SATU

365 29 0
                                    

Pukul 05.30 Renjun terbangun karna Alarm yang ia pasang setiap harinya, mematikan benda tersebut dan mengeliat dengan tak nyaman di atas Kasur yang mungkin masih layak ditiduri?

Ia terduduk dan mengucek matanya sebentar lalu bergegas mandi, yahh ia harus Kerja tentunya.
Hidup hanya berdua dengan Adiknya membuat ia harus mengambil banyak Pekerjaan untuk menyambung hidup, belum lagi ia memiliki seorang Adik yang sangat ia sayang dan masih duduk di bangku sma.

15 Menit berlalu ia telah menyelesaikan mandinya tersebut. Setelah mengganti Pakaiannya ia segera bergegas membangunkan Adiknya terlebih dahulu untuk mandi.

Dibukanya kamar berpintu kayu yang terletak di sebelah Kamarnya itu, terlihat ia tersenyum melihat gumpalan yang ia yakini didalamnya terdapat sang adik yang sangat ia sayangi.

Didekatinya ranjang yang tak jauh berbeda dari ranjang dikamarnya itu

"Jisung bangunlah, bukankah hari ini kau pergi ke sekolah?" sambil ia goyang goyang kan badan sang Adik.

"Bentar hyung, 5 menit lagi" ucap sang adik sembari semakin menenggelamkan wajahnya pada selimut

"Yasudah setelah itu mandi dan pergi kedapur" titah renjun pada adiknya sembari pergi keluar kamar.

Setelah itu ia segera pergi kedapur untuk memasak sesuatu yang setidaknya biasa ia dan adiknya makan pagi ini, dilihatnya kulkas berukuran kecil yang hanya tersisa satu Telur dan juga nasi sisa kemarin yang masih bisa dimakan.

Ia memutuskan untuk membuatkan nasi goreng untuk Adiknya itu, disimpannya sepiring berisi nasi goreng di atas meja makan lalu ia segera pergi ke kamarnya untuk bersiap Pergi kerja.

Jisung telah memakai pakaian sekolahnya dan pergi kedapur untuk makan.

"ah hanya satu? hyung udah makan ya?" monolognya dalam hati sambil mengunyah nasi goreng tersebut.

Renjun keluar kamar mengenakan jaket hitamnya dan menghampiri sang Adik.

"Jisung hyung mau pergi kerja dulu ya, ini uang untuk tugas kelompok yang kau bilang kemarin" sembari memberikan uang pecahan 200rb kepada sang Adik.

jisung terkejut "Hyung, bukankah ini terlalu banyak? lagi pula aku hanya perlu membeli sedikit peralatan lukis, sepertinya 50rb sudah cukup"

Renjun tersenyum sembari mengusak kepala sang adik "Tak apa. Bukankah sudah lama sejak aku memberikan mu uang jajan, apakah kau tak ingin membeli sesuatu yang kau inginkan hm?"

"tapi hyung..." Belum sempat jisung menyelesaikan ucapannya dengan sigap Renjun menyela

"Sudah tak apa. itu bukan uang yang banyak, jadi pintar pintarlah membeli sesuatu yang kau inginkan, hyung akan pergi sekarang" ucapnya sembari kembali mengusak kepala sang Adik dan bergegas keluar rumah.

"Terimakasih hyung" ucap jisung sedikit meninggikan suaranya karna renjun yang sudah mulai menjauh, lalu ia menangkap anggukan samar dari sang Kakak.

🩹🩹🩹🩹🩹🩹

Sementara di tempat yang berbeda ada seorang Anak Laki-laki yang masih tertidur terlentang dengan bantal dan selimut yang entah sudah kemana perginya.

"LEE HAECHAN!!" suara teriakan sang Ibu yang tentu saja tak membuat Haechan terusik sedikitpun.
Ia membuka pintu kamar sang Anak yang untungnya tak terkunci.

"Haechan. Bukankah kau sudah berjanji untuk membantu Ayahmu di kantor hari ini? mengapa jam segini kau bahkan belum bangun" ucapnya sambil membuka tirai yang membuat cahaya masuk kedalam kamar Anakanya itu

membuat Haechan terusik dan berbalik terlungkup untuk menghindari cahaya tersebut.
Melihat itu membuat Ten berkacak pinggang lalu memukuli pantat Anaknya sambil berkata

"Astaga lee haechan! kau ini benar benar ya! apa kau akan tertidur dari malam ke malam lagi hah!"

Pukulan itu membuat Haechan cepat cepat berbalik dan berdiri memegang pantatnya yang terasa panas sambil meringis, heii asal kalian tau pukulan Ibunya itu tak dapat disepelekan.

"Sakitt momm" rengeknya sambil terus menggosok gosok pantatnya

"Itu salahmu sendiri karna susah sekali dibangun kan hah! cepat sana pergi mandi dan bersiap siap" ucap Ten sambil mengambil ancang ancang memukulnya kembali.

Ia berbalik dan berjalan ke arah kamar mandi sambil berkata

"Iya iya, mom jangan marah marah terus nanti makin tua" gumamnya yang sayangnya didengar oleh Ten
"APA KAU BILANG!" sambil berjalan cepat menuju haechan namun sang Anak malah berlali dan mengunci pintu kamar mandi

"MAAF MOM, AKU HANYA BERCANDA" kata Haechan yang membuat Ten menghela nafas dan membereskan kekacauan yang dibuat sang Anak saat tertidur sambil bergumam "dia ini tertidur dengan gaya apa sampai seperti ini" sambil menggelengkan kepala.

🩹🩹🩹🩹🩹🩹


Beberapa saat kemudian Haechan keluar mengenakan kemeja satin berwarna Hitam dengan bawahan senada, ia menghampiri Ibu dan Ayahnya yang sudah menunggunya di meja makan.

Melihat itu Ten berdecak kesal "Kau ini sudah bangunnya susah, mandinya pun lama" sambil menyendokan nasi untuk Suami dan Anaknya

"Kan kemarin sudah kubilang Aku tak mau pergi ke kantor..." rengeknya kepada sang Ayah agar mendapatkan pembelaan.

Belum sempat Johnny menjawab, Ten menyela "Diam kau John. Anakmu itu harus mulai memiliki rasa tanggung jawab"

Johnny menghela nafas dan berkata "Ya ya sudah lah, ayo makan perut Daddy keroncongan sedari tadi" dengan begitu mereka memulai acara makan mereka dengan tenang.

Setelah menyelesaikan acara makan, disinilah Haechan dan sang Ayah di mobil dengan kemudi yang di pegang oleh Ayahnya.

"Dad, jangan Hari ini ya Please" ya. Haechan masih belum berhenti merengek sedari mereka meninggalkan Rumah.

"Tak bisa chan, benar kata Ibumu. Kau harus mulai bertanggung jawab dengan apa yang akan kau lakukan nanti. Setelah ini hanya kau yang akan menjadi penerus Perusahaan Lee Company." Tegasnya kepada sang Anak
mendengar itu Haechan menghela nafas pasrah.

TBC OR UNPUB?

Ini tulisan pertama ku, Maaf kalo masih banyak Yang perlu di revisi yaww😃😃

PLESTER  ; HYUCKREN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang