Gevano Ezra Zanuarta (17th)
Extrovert / Ga suka sayur / Musik 24/7 / tinggi 171cm / Bulu mata lentik / Senyuman manis cuman buat Lav
Lavinia Putty Aura (17th)
Banyak tingkah / Jahil / Senja 24/7 / Geuliss / Ice chocolate / Sza 24/7
ᨦദWARNING !!
1. Aku (penulis) hanya sebagai jembatan bagi Lav yang ingin kisahnya abadi dalam bait-bait aksara.
2. Meski ceritanya 100% ada di antara milyaran kisah di Bumi, cerita ini hanya akan menjadi 1000% fiksi didalam tulisan.
3. Tidak ada plagiat, jika ada kesamaan nama, tempat, bahkan cerita aku bisa memberi bukti jika cerita yang aku tulis ini asli buatan aku.
4. Beberapa cerita yang narasumber bagikan ke aku akan di ganti (samarkan) demi kepentingan bersama, tidak ada unsur berharap (cinta) dari pihak manapun, dan ini akan tetap menjadi cerita fiksi !!
5. Dalam menulis cerita ini, aku selalu meminta saran kepada narasumber, semua yang bersangkutan dengan cerita ini sudah mendapatkan persetujuan dari narasumber.
ᨦദ
SEORANG gadis cantik sedang duduk pada bangku taman, sorot matanya tertuju pada lapangan basket. Tanpa gadis itu sadari seseorang tengah duduk bersamanya karena terhanyut pada lamunannya, matanya menelisik seseorang yang sedang ia cari namun nihil, ia tidak melihatnya. Gadis itu bernama Lavinia Putty Aura.
"Lagi liatin siapa sih??" tanya Gladis—teman Livvie—sedikit meyikut pergelangan tangannya, namun tidak ada jawaban dari sang empunya tubuh.
"Haduhh, Livvie... maneh lagi liatin siapa??" kesal Gladis sambil menggoyang-goyangkan tubuh Livvie.
"H-hah?? Ohh... ga liatin siapa-siapa, kenapa emang??" tanya Livvie sedikit tersentak dan salah tingkah karena ketahuan sedang melamun.
"Maneh ga kesambet kan??"
"Yeuuuu, ya nggak atuh, kan masih bisa jawab pertanyaan kamu."
"Ayuk atuh ke kelas, bentar lagi teh bel masuk bunyi." ajak Gladis yang sudah menarik tangannya.
ᨦദ
Semua kegiatan hari ini sudah selesai, di bawah temaram senja jari-jemari Livvie dengan lincahnya mengetik kata demi kata di atas keyboard. Satu kalimat tersusun rapih pada word, yaitu "Kisah Arunika dan Atma"
Ia masuk kedalam tulisannya, tersenyum—mengetik—tersenyum lagi—lalu mengetik lagi. Sebuah notifikasi muncul dari nomor tidak dikenal, Livvie berhenti sejenak, setelah berfikir 2 menit ia mencoba memberanikan diri menjawab pesan tersebut.
Livvie berfikir sejenak, siapa Liana?? Tapi ia tidak perduli mengenai Liana, saat ini ia ingin berada di dalam tulisan yang ia buat sendiri.
Livvie terus merangkai kata-kata yang indah pada word, ia melihat sekitar, senja sudah mulai redup dan berganti malam, bintang-bintang mulai terlihat cahayanya.
"Andai duduk di balkon sambil cerita-cerita sama maneh," monolognya sendiri.
"Itu cuman andai, lagian maneh juga mikirin anaknya pak RT,"
Tidak lama setelah terucap kalimat terakhir, pesan dari Liana datang lagi tanpa di undang.
"Hai Liv !!" teriak Gladis dari arah pintu asrama.
"Nte asup ka kamar?" lanjut Gladis bertanya.
"Nanti aja weh, masih hayang liatin langit." jawab Livvie.
"Keur nulis kisah naon?" Gladis mencondongkan badannya kearah Livvie, mencoba melihat apa yang tertulis pada layar laptop.
"H-hah naha tau, maneh bisa baca pikiran?" ucap Livvie mendramatisir keadaan.
"Hente, kamu lamun enggs di harepeun laptop lamaa pasti keur nulis Wattpad." jelas Gladis dengan wajah muak melihat tingkah Livvie.
"Hehehehehehehww, lagi bosen jadi weh nulis ka wattpad," cengir Livvie pada Gladis.
Malam itu berlanjut dengan candaan Livvie dan Gladis, bisik-bisik mengenai pembelajaran di kelas saat Bu Mufidah memberikan tugas rumah yang banyak. Menjulidkan teman sekelas, bisik-bisik mengenai pacar kelas sebelah yang pulang sekolah mampir ke warung beli teh poci untuk mantannya, tak terasa pula Gladis sudah menguap dan pamit tidur.
ᨦദ
HAI, HAI, HAI LoOoOoOoove !!
Jangan lupa share, vote dan dan komen yaa !!salam,
penulis cerita ZANUARTA.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZANUARTA
Teen Fiction[maunya ngerevisi, tapi masih mager dan sibuk, kapan-kapan yaaa!] Kita memang berada pada hubungan yang hanya "SEBATAS TEMAN" dan tanpa sengaja membelenggu jiwa ini untuk saling menyakiti. ᨦദ Bait-bait dalam cerita ini hanya sebuah fatamorgana aksar...