9

1K 150 8
                                    

"Pengantin jaemin?" Ucap Haechan bingung.

"Iya Haechan, jaemin sangat mencintai renjun, kurasa sampai saat ini masih ada renjun didalam hatinya. Jaemin? Bukankah ini saatnya menikah nak? Injunie mu ada disini." Ucap taeyong tanpa perduli dengan perasaan Winter saat ini. Winter hanya bisa menahan airmatanya yang akan jatuh karena sekeras apapun dia mencoba taeyong tetap tak suka dengannya yang penyakitan ini.

Jaemin mendekat pada renjun lalu diapun membawa nya kedalam dekapan hangatnya.

"Jangan pergi kemanapun lagi injunie. Nana tak mau kau pergi kemana-mana lagi." Ucap jaemin bahkan dia menangis membuat semuanya kaget. Sion juga sama, dia sempat melihat winter yang melihat dengan rasa sakit. Tapi dia bisa apa? Dia juga tak menyukai winter.

"Nana hiksss...." Tangis renjun pecah seketika dan jaemin yang terus memeluknya sembari mengucapkan kata-kata penenang.

"Kalian akan menikah. Injunie tak mungkin menolak Nana bukan? Mommy dan Daddy akan siapkan semuanya." Ucap taeyong sembari mengelus kepala renjun yang masih menangis didalam pelukan jaemin.


Beberapa menit kemudian, acara pernikahan shotaro dengan sang suami pun berlangsung dengan meriah dan banyak juga klien dari keduanya yang datang untuk mengucapkan selamat. Setelah acara selesai, renjun di paksa untuk ikut dengan Taeyong, jaehyun dan sion sedangkan jaemin harus mengantarkan winter pulang lebih dulu.

Di perjalanan.

"Oppa?" Jaemin hanya menatapnya sekilas tanpa menjawab.

"Kau mencintainya bukan?" Jaemin hanya diam saja karena dia tak mau semakin membuat winter sakit hati, apalagi dia sudah menolak untuk menikah lagi, tapi nyatanya kedatangan renjun yang dia cari membuatnya tak mau melepaskan sosok itu sama sekali. Karena jauh di hati kecilnya, dia sangat mencintai renjun dan akan menikahinya jika bertemu, maka dia akan melakukannya sekarang tanpa ada yang bisa menghalangi sama sekali.

Sesampainya di mansion, jaemin menurunkan kursi roda milik winter lalu diapun menggendong winter dan mendudukkan diatas kursi roda dan mengkode salah satu bodyguard untuk mendekat.

"Iya tuan Na"

"Tolong bawa winter masuk, saya harus pergi."

"Baik tuan Na." Lalu jaeminpun masuk kedalam mobil tanpa pamit pada winter sama sekali membuat winter menjatuhkan airmatanya seketika.







At. Mansion utama Na.

Taeyong membawa renjun duduk di sofa dan memeluknya terus.

"Mom?"

"Kenapa sayang?"

"Yang diantarkan nana tadi siapa?"

"Itu adalah sepupu jauh Jaemin dan sion, namanya Kim winter."

"Aaa."

"Winwin koma bukan? Dimana dia dirawat ren?"

"Na hospital."

"Di rumah sakit milik mommy. Harusnya kita bertemu lebih cepat. Kau tenang saja ya, mommy pasti membuat winwin sembuh. Dan biaya nya tak perlu kau pikirkan lagi."

"Tapi mom?"

"Apa kau mau Daddy memarahimu?"

"Terima ya nak." Ucap jaehyun dan renjun hanya menatap keduanya lalu ketiganya melihat jaemin yang datang.

"Aku—"

"Kenapa nak?"

"Aku mengangkat anak bayi karena merasa kasihan dengannya. Dia tak punya siapapun dan sekarang dia harus tetap berada di rumah sakit karena lahir dalam keadaan prematur."

"Bayi wanita itu?" Ucap jaemin dan renjunpun mengangguk karena dia ingat saat membantu wanita itu dia pergi bersama jaemin yang ternyata adalah Nana nya.

"Hatimu baik nak, tidak masalah. Kau belum memasukkan data adopsinya bukan?" Ucap taeyong dan renjun menggelengkan kepalanya.

"Kau tenang saja. Tak masalah jika kau punya anak angkat dengan jaemin. Biar Daddy yang mengurusnya atau bisa sion." Ucap taeyong menatap anak bungsunya.

"Iya ge, Gege tenang saja." Ucap sion.

"Kau hanya perlu fokus pada pernikahanmu dan Nana nak. Halmonie dan halbojie jaemin akan datang untuk ini nantinya." Ucap jaehyun.

"Tapi apa tak masalah, jaemin mungkin ingin anak kandungnya sendiri." Ucap renjun menunduk membuat jaemin mendekat lalu berjongkok dan menggenggam kedua tangan renjun hingga membuat sang empu menatapnya.

"Memang perkataanmu tak salah sepenuhnya. Aku memang ingin anak sendiri, tapi tak masalah jika mengadopsi bayi itu injunie. Dia akan aku anggap anak kita juga. Kau tak perlu cemas hmm?"

"Hmm." Angguk renjun sembari meneteskan airmata karena masih tak menyangka akan bertemu dengan nana nya secepat ini. Semuanya benar-benar diluar dugaannya saat ini.

























<TBC>

Not Your Fault (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang