1

2.5K 207 1
                                    


Di sebuah mansion yang besar dan mewah terlihat seorang wanita cantik dengan wajah pucatnya berada diatas kursi roda sembari melihat pemandangan taman belakang mansion itu dari balkon lantai dua. Wanita itu bernama Kim Winter atau sekarang dikenal sebagai nyonya Na winter karena menikah dengan pengusaha kaya raya bernama Na Jaemin. Tapi, pernikahan itu hanya diketahui oleh keluarga inti dari pria Na itu, di depan semua orang winter hanyalah sepupu dari pria Na itu. Hal ini mungkin mengejutkan, tapi itu adalah permintaan winter sejak awal karena dia tak mau semua orang tahu kalau dia adalah istri pengusaha muda itu, apalagi keadaannya sekarang sedang sakit keras dan dia tak mau mendengar perkataan negatif dari banyak orang.

Pernikahan keduanya sudah berjalan dua tahun, dan tetap saja tak ada hal baik yang terjadi pada winter, penyakit tak kunjung hilang ataupun menunjukkan tanda-tanda kesembuhan, dia bahkan seperti tak punya semangat hidup lagi, winter adalah anak yatim-piatu yang sejak awal besar di panti asuhan dan bertemu jaemin yang keluarganya merupakan donatur di panti asuhan tempat winter di besarkan. Jadi, dia tak bisa menuntut banyak dari keluarga suaminya itu. Apalagi sekarang mereka sangat menginginkan seorang cucu, hal yang tak bisa diberikan oleh winter sama sekali. Hingga dia mengingat perkataan ibu mertuanya tentang membiarkan jaemin menikah lagi, itu benar-benar hal yang berat, tapi dia juga merasa dengan begitu semuanya akan baik-baik saja. Lagian dia tak bisa egois. Jaemin pasti juga menginginkan seorang anak.

Asyik dengan pikirannya, diapun merasakan lengan kekar yang memeluk lehernya. Membuatnya seketika tersenyum.

"Sayang?"

"Oppa?"

"Kenapa? Apa ada yang tak enak sayang?"

"Tidak oppa, aku hanya menunggu oppa."

"Kenapa? Ada yang ingin kau katakan sayang?" Ucap jaemin lalu diapun melepaskan pelukannya pada leher winter dan membalik kursi roda istrinya agar berhadapan padanya lalu berjongkok.

"Kenapa sayang?"

"Apa oppa ingin seorang anak?"

"Tentu saja sayang. Tapi, sekarang kesembuhanmu paling utama. Setelah kau sembuh maka kita bisa merencanakan untuk memiliki anak."

"Aku tidak yakin oppa. Kau mendengar kata dokter seperti apa bukan?"

"Itu hanya perkataan manusia bukan Tuhan sayang."

"Oppa?"

"Kenapa?"

"Oppa mau tidak menuruti permintaanku?"

"Apa? Katakan saja sayang."

"Aku ingin oppa menikah lagi, dan mendaftarkan pernikahan oppa nantinya"

"Apa maksudmu?"

"Aku ingin oppa menikah lagi, ntah dengan wanita ataupun submissive dan mendaftarkan pernikahan oppa lalu memiliki anak. Aku sangat ingin menggendong bayi itu oppa, walaupun dia bukan berasal dariku tapi aku senang setidaknya darah oppa mengalir didalam tubuh anak itu nantinya."

"Tidak winter. Aku tak setuju dengan permintaanmu ini, apa ini permintaan ibuku? Katakan padaku."

"Oppa benar, tapi ini demi kebaikan kita semua oppa."

"Persetan dengan semuanya. Aku tak perduli jika tak punya anak sekalipun darimu. Lagian mereka tak bisa ikut campur, dan mereka masih punya Sion untuk berharap seorang cucu."

"Oppa?"

"Jangan katakan hal ini lagi, oppa pergi nanti suruh bibi membantumu." Ucap jaemin lalu diapun pergi meninggalkan istrinya itu, winter hanya menatap kepergian jaemin dengan wajah sendu karena dia sangat tahu suaminya akan berkata seperti itu.

