[maunya ngerevisi, tapi masih mager dan sibuk, kapan-kapan yaaa!]
Kita memang berada pada hubungan yang hanya "SEBATAS TEMAN" dan tanpa sengaja membelenggu jiwa ini untuk saling menyakiti.
ᨦദ
Bait-bait dalam cerita ini hanya sebuah fatamorgana aksar...
Gladis menatap Livvie dan membuka tirai balkon, benar... Hujan sedang turun dengan intensitas sedang.
"Naha pake lari?? Minjem payung satpam oge bisa." satu alis Gladis terangkat, menandakan ada hal lain yang bisa Livvie lakukan selain basah-basahan.
"Ehh iya juga, hilap... Tadi eweh satpam yang jaga gerbang soalnya, nte enggs langsung lari,"
"Habis ti mana emang??"
"Heheheheh, biasa... Jalan sama Ezra,"
Gladis yang mendengar jawaban Livvie hanya ber 'oh' saja dan melanjutkan kegiatannya yang tertunda, Livvie pun beranjak membersihkan diri dan akan belajar karena masa ujian sebentar lagi selesai.
ᨦദ
Hubungan Livvie dan Ezra hanya sebatas teman tapi... Sama-sama peduli melebihi teman. HTS !!
Tiga bulan menjalani hubungan tanpa status Livvie pikir Ezra peka dan memintanya menjadi pacar ternyata salah, sangat-sangat salah !!
Masa-masa ujian sekolah sudah selesai dari 1 bulan lalu, kini asrama sudah mulai lengang oleh siswa-siswi. Seharusnya Livvie sudah pulang dari satu bulan lalu, namun Gladis mencegahnya dengan beralasan tidak memiliki teman ngobrol.
Namun akhir-akhir ini Gladis berubah, "Tos dimana bae??" tanya Livvie.
"Lelempangan neangan angin, kunaon??"
"Hente."
"Gladis beda amat !!" batin Livvie, entah apa yang salah namun Gladis lebih sering keluar saat sore dan kembali hampir saat jam asrama tutup pukul 18.15 pm.
Satu minggu berlalu, kini pembelajaran sudah mulai normal, semester 2 sudah dimulai. Livvie juga sudah kembali dari asrama, Livvie berada di asrama hanya saat ujian sekolah karena menurutnya waktu belajarnya dapat digunakan dengan efisien tanpa adanya gadget yang membandel.
Seperti biasa... Livvie duduk di taman dan melihat teman-teman kelasnya bermain basket, tanpa ia sadari Ezra berlari menuju dirinya.
"Gladis dimana Lav??" tanya Ezra dengan peluh di sekujur tubuh.
"H-hah? O-ohh aya di kantin," jawab Livvie dengan menunjuk arah kantin.
"Nuhun nya Lav, dadah." Ezra berlari ke arah kantin dengan senyuman di bibirnya.
Pandangan Livvie terus melihat punggung Ezra yang semakin menjauh dan menghilang dibalik tembok kantin.
"Nte biasa Artaa nanyain Gladis," heran Livvie.
ᨦദ
Ring... Ding... Dong... Dong... Ding... Dong...
Bel pulang sekolah berbunyi.
Livvie tidak melihat adanya Artaa dan Gladis bahkan Dani dan Ina teman sekelas Livvie tidak terlihat, biasanya saja pulang paling akhir karena ingin berduaan.
Livvie ingin mengajak Artaa pulang bersama, namun karena tidak melihat batang hidungnya ia jadi pulang sendirian. Jarak sekolah ke rumah tidak terlalu jauh, namun jika jalan kaki rasanya melelahkan, berbeda jika ada yang menemani, tidak akan terasa.
Sesampainya di rumah Livvie mengeluh, kakinya terasa pegal juga jika berjalan sendirian. Ia akhirnya berbaring di atas kasur dan melihat story dari Gladis, diam mematung... Terkejut... Dan sudahlah...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
nb: ini POV Gladis yaaaww !!
ᨦദ
Terjemahan :
- urang = aku - maneh = kamu - makejeng lari atuh ? = kenapa lari? - hente = tidak - tadi eweh satpam yang jaga gerbang soalnya, = tadi ga ada satpam yang jaga gerbang soalnya, - tos dimana bae? = dari mana aja? - lelempangan neangan angin, = jalan-jalan cari angin, - nuhun = makasih/terimakasih
tungguin chapter 4 karena akan ada permasalahan, no spoiler !!
masalahnya ga berat kokk !!
Jika terdapat typo mohon di maklumi, Lav dan Artaa adalah panggilan khusus. Livvie dan Ezra adalah panggilan yang biasa teman berikan.
ᨦദ
HAI, HAI, HAI LoOoOoOoove !! Jangan lupa share, vote dan dan komen yaa !! ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