Mungkin aku melakukan kesalahan, tapi aku bisa apa. Bahkan jika itu memang kesalahan, jika bisa membuatmu tetap tersenyum. Aku akan tetap melakukannya.
Di terik panasnya matahari, Choji menghabiskan waktunya bermain basket dengan teman-teman sekelasnya yang lain. Dia benar-benar menikmati waktunya yang menyenangkan itu, sementara Togame sekedar memperhatikannya. Dia hanya suka memperhatikan Choji dari kejauhan, dan memastikan jika teman kesayangannya itu dalam kondisi terbaiknya.
Hanya melihat senyumannya yang manis itu, Togame sudah memiliki kekuatannya sendiri. Dia yang hidup sendirian di kehidupan seperti itu, memang sudah seharusnya memiliki alasan untuk bertahan hidup. Saat pertama kali bertemu Choji, seseorang yang penuh keceriaannya itu. Togame yang tidak bisa bergaul pun, dengan mudah masuk ke dunia milik Choji yang cerah.
Maka dari itu, dia akan melakukan apa saja asalkan bisa melihat senyumannya yang manis. Senyuman dari Choji yang membuat Togame percaya, bahwasanya di dunia ini ada banyak orang-orang yang bisa menguatkannya. Sekalipun dia belum menemukannya, yang terpenting Togame bisa mempercayainya.
"Kame-chan, ayo main bersamaku!" seru Choji sambil melambaikan tangannya.
"Kau mainlah bersama yang lain, aku tidak ikut. Mana bisa aku main basket," sahutnya yang segera pergi dari sana.
Akan tetapi, Choji justru mengejarnya. Dia meraih tangan Togame dan membuat cowok itu terpaksa menghentikan langkahnya. Sambil melihat ke arah Choji, Togame mencoba untuk mendengarkan apa yang akan disampaikan olehnya.
"Kau tidak bisa bermain basket? Aku akan mengajarimu."
Lagi-lagi Choji melakukan hal yang membuat Togame tersentuh. Tidak ada seseorang seperti Choji sebelumnya, mereka banyak yang tidak peduli. Dan meninggalkan Togame seolah-olah dia pantas untuk sendirian. Sementara Choji, dia bisa melakukan apa saja. Dan membuat Togame beruntung karena bertemu dengannya.
"Kau tahu, katanya bermain basket bisa membuat kita semakin tinggi. Tapi lihatlah, hanya teman-temanku yang tinggi. Sedangkan aku tetap seperti ini."
"Yang terpenting tidak ada yang bisa mengalahkan kehebatanmu, apalagi kau ini seorang pemimpin," puji Togame yang berhasil membuat Choji tersenyum manis padanya.
Beberapa saat setelahnya, salah satu dari anak buah Choji berlari ke arahnya. Dengan beberapa luka lecet di wajahnya. Melihat hal itu, Choji benar-benar membencinya. Dia tidak mau lagi hal seperti ini terjadi, dan nyatanya dia justru kembali melihatnya.
Dengan begitu, amarah Choji tidak terkendalikan. Tanpa mendengarkan penjelasan dari cowok itu, Choji memukulinya secara brutal. Togame menundukkan pandangannya, sungguh dia tidak bisa berbuat apa-apa. Sekalipun hati nuraninya memaksa untuk menolongnya.
Namun, Togame tidak memiliki kuasa. Dia hanya ingin melihat Choji tersenyum. Walaupun kenyataannya dia memang sengaja membuat kesalahan sebesar itu.
"Jangan pernah datang padaku, sambil mengadu jika kau dikalahkan oleh geng sekolah lain. Kau itu lemah, jadi memang seharusnya kau di buat seperti ini," kata Choji yang melepaskan jaket milik cowok itu, tanpa mempertimbangkannya sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Tanggung Sendirian [✓]
FanfictionHanya karena ingin terus melihat Choji terus tersenyum. Togame rela melakukan apa saja, dia tidak kenapa-kenapa jika harus menanggung semuanya sendirian. Start-24-Mei-2024 Jum'at Finis-30-Juni-2024 Minggu