"Apapun keputusan oppa. Aku pasti akan membuat oppa setuju. Aku hanya ingin oppa bahagia." Monolognya dengan airmata yang menetes begitu saja.













Di tempat berbeda, terlihat pria mungil dengan wajah tampan dan cantik secara bersamaan memvuka tokoh cakenya dengan sangat senang, juga semangat. Karena dia harus mencari banyak uang untuk ibunya.

Saat asyik tengah membersihkan etalase kue itu, pria mungil itupun berbalik karena bunyi kring yang menandakan pelanggan masuk.

"Selamat datang tuan. Ingin kue apa?" Ucapnya ramah dan tersenyum. Pria yang datang ikut tersenyum dan diapun melihat kue yang ada.

"Ini satu, ah ngomong-ngomong aku pembeli tetap, bukankah ada potongan harga?" Ucap pria itu terkekeh setelahnya.

"Baiklah, kau memang sepertinya sering berkunjung. Sepertinya kau suka makanan manis." Ucap renjun mengambilkan cake dan membungkusnya dengan cantik.

"Tidak juga, ini untuk kekasihku."

"Aaa kau kekasih yang baik, totalnya 350.000 won."

"Ini."

"Kembaliannya."

"Untuk Hyung saja. Anggap saja aku berbaik hati karena Hyung selalu membuat cake yang lezat."

"Terimakasih."

"Sama-sama." Lalu pelanggan itupun pergi dan pria mungil itupun kembali melanjutkan aktivitas nya.















At. Na hospital.

Terlihat pria berusia setengah abad tengah duduk diruangannya dengan melihat data-data dari pria manis juga wanita canrik yang ntah untuk apa itu.

Ceklek.

Pria cantik yang berusia setengah abad itupun melihat kearah pintu dimana pria lebih muda membuka tanpa mengetuk, sangat tak sopan sekali, lalu diapun masuk dan memberikan cake itu padanya.

"Kau melakukan kesalahan apa lagi Na Sion? Kenapa kau sering sekali memberikanku cake?"

"Ayolah mommy. Lagian kau menyukainya. Bukankah aku baik karena memberikannya pada mommy?" Ucap pria yang dipanggil Na Sion itu. 

"Kenapa kau kemari? Kau pasti telat bukan?"

"Aku bahkan baru akan mulai setengah jam lagi mom."

"Terserah padamu saja."

"Mommy masih mencari calon istri jaemin Hyung?"

"Hmm, lagian suka ataupun tidak suka Jaemin harus menikah. Semua orang juga gak tahu kan kalau jaemin sudah menikah, jadi tak masalah. Keluarga kita juga butuh penerus sion."

"Mommy benar, bagaimana dengan pemilik toko kue yang mommy puji enak itu."

"Maksudmu?"

"Ya, dia pasti cocok dengan kriteria mommy."

"Aku tak yakin, akukan belum melihatnya secara langsung."

"Ini, aku tak bisa memfotonya dari dekat jadi aku foto dari jauh." Ucap sion memberikan pada sang ibu ponselnya. Pria itu melihatnya dan tersenyum seketika karena dia merasa kalau pilihan anak bungsunya tidak salah sama sekali.

"Melihat ekspresi mommy sepertinya mommy suka."

"Hmm, mommy akan suruh daddymu mencaritahu tentang pria mungil ini."

"Baik, aku senang kalau mommy suka. Kalau begitu aku akan mulai bekerja." Ucap sion lalu mengambil ponselnya dari ibunya itu dan keluar begitu saja. Pria itu hanya diam saja menatap kepergian anaknya dan diapun bersandar pada kursinya.

"Kenapa dia sangat mirip dengan winwin? Sekarang dimana keberadaan mu winwin? Yuta?" Monolognya sembari menutup matanya.

















<TBC>

Not Your Fault (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang