin kakaknya Stella si Chika? Chika temen kelas gue? Udah taken kali sama si Loewi." Dante yang baru selesai ganti baju ikut nimbrung pembicaraan Rael dan Gerry.

"Louwi? Anak XI IPS 3" Rael seketika menghentikan aktivitasnya menatap Dante tak percaya. Setaunya Louwi tidak pernah punya pacar yang bertahan lebih dari 2 minggu dan diluar itu juga Loewi terkenal sebagai cowok yang sering one night stand. Chika tidak terlihat sebodoh itu untuk mau berpacaran dengan Louwi.

"Iyalah yang mana lagi di sekolah kita kan cuma ada satu Loewi. Loewi Arias. Btw ngomongin Loewi kalian pada dateng kan besok malem? Mayanlah hiburan, party gratis." Dante merangkul Gerry dan Rael dikiri dan kanannya.

"Tau dah... gue kayanya mau jalan sama Stella." Gerry melepaskan tangan Dante dari pundaknya kemudian masuk ke salah satu ruang ganti yang kosong.

"Pacaran mulu... Bucin..." Dante meneriaki Gerry yang membalasnya dengan mengacungkan jari tengah. "Kalo lo dateng kan? Cewek lo pasti di partynya si Loewi juga kan?" Dante berpaling menghadap Rael yang juga berjalan menuju salah satu ruang ganti yang kosong.

"Hem.." hanya itu jawaban dari Rael.

Sementara itu Chika dan Stella baru saja sampai disamping mobilnya.

"Kok... bisa kamu bareng Rael ci?" Stella dan Chika masuk ke bagian belakang mobil Fortuner yang sedari tadi terparkir di depan stadion.

"Langsung pulang non?" Pak Ujang menyalakan mesin setelah kedua anak majikannya masuk ke mobil.

"Iya pak... agak ngebut ya... keburu mamah pulang. Bandel sih nih pacaran mulu..." Chika mengacuhkan pertanyaan Stella.

"Ih... ci, kok kamu tadi bareng Rael? Kalian saling kenal?" Stella yang belum mendapat jawaban dari kakaknya kembali bertanya.

"Apa sih Stel? Engga aku ga kenal, baru kenalan tadi... lagian udah dibilang jangan lama-lama malah ngilang. Untung ada Rael. Kalo ga ga tau aku mau cari kamu kemana, telepon ga diangkat, wa ga dibales." Chika sedikit mengomel terhadap adiknya yang hanya dibalas cengiran oleh Stella.

"Ya kirain... kan kali aja kalian jadian, terus kita bisa double date deh. Hehe.." Stela tersenyum lebar memamerkan gigi gingsulnya yang terkenal seantero SMA Champion.

"Apaan sih Stel... lagian kan Rael tuh punya pacar. Eh iya... tadi aku liat mereka berantem..." Cika yang kembali teringat awal pertemuannya dengan Rael tadi, Chika menceritakan semuanya kepada Stela yang dengan serius menyimak seolah olah yang sedang dibicarakan adalah berita penting.

"Nah... kan... bisa jadi mereka putus bentar lagi, abis itu Rael jadian deh sama kamu ci..." Stela yang tersenyum sumringah malah mendapat toyoran di kepala dari Cika.

"Ga usah mikir yang aneh-aneh, jangan berekspetadi terlalu tinggi... lagian nih ya, tipe cowok yang aku suka tuh kaya Loewi tuh..." Cika sekarang tersenyum teringat cowok yang sudah disukainya sejak lama, sayangnya orang yang dimaksud tidak pernah mengajaknya pacaran, keduanya memang dekat tapi ya hanya sebagai teman.

"Dih... udah expire kali... udah berapa taun kalian cuma deket-deket doang tanpa jadian, lagian dia tuh playboy dan berengsek... temen aku banyak tuh yang nangis nangis gara-gara tuh cowok." Stella masih tak habis pikir, banyak cowok yang sebenarnya menyukai kakaknya itu, tapi karena Chika terlalu dekat dengan Loewi semuanya mundur teratur.

"Yeee jangan gampang percaya aja kali Stel, barang kali temen kamu aja yang ga bisa terima kenyataan kalo Loewi udah ga suka mereka lagi." Chika masih saja membela Loewi di depan adiknya menyebabkan Stella menyerah dan hanya bisa geleng-geleng kepala.

