Jaemin tengah berada di jalan untuk bertemu dengan klien saat ini, diapun melewati tokoh cake dan diapun menghubungi winter.
"Hallo winter kau ingin cake?"
"...."
"Hmm aku akan membelinya saat pulang kerja nanti."
"...."
"Kau sedang dijalan?"
"...."
"Apa ingin aku susul?"
"..."
"Baiklah, aku akan minta sion mengantarmu dengan selamat."
Setelahnya panggilan berakhir begitu saja dan diapun lanjut menyetir sampai dia melihat orang yang berusaha menghentikan kendaraan sembari membantu ibu hamil, ntah kenapa jaemin berhenti begitu saja dan membuka kaca mobilnya.
"Tuan bisakah saya meminta tolong untuk membantu ibu hamil ini ke rumah sakit, dia akan melahirkan." Ucap pria mungil yang saat ini tengah meminta pada jaemin.
"Hmm." Datar jaemin dan pria itu langsung membuka pintu belakang lalu membantu wanita hamil itu dan sepertinya wanita itu bukan orang sini, dia adalah orang luar.
"Arigato." Ucap wanita itu kesakitan.
"Haik, kau harus tenang ya nyonya. Kita akan segera sampai di rumah sakit." Ucap pria mungil itu menggunakan bahasa Jepang dan jaemin hanya diam saja lalu melajukan mobilnya lebih cepat menuju rumah sakit.
At. Xxx hospital.
Jaemin langsung membukakan pintu untuk wanita hamil itu lalu diapun meminta tolong pada perawat dan perawat langsung datang dengan membawa kursi roda lalu melarikannya keruangan bersalin, pria mungil itu juga langsung mengikuti wanita itu. Jaemin akan pergi tapi dua melihat tas wanita itu dan diapun memutuskan ikut masuk untuk mengembalikan tas itu.
Di depan ruang bersalin.
Jaemin melihat pria mungil itu yang berjalan dengans sangat cemas menunggu wanita itu padahal dia sangat yakin kalau pria mungil itu pasti tak mengenal wanita itu sama sekali.
Pria mungil itu menyadari keberadaan seseorang lalu diapun melihatnya dan merutuki dirinya karena lupa mengucapkan terimakasih.
"Maaf tuan saya lupa kalau saya belum mengucapkan terimakasih. Sekali lagi terimakasih tuan." Ucapnya.
"Ne, ini tas wanita itu." Ucap jaemin datar.
"Ne, makasih tuan." Ucapnya dan jaemin hanya mengangguk lalu diapun akan pergi tapi dokter keluar hingga membuatnya berhenti dan mendengar perkataan dokter karena dia ingin mendengar kabar dari dokter itu mengenai ibu hamil itu.
"Bagaimana keadaan nyonya itu dok?" Ucap pria mungil itu.
"Pasien tidak bisa di selamatkan karena dia melahirkan belum pada saat nya, kandungannya masih 7 bulan dan bayi nya harus di rawat di dalam inkubator selama 3-4 bulan. Bayinya berjenis kelamin laki-laki." Ucap dokter itu dan itu membuat keduanya kaget bukan main.
"Apa salah satu dari kalian adalah walinya?" Ucap dokter itu.
"Tidak dok, saya menemukannya kesakitan di jalan dan tuan itu membantu saya membawanya ke mari."
"Baiklah, saya akan mencaritahu keluarganya yang dapat dihubungi dan memindahkan bayi itu keruangan khusus." Ucap dokter itu dan keduanya hanya diam saja.
Pria mungil itu melihat bayi yang berada didalam kotak khusus dengan beberapa alat yang melekat pada tubuhnya dari balik kaca begitu pula dengan jaemin yang ntah kenapa sampai melakukan itu padahal dia tak mengenal sama sekali wanita itu juga pria mungil ini.
"Kasihan sekali bayi itu, aku harap kau segera sembuh dan bertahan nak, ayahmu pasti menantikanmu. Kau tenang saja, ayahmu akan datang sebentar lagi, kau tak akan sendirian." jaemin hanya menatapnya saja lalu diapun pergi begitu saja membuat pria mungil itu hanya menatap kepergian jaemin.
"Dia pria baik. Terimakasih Tuhan karena sudah mengirimkannya tepat waktu, kalau tidak mungkin bayi ini juga tak akan selamat." Monolognya lalu diapun hendak pergi tapi melihat dokter itu mendekat diapun membungkuk.
"Apa sudah ada keluarga yang bisa dihubungi dok?"
"Pasien tidak punya keluarga lagi, dia hanya hidup sendiri, suaminya telah tiada tiga bulan lalu. Berarti kami juga tak bisa melakukan apapun bahkan menyelamatkan bayi itu karena rak ada yang akan menanggung biaya bayi itu." Ucap dokter itu walaupun ini rumah sakit yang bertujuan menyelamatkan nyawa orang, tetap saja semua prosedur harus diikuti olehnya yang hanya pekerja itu.
"Saya yang akan menanggungnya dok, tolong jangan biarkan anak ini kehilangan haknya untuk hidup." Ucapnya.
"Baiklah, tuan silahkan urus administrasinya." Ucap dokter itu dan pria mungil itupun langsung mengikuti dokter untuk mengurus administrasi juga untuk berobat anak itu selama 3-4 bulan kedepan.
Di tempat administrasi.
"Berapa?"
"Semuanya 30.000.000 won tuan, ini semua sudah masuk perawatan bayi sampai 4 bulan."
"Apa bisa saya bayar separuh. Sekitar seminggu lagi saya akan membayar sisanya."
"Baik tuan." Ucap karyawan itu dan pria mungil itupun menyerahkan kartunya yang lain, kartu yang memang dia gunakan untuk menabung dan terakhir kali isinya hanya 10.000.000 won dan sudah terpakai semua. Sepertinya dia harus menabung lagi dan bekerja lebih giat karena ada tanggungan baru untuk bayi ini, dia tak bisa kalau harus melihat bayi tak berdosa itu merenggang nyawa dan dia juga akan berusaha untuk menambah uang deposit ibunya itu.
"Ini tuan terimakasih." Dam dia hanya mengangguk lalu diapun melihat dokter itu.
"Apa saya bisa terus datang melihat bayi itu?"
"Ne tuan, dia akan tertulis sebagai bayi tuan. Nama tuan siapa?"
"Nakamoto Renjun."
"Baik tuan." Pria mungil yang ternyata renjun itu hanya mengangguk dan diapun membungkuk lalu pergi. Saat berada di luar rumah sakit itu diapun menatap langit yang cerah itu.
"Nyonya kau tenang saja, anakmu akan tetap hidup, aku janji. Aku akan menjadi keluarganya karena aku tahu bagaimana tidak enaknya sendirian nyonya. Semoga kau bahagia." Monolognya.
Jaemin yang ternyata belum pergi melihat itu semua dari mobilnya. Dia tak mengerti kenapa dia sangat tertarik pada pria mungil itu, seperti terkesan sangat mengenal dan sangat nyaman bersama.
"Tidak Jaemin, ini tidak benar. Ingat kau ada winter." Monolognya.
<TBC>
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Your Fault (jaemren)
FanfictionNa Jaemin menikahi wanita bernama Kim Winter karena kasihan melihat dia sebatang kara dan memiliki penyakit ganas pada tubuhnya, orangtuanya menentang tapi dia tetap berusaha hingga keduanya menikah, tapi keduanya sepakat tak mendaftarkan pernikahan...