Isi dalam Wattpad dan novel ada banyak perubahan. Tentunya di novel lebih lengkap daripada di Wattpad.
Info beli novelnya bisa langsung ke Instagram aku ya!
@senjakuindah_12
@nur_amal12
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sudah pukul sebelas malam tapi Viona masih belum datang membuat Elvano sedikit khwatir, entahlah apa yang pria itu pikirkan sejak tadi dirinya terus menunggu gadis itu di ruang tamu. "Arrrgh, gue ngapain sih mikirin cewek gila itu." Elvano mengacak asal rambutnya.
"Gue gak boleh suka sama dia, El ingat, gara-gara kakaknya pacar lo meninggal."
Elvano memilih bermain game untuk mengalihkan pikirannya dari wanita itu.
30 menit berlalu tapi gadis itu tidak kunjung datang, Elvano saat ini sedang tertidur pulas, bahkan ia menjatuhkan ponselnya karena sudah terlelap di atas sofa.
Tak lama kemudian terdengar suara pintu terbuka dan di ikuti dengan suara langkah kaki. Viona melirik Elvano yang telah tertidur pulas di atas sofa yang membuatnya menghembuskan napasnya kasar. Haruskah dia membangunkan pria brengsek ini atau membiarkannya tidur di sofa semalaman? Tapi, posisinya tidak memungkinkan. Bisa saja pria itu akan sakit badan saat terbangun esok hari.
Viona berjalan ke kamarnya sambil membawa satu kopernya lagi yang baru saja ia ambil di rumah Neneknya. Setelah itu Viona kembali ke ruang tamu untuk membangunkan Elvano agar pria itu pindah ke kamarnya.
"El, bangun!” ucapnya sambil menggoyangkan badan pria itu namun tidak mendapat respon yang membuatnya berteriak cukup keras.
"Elvano bangun!!" sedetik kemudian pria itu langusung terbangun dari tidurnya dengan wajah kesal.
"Anjing, berisik banget lo ah," kesal Elvano pada Viona.
"Makanya jangan kebo kalo tidur," ucap Viona sebelum kembali ke kamarnya.
Pagi ini Viona berniat membuat sarapan sebelum berangkat ke sekolah, simple saja hanya sebuah roti sandwich buah. Terlihat gadis itu masih bergulat di dapur suara langkah Elvano terdengar tak membuat gadis itu menoleh, ia masih fokus dengan rotinya.
Elvano melirik Viona yang sedang membuat sarapan, sebenarnya ia juga ingin sarapan karena semalam dia lupa makan malam gara-gara menunggu gadis itu. Tapi, dia gengsi minta di buatkan, padahal Viona sudah menjadi istrinya dan sudah wajib mengikuti semua perintahnya.
Dengan rasa gengsi yang tinggi, Elvano hanya mengusap perutnya yang keroncongan ia memilih membuka kulkas dan memakan satu buah apel.
"Itu buah gue," ucap Viona saat pria itu hendak menggigit buah apelnya. Memang benar, buah yang ada di kulkas adalah miliknya. Semalam saat di perjalanan dari rumah neneknya, dia sengaja singgah membeli buah untuk membuat sandwich buah sebagai sarapannya.