"Ya ya ya... maksudnya Loewi suddenly lost interest in them the second after he had sex sama mereka kan?" Stela tersenyum mencibir. Sementara Chika tidak lagi menanggapi ocehan adiknya. Chika memang tau, bahkan seisi sekolah tau, gaya pacaran Loewi yang bebas dan sering mengajak pacarnya menginap bersama. Chika melihat tidak ada yang salah dengan itu. Walaupun dirinya belum pernah pacaran, ciuman, apalagi tidur bersama laki-laki, tapi tidak menjadikannya dirinya menghakimi gaya pacaran orang lain. Selama keduanya sama-sama mau ya tidak ada masalah. Satu-satunya yang Chika tidak suka adalah kenapa Loewi tidak pernah mengajaknya pacaran.

Chika menghela nafas. Stella menerima vidio call Gerry dan mulai tertawa tawa, melupakan Chika yang kali ini memastikan headset bluetoothnya sudah terhubung dengan handphonenya kemudian mulai memutar musik dan memasang headset di telinganya.

Chika teringat kejadian pulang sekolah tadi, sebelum Chika pergi ke stadion mengikuti Stella yang tidak mau melewatkan menonton pacarnya tanding. Padahal Gerry cuma jadi penjaga gawang, apa serunya nonton penjaga gawang? Tapi setelah menonton tadi Chika mengakui pacar adiknya itu cukup hebat, tidak satupun tendangan lawan yang membobol gawangnya.

"Hai Chik..." Chika terkejut Loewi berlari ke arahnya, tidak biasanya Loewi menghampirinya di kelas. Selain karena kelas mereka berjauhan alasan lainnya adalah terlalu banyak mantan Loewi di kelas Chika yang rata-rata menaruh dendam pribadi dan selalu menatap Loewi seolah siap mencabik-cabiknya.

"Hei..." Chika yang hendak meninggalkan kelasnya tersenyum kepada Loewi.

"Lo nanti malem minggu kosong ga? Kalo kosong dateng ya ke acara ulang taun gue, nanti gue share loc ke WA lo tempatnya." Loewi memegang sebelah pundak Chika, membuat Chika langsung merasa kalau pipinya memanas. Gak mungkin kan kalau Loewi masih ga sadar juga Chika menyukainya. Setiap kali di dekat Loewi Chika selalu blushing dan salah tingkah, bahkan mengingat Loewi saja Cika bisa senyam senyum sendiri.

"OH MY GOD" Cika berteriak, menyebabkan Stela dan Pak Ujang otomatis menoleh ke arahnya.

"Apaan sih ci? Bikin kaget aja" Stella yang baru saja menyudahi vidio callnya menatap Chika kebingungan.

"Besok malem Loewi ulang taun." Chika sekarang menghadap Stella yang masih menatapnya keheranan.

"Ya terus? Semua orang juga tau kali Loewi ulang taun." Stela seolah tidak tertarik kepalanya menunduk, tangannya memainkan handphonenya.

"Aku diundang ke pesta Loewi, pokoknya kita harus dateng." Chika membalas dengan semangat tidak terpengaruh oleh sikap Stella yang seolah tidak tertarik.

"Plis deh ci... satu sekolah juga diundang kali" Stella memberikan tatapan datar kepada kakaknya, tak percaya sesemangat itu kakaknya cuma karena Loewi mengundangnya ke acara ulang tahun yang bahkan sudah diumumkan di Instagramnya bahwa semua orang boleh datang.

"Ya udah pokoknya kita harus berangkat." Chika sekarang sedang memikirkan harus pakai baju apa, sepatu yang mana, dan gaya rambutnya bagaimana untuk nanti malam.

"Ih kok kita? Kamu aja kali aku males ah..." Stela menolak ajakan kakaknya, dirinya tidak berkepentingan di pesta Loewi, dari pada kesana Stela lebih suka berduaan dengan Gerry.

"Stella cantik... adikku sayang... kamu tau kan bagaimana mamah kesayangan kita itu? Aku ga akan boleh pergi lah kalo sendirian. Lagian kata kamu kan sesekolah semua di undang, kamu suruh aja Gerry dateng ketemuan deh kalian disana. Pacaran sampe puas dah. Ya ya ya? Plisss..." Cika merayu Stella dengan sedikit memaksa dan dengan berat hati akhirnya Stella pun setuju. Sekalipun Stella tidak suka Chika terus mengejar ngejar Loewi tapi dirinya juga merasa harus membantu Chika yang selama ini selalu membantunya kalau mau pacaran dengan Gerry, mengarang alasan untuk menyelamatkannya dari omelan sang ibu.

Bang Juan (FAME 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang