CHAPTER 2

36 3 3
                                    

Laila dan Abi sudah sampai di kampus mereka. Laila berucap kepada Abi, “Laila pergi dulu ya, Bi. Assalamualaikum.”

Abi membalas, “Iya, Laila. Yang rajin ya belajarnya, Nak. Wa’alaikumsalam.”

Laila turun dari mobilnya dan langsung masuk ke kelasnya. Di tengah perjalanan menuju kelas, seseorang menyapa Laila. “Laila, tunggu!” ucap orang tersebut.

“Ehhh, Farah, kok kamu terburu-buru seperti itu? Ada apa?” tanya Laila.

“Dari tadi aku memanggil kamu, tapi kamu tidak mendengar, jadi aku lari untuk menemui kamu,” jawab Farah.

“Laila, maaf ya, aku tidak mendengar kamu memanggilku,” ucap Laila meminta maaf.

“Hehe, tidak apa-apa kok, Laila. Kamu mau masuk ke kelas kan? Ayo kita masuk bareng,” ajak Farah.

(Farah adalah sahabat aku yang baik dan selalu pengertian terhsdapku)

Setelah beberapa waktu, pelajaran di kampus akhirnya selesai.

Laila berkata kepada Farah, “Farah, temani aku membeli buku novel di mal ya. Katanya ada stok baru di sana, aku ingin membelinya.”

“Benarkah? Banyak novel baru?” balas Farah.

“Iya, Farah, banyak novel yang baru,” jawab Laila.

“Wahhh! Ayo, kita pergi. Kita harus cepat sebelum stok novel yang bagus habis,” ajak Farah.

“Ayok, kita pergi. Tunggu dulu, aku akan memberitahu Umi dulu,” kata Laila.

“Iya, Laila. Buruan,” ucap Farah.

Akhirnya, kedua sahabat itu sampai di sebuah mal yang tidak jauh dari kampus mereka untuk mencari novel baru. Kedua mereka sangat menyukai membaca novel.

“Wow, sudah lama sekali aku tidak ke sini,” kata Farah antusias.

“Tenang, nanti kamu bisa bercerita. Pertama-tama, kita cari tempat bukunya dulu, jangan sampai novel-novel baru habis,” ujar Laila.

“Oh iya, aku menyusul kamu,” kata Farah.

Laila dan Farah tiba di tempat penjualan buku dan segera mencari novel yang menarik untuk dibaca.
Farah sudah menemukan buku novel yang diinginkannya, sementara Laila masih mencari-cari novel yang ia inginkan.

“Farah, sudah nemu novel yang kamu inginkan? Aku belum nemu nih. Aku ingin membeli dua buku novel,” kata Laila.

“Wah, kamu sudah menemukan novelnya? Aku belum menemukan apa-apa,” ucap Laila.

“Silakan kamu cari lagi, aku akan duduk di sana,” ujar Farah.

“Oke, Farah.”

Laila masih mencari-cari buku novelnya. Setelah beberapa saat, Laila menemukan buku novel yang bagus. Ketika ia hendak mengambilnya, ia melihat seseorang yang juga hendak mengambil buku novel yang sama.

“Eh, maaf Mas,” kata Laila.

“Tidak apa-apa, bukunya buat kamu. Aku bisa mencari lagi,” ujar orang tersebut.

“Benarkah, Mas? Tidak apa-apa?”

“Iya, tidak apa-apa, Mbak. Silakan ambil,” kata pria tersebut.

“Oh ya, terima kasih banyak, Mas,” ucap Laila.

“Iya,” jawab pria itu.

Laila pergi menghampiri Farah yang sedang duduk sambil memainkan ponselnya.
Pria itu masih memandangi Laila yang sedang membayar buku novelnya.

Dalam hatinya, dia berkata, “Wah, wanita ini sangat cantik. Dan dia juga sopan terhadapku. Siapa namanya ya?” Dia tersenyum sambil memandanginya.

Laila dan Farah pergi ke restoran di dalam mal untuk makan malam.

“Laila, mau memesan apa?” tanya Farah.

“Aku pesan Coffelate saja,” jawab Laila.

"Makanannya?"

"Aku udah kenyang, coffelate aja."

"Yaudah, aku pergi pesan dulu ya."

Farah telah memesan makanan dan minumannya. Beberapa menit kemudian, makanan dan minuman yang ia pesan sudah jadi. Dan ka langsung memakan makanannya.

Setelah menghabiskan semaunya, Farah dan Laila langsung beranjak pulang ke rumahnya dengan mobil milik Farah. Dan kini, kedua sahabat itu sudah sampai di rumah Laila.

"Far, mampir dulu?"

"Tidak Laila, kapan-kapan saja. Soalnya aku udah di cariin sama bunda."

"Yaudah hati-hati di jalan, ga usah laju-laju bawa mobilnya."

"Iya Laila, aku pulang dulu ya.. Assalamualaikum."

ANTARA MASJID DAN GEREJA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang