Part 6

67 9 0
                                    

Hai hai ~

Hope you enjoy reading it, let's go!

._.

"Haechan-ah" Panggil Mark pada Haechan yang tengah terbaring lemah diatas tempat tidur rumah sakit.

Kedua tangannya menggenggam erat jemari tangan Haechan yang terasa dingin dan terlihat memucat.

"Maaf Haechan-ah, tolong maafkan aku" Gumam Mark sambil menundukkan kepalanya dan membiarkan buliran air matanya menetes.

Tiba-tiba jemari yang berada didalam genggaman Mark bergerak perlahan. Membuat Mark mendongak dan melihat kelopak mata Haechan yang sedikit demi sedikit telah terbuka.

"Haechan-ah. Aku akan memanggil dokter" Mark segera berdiri dari duduknya.

Sebelum Mark berjalan menjauh, pergelangan tangannya telah ditahan oleh genggaman tangan Haechan.

"Jangan pergi" Ucap Haechan lirih.

"Duduklah" Lanjutnya.

Mark pun mengikuti kata-kata Haechan untuk kembali duduk. Tangannya kembali menggenggam erat jemari-jemari Haechan.

"Maaf Hyung" Ucap Haechan.

"Tidak, aku yang seharusnya minta maaf padamu. Semuanya salah ku"

Haechan tersenyum kecil dan menggeleng pelan.

"Aku berjanji Haechan-ah. Aku tidak akan meninggalkanmu lagi. Tidak peduli apa yang akan dilakukan ayahku nanti. Kita akan kembali bersama selamanya" Ucap Mark.

Haechan kembali menggeleng. "Tidak Hyung. Jangan pernah menjanjikan hal itu lagi padaku. Aku sudah mengatakan padamu Hyung, aku sudah lelah"

"Haechan-ah, aku mohon maafkan aku"

"Aku sudah memaafkanmu Hyung, aku hanya tidak bisa memaafkan diriku sendiri yang terlalu egois mengharapkanmu selalu berada disisiku selamanya. Sedangkan aku tahu itu semua tidak akan pernah terjadi"

"Itu akan terjadi Haechan-ah, aku berjanji"

"Jangan berjanji untukku lagi Hyung. Mulailah berjanji untuk orang lain"

"Apa maksudmu?"

"Mina. Dia mencintaimu. Dan memang seharusnya begitu. Namja dan yeoja ditakdirkan untuk bersama, bukan antara namja dan namja. Dia orang yang dikirimkan Tuhan untuk mendampingimu Hyung. Berjanjilah untuk selalu menjaganya dan mulai belajar mencintainya. Jangan buat dia untuk menjadi diriku, kau tahu cita-cita ku menjadi seorang penulis yang hebat, tapi kau juga menginginkan dia untuk memiliki cita-cita yang sama denganku. Dan satu lagi, jangan paksa dia untuk menyukai banana milk" Haechan tersenyum lembut pada akhir kalimatnya.

"Haechan-ah" Gumam Mark.

"Janji?" Haechan mengangkat jari kelingkingnya didepan Mark.

Mark pun mengangkat kelingkingnya dengan ragu.

Melihat itu Haechan kembali tersenyum.

"Jangan ragu Hyung. Lakukanlah dengan sungguh-sungguh, dan jangan lakukan itu demi aku, tapi demi dirimu sendiri. Aku percaya padamu Hyung, kau pasti bisa melakukannya" Ucap Haechan semakin pelan.

Perlahan Mark menautkan kelingkingnya pada kelingking Haechan yang terasa semakin dingin.

Haechan tersenyum lembut, perlahan matanya menutup semakin rapat dan membuat Mark membelalakkan matanya. Kelingking Haechan yang bertaut pada jemarinya perlahan terlepas.

"Haechan-ah! Haechan-ah!" Teriak Mark sambil mengguncang tubuh Haechan yang telah tak bernyawa.

"Haechan-ah" Gumam Mark tanpa bisa menahan air matanya yang terus mengalir.

"Kali ini aku akan menepati janjiku. Terima kasih Haechan-ah, sudah merelakanku bersamanya. Aku berjanji akan menjaga kepercayaanmu dan berusaha mencintainya. Aku mencintaimu Lee Haechan"

*END*

Yeayyy udah selesai nih ^•^

Tapi tunggu dulu, karena cerita ini menurut aku pendek banget, jadi aku mau publish cerita baru Markhyuck lagi :)

Tenang aja, ceritanya gak angst kok. Masa aku buat cerita kapal lain fluff tapi cuma ini yg angst, kan gak adil ya :(

Aku bakalan publish cerita itu secepatnya, tungguin yaa ʕ≧ᴥ≦ʔ

Terima kasih yang udah mampir baca cerita ini ♡

- 2 Oktober 2023

Waiting | MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang