Chap 04

204 31 5
                                    

Park Hanbin masih mondar-mandir di tempatnya. Jihoo tidak jadi berangkat sekolah. Dan Lijeong juga akhirnya mengurungkan niat untuk pergi ke kampus hari ini.

"Portal itu bakal kebuka malem ini," ucap Keita memecah keheningan.

"Sekarang gimana?" Lijeong melempar pertanyaan tanpa jawaban. Tidak ada seorangpun yang tahu harus bagaimana dalam keadaan begini.

"Gue gak nyangka bakal secepet ini," timpal Jihoo, "Tugas makalah yang gue kerjain kemarin juga akhirnya gak jadi dikumpulin. Yaelah si Yujin pasti bakal marah banget nih, mana gue belum ada pamitan lagi,"

"Sempet-sempetnya anjir lo mikirin tugas sama temen lo," sahut Lijeong, yang sepertinya memang tidak memiliki kehidupan yang bagus di perkuliahannya.

"Iya, gue tau dunia immortal emang lebih penting. Gue juga pengen banget bisa kesana, dimana semua jati diri yang sebenarnya bakal lebih kepake. Tapi... apa ini nggak kecepetan, bang?" Jihoo kembali berpikir, dirinya masih ragu.

"Bentar...," interupsi Keita.
"Lo sekarang umur berapa deh, Bin?"

Hanbin yang dipanggil kemudian menyahut, tanpa ada niat rehat sejenak dari gerak bolak-baliknya.

"20. Kenapa?"

"Kalo si Hanbin satunya?"

Kali ini Park Hanbin berhenti, namun masih tetap pada posisinya. Menjawab pertanyaan Keita sambil menimang.

"Gue gak tau. Tapi dia keliatan rapi dan udah proper buat nyetir mobil, yaaa walaupun nabrak gue sih. Mungkin dia anak kuliahan kayak gue sama Lijeong. Atau seumuran lo, bang,"

Keita berusaha mendapat polanya, ia ingin sedikit menenangkan yang lain perihal kejadian serba tiba-tiba ini.

"I see. Gue cuma gak mau nantinya kalian ngerasa terintimidasi atau gimana. Mau Pack of Zerobase lebih tua atau lebih muda, gue yakin kita pasti punya kekuatan yang lebih besar dari mereka. Bahkan kita udah bisa pake perhitungan yang jelas buat ngontrol kekuatan masing-masing," jelas Keita, mencoba mengerti akan kekhawatiran Jihoo dan Hanbin.

"Bang Keita bener. Lagian kita bakal selalu ngelindungin lo, Jihoo. Along with Hanbin juga. Apapun taruhannya," sahut Lijeong turut meyakinkan.

"Semuanya. Kita semua bakal saling ngelindungin sampai batas kemampuan terakhir, siapapun musuh kita nantinya," Keita kembali mengoreksi.

Jihoo hanya mengangguk, ragu namun ia percaya bahwa kakak-kakaknya ini akan selalu memberikan jalan yang paling tepat untuk dilakukannya.

"Gue setuju," Hanbin kembali angkat bicara.
"Kita bakal perang habis-habisan,"

Keita menyeringai. Menjaga agar semuanya tetap berada pada porsinya.

"Buat apa lo hidup di dunia immortal yang katanya kekal kalo ternyata kebunuh sama lawan yang gak ada apa-apanya. Iya kan?" ujarnya menyepelekan. Keita benar-benar mendedikasikan dirinya untuk yakin akan hidup lebih lama.

"Bener," tekadnya semakin tergerak. Kini Hanbin juga tidak akan menyerah begitu saja.

"Gak ada yang perlu dikhawatirin. Karena gue bakal menang ngelawan dia, gue bakal ngerahin seluruh kekuatan buat ngalahin mereka, gue bakal pastiin gak ada satupun yang bisa ngejatuhin Pack of Evnneing. Enggak bahkan Hanbin sekalipun, enggak akan gue biarin dia bernyawa setelah semuanya, enggak sebelum dia mati di tangan gue sendiri,"

Layar bendera peperangan dari Hanbin mengundang Lijeong untuk menuntut satu kepastian.

"Bahkan kalau ternyata Hanbin punya peran penting dalam hidup lo?"

"Dia tetep bakal mati,"

- - -

"You seriously met him?"

DEVIL TWINS || zb1 x evnneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang