Part 4

42 9 0
                                    

Hai hai ~

Hope you enjoy reading it, let's go!

._.

"Oppa! Kau tidak apa-apa?" Tanya Mina yang melihat Mark hanya memain-mainkan makanannya.

"Ah, aku tak apa" Jawab Mark sambil tersenyum tipis.

"Hmm, setelah ini temani aku membeli bunga ya?"

"Bunga? Untuk apa?"

"Beberapa hari ini Haechan sakit, tapi dia hanya ingin dirawat di rumah"

"Apa?!" Mark terkejut dan membelalakkan matanya.

"Kenapa? Kenapa Oppa terkejut seperti itu?" Mina terlihat bingung setelah melihat respon dari Mark.

"T-tidak" Jawab Mark gugup.

"Kau mau ikut bersama ku menjenguknya?"

"Emm, ku rasa tidak. Aku ada rapat hari ini. Sampaikan saja salam ku untuknya"



***Waiting***



"Terima kasih Mina-ya" Ucap Haechan sambil meraih seikat bunga mawar putih dari Mina.

"Kau sakit apa Haechan?" Tanya Mina khawatir.

"Mungkin hanya demam, kepala ku terasa sedikit pusing"

"Kau sudah periksa ke dokter?"

Haechan menggeleng pelan. "Tidak apa-apa, mungkin beberapa hari lagi aku akan sembuh"

Mina tersenyum. "Ah, tadi Mark Oppa menitipkan salam untukmu. Dia bilang dia ada rapat jadi tidak bisa ikut denganku untuk menjengukmu"

Haechan tersenyum pahit. Dia mengerti. Mark tidak akan datang untuk menjenguknya. Namja itu sudah mempunyai seorang pacar, dan sekarang namja itu pasti sudah mengubur Haechan sebagai masa lalunya.

"Haechan-ah, kau pernah mempunyai seorang kekasih?" Tanya Mina tiba-tiba.

"Ya?" Sahut Haechan bingung.

"Maksudku, kekasih yang sangat kau cintai dan tidak ingin kehilangannya walau apapun yang terjadi"

"Emm, pernah" Aku Haechan.

"Aku baru merasakannya sekarang. Benar-benar jatuh cinta dan selalu ingin bersamanya setiap saat" Ucap Mina sambil tersenyum.

Haechan hanya diam, merasakan hatinya kembali sakit. Yakin jika pembicaraan ini mengarah pada Mark.

"Sekitar lima tahun lalu aku dan Mark Oppa dijodohkan oleh kedua orang tua kami. Namun kami menjalani hubungan jarak jauh, dan baru beberapa hari yang lalu dia kembali dari London"

Haechan nampak terkejut atas pernyataan yang telah diucapkan Mina. Namun mulutnya seakan terkunci rapat, tidak ingin mengeluarkan sepatah katapun untuk mengomentari pengakuan Mina.

"Awalnya aku tidak merasakan apapun terhadapnya, tapi lama-kelamaan... aku merasa telah jatuh cinta padanya" Ucap Mina sambil tersenyum.

"Tapi.... ada sesuatu yang ku ragukan darinya. Dia selalu membandingkanku dengan seseorang. Mungkin orang itu adalah kekasihnya dimasa lalu"

Haechan tersentak. Mungkinkah? Mungkinkah orang yang dimaksudnya adalah aku? Batinnya.

"Oppa bilang aku terlalu berbeda dengannya. Aku tidak suka meminum banana milk, namun dia selalu memaksaku untuk meminumnya. Dia juga bilang aku harus menjadi seorang penulis hebat, itu yang diinginkannya. Padahal cita-cita ku sedari kecil adalah menjadi seorang desainer"

Haechan menahan napas. Dugaannya benar.

._.

- 30 September 2023

Waiting | MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang