Haii😉
Bakalan update cepet kalo target yang komen udah 50💅
.
Flashback 2
••••••••••••
Seorang pria mengintip dari luar ruang operasi. Raut wajah khawatir sangat terpatri diwajahnya. Di setiap detiknya ia tidak pernah lupa untuk berdoa di dalam hatinya untuk mendoakan istri dan juga anaknya bisa selamat. Perasaanya begitu gundah saat ia hanya bisa menunggu di luar sedangkan istri dan juga calon anaknya di dalam sana sedang mempertaruhkan nyawanya.
Ia sudah tidak bisa diam. Dari tadi ia tidak bisa duduk dengan tenang. Duduk sebentar setelah itu kembali berdiri. Sampai akhirnya lampu indikator padam. Ia yang tadinya duduk langsung kembali berdiri, menunggu dokter keluar dari dalam ruangan.
"Bagaimana keadaannya?" Ia langsung bertanya saat dokter sudah berjalan keluar.
"Mohon maaf, tapi bayinya tidak bisa di selamatkan. Karena kandungannya yang baru menginjak 2 bulan, masih terhitung muda, jadi akibat benturan itu bayinya tidak bisa di selamatkan. Kami turut berdukacita, Pak Damian."
Damian yang mendengar kabar buruk itu, seketika tubuhnya menjadi lemas. Bayinya yang selama ini ia harapkan sekarang sudah tiada. Bayi yang ia harapkan bisa memperkuat rumah tangganya bersama wanita yang sangat ia cintai, Aletha.
"Aletha, maafkan aku." Damian menangis dalam diam di depan ruang operasi. Andaikan saja ia tidak membuat Aletha marah, mungkin bayinya masih ada sampai nanti ia lahir.
Dokter yang telah menangani Aletha, pergi pamit dari hadapannya setelah memberitahu jika Aletha akan di pindahkan ke ruang rawat.
"Maafkan Ayah yang tidak bisa menjaga kamu sayang." Damian berkata lirih di sela-sela tangisannya.
"Ayah harus apa sekarang? Apa yang harus Ayah lakukan untuk mempertahankan Ibu kamu?" Ia menyenderkan tubuhnya di kursi tunggu. Memejamkan matanya yang memerah karena menangis dan mencoba mengatur nafasnya.
•••••••••••
"Maaf, karena aku tidak bisa mempertahankan bayi kita. Ini semua salah aku yang membuatmu marah. Maafkan aku, Aletha." Damian hanya menunduk tidak berani menatap Aletha.
"Bayinya mati? Akhirnyaa, baguslah aku jadi ga perlu susah-susah hamil. Seperti yang kamu katakan, ini semua salah kamu. Kamu yang perkosa aku dan buat bayi itu hadir. Tapi gapapa, kamu yang membuatnya hadir dan kamu juga yang membuatnya mati." Tubuh Damian mendadak kaku mendengar jawaban Aletha yang sama sekali tidak terpikirkan di otaknya.
"Apakah aku harus berterima kasih karena kamu sudah membantuku untuk melenyapkan bayi itu?" Aletha lanjut bertanya saat tidak ada ucapan apapun dari Damian untuk membalas perkataannya.
"Aletha, jangan berbicara seperti itu." Damian mencoba mengelus tangan Aletha.
"JANGAN PEGANG-PEGANG!" Aletha langsung menyentak tangannya, menolak untuk di pegang oleh Damian. Damian sedikit terkejut dengan respon yang Aletha berikan.
"Dari dulu kamu emang suka seenaknya ya! Kamu perkosa aku, kamu paksa aku nikah sama kamu. Ditambah semua keluargamu itu jahat. Kalian semua itu jahat! Kamu dan keluarga kamu itu jahat!" Nafas Aletha sampai terengah engah karena mencoba menjauhkan tubuhnya dari Damian karena takut disentuh olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY FAULT, I AM SORRY.
Cerita Pendek[on going] MATURE CONTENT! "Aku ingin mengulang kembali hidupku, tuhan." Aletha sangat ingin mengulang kembali kehidupannya. Dulu ia begitu bodoh memilih laki-laki lain daripada suaminya sendiri yang sangat mencintainya. Dan sekarang ia menyesal...