OUT OF THE BLUE | 05 LINE

2. FAMOUS GIRL

Joan menatap heran pada beberapa siswi yang mengenakan outher rajut yang melapisi seragam khas Parama, ini hari rabu dan biasanya ada almamater yang menjadi luaran.

"Apa sih pada pake outher abu?" protes Joan, padahal sama sekali tidak menganggunya, namun yang ia lihat agak aneh dengan pemandangan hari ini. Ia sedang duduk di kantin hendak makan, tapi atensinya masih fokus pada apa yang tengah viral tentang fashion di sini.

Juwi, teman satu kelas Joan itu menjelaskan apa yang terjadi hari ini, apalagi Juwi ikut-ikutan menggunakan outher itu, "Ih.. lo kemana aja? pokoknya apa yang di pake sama doi artinya barang itu tuh keren."

Kemarin ada siswi di sekolahnya mengenakan outher rajut itu tanpa sengaja dan ternyata membuat trendsetter di sini, pasalnya siswi yang terkenal karena review brand fashion dan skincare itu sudah memiliki jutaan pengikut di instagramnya, apa yang di gunakannya besoknya siswi di sini akan meniru, selebgram itu bernama Danila Mars, gadis cantik campuran aussie yang memiliki rambut ikal begitu mempesona dengan gaya khasnya sendiri. 

Sebenarnya karir Danila di dunia entertainment sudah dimulai sejak kecil, beberapa ada yang mengenalnya sebagai artis cilik, namun karena popularitas di industri hiburan kian menurun dan ia hanya aktif di sosial medianya, maka dari itu banyak yang mengenalnya sebagai selebgram.

(Danila Mars)

Tak hanya di dunia maya yang memiliki penggemar, rata-rata satu sekolah ini sangat mengagumi sosok Danila, termasuk Juwi teman dekat Joan itu.

(Juwita Flo 11 IPS 4)

Sepertinya Joan memiliki teman yang sejalan dengannya, begitu terganggu melihat outher biasa yang tidak spesial di matanya, Janu juga demikian, bukan karena risih tapi sebagai kedisiplinan harus bertindak pada sosok si pencipta trend di sekolahnya sekarang.

Janu yang kebetulan sedang beristirahat bareng Galen dan tengah keliling sekolahnya itu merasakan hal yang sama seperti Joanna tadi, "Sejak kapan almamater biru berubah jadi outher abu?" heran Galen.

"Ini kayaknya pada ngikutin Danila." tebak Janu, ia teringat beberapa waktu lalu Danila menggunakan sepatu boots ke sekolah dan sempat mendapat teguran juga dari guru BK lewat Janu karena beberapa siswi disini malah mengikutinya, meskipun peraturan tidak tertulis tentang jenis sepatu apa yang harus di gunakan tapi seharusnya mereka bisa memfilter itu.

"Oh Danila, gak apa-apa Jan, kalau outher kan bisa di lepas dengan mudah, asal mereka menaati aturan aja saat jam pelajaran." jelas Galen.

Tidak sengaja saat akan naik ke lantai atas, mereka berpapasan dengan Danila, justru gadis itu hari ini berpenampilan rapi, lengkap dengan almamater yang digunakan setiap senin dan rabu itu.

Danila tersenyum ramah menyapa Janu dan Galen yang notabennya satu kelas dengannya saat melewati mereka, tapi setelah mereka saling membelakangi barulah Danila memasang raut kesal seraya berdecak pelan, lantaran teguran Janu waktu itu yang membuatnya ingin mengeluarkan argumen panjang lebar, tapi hal itu justru akan membuat suasana tambah kacau.

Janu itu anaknya dingin dan irit ngomong, tapi kalau sudah dalam mode ketua bidang kedisiplinan itu sangat tegas dan keras.

▪︎ ▪︎ ▪︎

Sedaritadi Danila hanya fokus pada dirinya sendiri lewat pantulan cermin sambil merapikan seragamnya sehabis dari dalam bilik toilet, setelah selesai barulah ia terkejut karena selain dirinya ada sosok lain yang menatapnya dari belakang dan Danila tahu lewat cermin besar yang ada di toilet itu.

Ia menatap ke belakang memastikannya, sosok tadi kini malah terang-terangan menelisiknya dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan kedua tangannya yang menyilang di depan dada.

"Jadi lo pelakunya?"

Danila mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan tiba-tiba yang di lontarkan Joan - sosok yang tadi terus menatapnya tidak suka.

"Maksudnya?"

Joan tertawa sinis, "Lo yang katanya influencer atau selebgram atau si paling trendsetter itu kan?"

Barulah Danila tahu kemana arah pembicaraan Joan sekarang, ia juga tidak tahu kenapa teman satu sekolahnya begitu menyukainya dan bahkan meniru apa yang digunakan Danila, sungguh diluar dugaan, targetnya bukan mereka tapi pengikut di sosial media namun mereka juga sebagian dari pengikut Danila.

"Gue gak ngerasa gitu." jawabnya santai.

"Menurut gue sih norak ya." cibir Joan.

Danila menganggukkan kepalanya, setiap orang bebas beropini, ia juga tidak merasa tersinggung, lagipula ucapan Joan tidak akan berpengaruh padanya, "Terserah."

Merasa kalau Danila tidak akan membalasnya, Joan memilih keluar toilet lebih dulu tanpa sepatah katapun, hanya desisan pelan yang ditunjukkan pada Danila.

Sedangkan dari sisi aslinya Danila, saat ini juga ingin mencabik-cabik wajah Joan yang seenaknya berkata seperti tadi, "Arghh!" jeritnya tertahan sedikit meluapkan kekesalannya tadi. Bagaimanapun Danila harus menjaga citra baiknya di depan siapapun.

▪︎ ▪︎ ▪︎