Aku sudah berada di dalam mobil. Soonyoung mengatakan aku tidak enak badan ke Jeonghan sehingga aku "diijinkan" pulang sebelum acara benar-benar selesai.
Dari kejauhan aku bisa melihat Soonyoung berjalan ke arah mobil ini. Aku tidak peduli apa yang akan terjadi malam ini, aku hanya ingin menghabiskan malamku dengan Soonyoung.
Soonyoung menbuka pintu dan mulai menyetir mobil. Aku mengenggam tanganku sendiri, khawatir apa yang terjadi dalam beberapa menit kedepan. Soonyoung juga masih fokus menyetir, matanya menatap jalanan yang sudah sepi.
"Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat." Soonyoung tiba-tiba membuka pembicaraan.
"Kita mau kemana?"
"(Y/n) Ssi istirahatlah, nanti kalau sudah tiba akan ku bangunkan." Soonyoung tersenyum walau masih fokus mengemudi. Aku hanya membalas dengan anggukan. Akupun membenarkan posisiku dan menutup mataku. Ditengah-tengah tidurku, aku merasa Soonyoung kembali menyelimutiku dengan jasnya.
************************************************* "Kita sudah sampai" Soonyoung membelai pipiku lembut. Aku membuka mataku perlahan, terlihat pemandangan laut dan lampu kota yang indah.
"Soonyoung?!" Soonyoung hanya memamerkan giginya.
Akupun segera turun dari mobil dan berlari ke arah pantai. Sudah berapa lama aku tidak pergi ke pantai? Dan apa Soonyoung tau aku sangat menyukai pantai?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Apa kau senang?" Soonyoung datang menghampiriku.
"Tentu saja! Aku tidak tau pantai di malam hari bisa seindah ini. Terimakasih!!!" Aku reflek memeluk Soonyoung.
Soonyoung memelukku lebih erat, benar-benar nyaman ada di pelukannya. Aku pun mendongakkan kepalaku dan menatapnya. Di gelapnya pantai malam ini aku tetap bisa jelas melihat wajahnya.
Soonyoung juga menatapku, sampai entah bagaimana bibir kita kembali bersatu.
Soonyoung mengulum bibirku lembut, aku pun membalasnya dengan lembut. Tangan kanannya berada di pinggangku, sedangkan tangan kirinya berada di tengkukku seaakan tak ingin melepaskan ciuman ini.
Anginnya tidak begitu kencang, anehnya sangat lembut seakan mendukung suasana malam ini.
Aku sedikit meremas kemeja Soonyoung saat ciumannya mulai menuntut. Dia menciumku sedikit lebih kasar, kedua tangannya berada di tengkukku. Aku hanya bisa menutup mataku dan mengikuti permainan Soonyoung.
Sampai akhirnya Soonyoung melepaskan ciumannya. Aku bernafas sedikit terburu-buru. Jantungku berdetak kencang.
Soonyoung menatapku lembut seakan meminta izin "apa boleh aku melanjutkannya?" Sambil membelai kedua pipiku lembut. Aku hanya mengangguk pasrah, aku tidak bisa menolak pesonanya.
Soonyoung pun menarik tanganku dan mengajakku masuk ke dalam mobil. Kita berdua sudah berada di dalam jok penumpang.
Bibir kita juga sudah kembali bersatu, kali ini ciuman yang benar-benar saling menuntut. Sesekali Soonyoung memainkan lidahnya di dalam bibirku.