⋆。˚. ੈ
"Demi Salazar yang agung! kau mengintip Josie?!"
Pansy Parkinson tak bisa menahan diri untuk terbahak.
Bayangkan saja, niatnya untuk menyusul Josephine justru disuguhkan betapa hebatnya pemandangan saat menemukan seorang Draco Malfoy di pojokan lorong Hogwarts tengah tersenyum kecil memandangi musuh abadinya— luar biasa!
Diluar perkiraannya. Parkinson pikir dia salah orang- tidak saat rambut mencolok pemuda itu dan gumamnya yang benar-benar mengejutkan.
Malfoy mengatakan Josephine Schooner— cantik!
Catat!
Tawa Parkinson semakin tinggi pula saat Draco terburu-buru kabur.
"Astaga Draco! Kejutan yang tak pernah kupikirkan!"
Gadis itu seperti manusia yang tidak mengenal kata sedih— tertawa keras sampai menitikkan airmata. Terus mengekori kemanapun pemuda itu melangkahkan kakinya.
"Cantik ehh?"
"Diam, Pans!"
"HAHAHA!"
"Aku tak melihat sahabat kasar mu!" Kilahnya.
"Aku tak bilang kau memperhatikan Josie, Draco." Skakmat. Parkinson semakin meninggikan dagu—tidak akan melepaskan momen penting untuk mengejek seorang Malfoy.
"Ck, Berhenti mengikuti ku!" Dia frustasi jika berhadapan dengan pernyataan-pernyataan gila Parkinson.
"Kau belum menjawab pertanyaan ku." Seperti biasa, Parkinson tak akan membiarkannya pergi semudah itu. "Kau naksir, Josie?" Plototan tajam Malfoy adalah jawaban, tapi gadis ini tetap tak menghiraukan. Malah semakin bersemangat mewawancarai.
"Jujur saja, aku baru kali ini mendengar mu memuji seorang gadis. Terlebih lagi Itu Josie, musuhmu sendiri? Salazar!"
"Kau salah dengar." Draco tetap pada pendiriannya. Gengsi dan rasa malunya mendominasi— terlalu bodoh memperhatikan musuhnya sendiri.
Dengan kesabaran setebal kejahilan, Parkinson semakin gencar mengompori. "Lalu? Kau bilang cantik pada Weasley, begitu?"
"Jangan mengada-ada, Pans."
Mengangkat bahu, "mataku tidak pernah salah, Draco Malfoy."
"Kau harus membersihkan matamu." Pemuda itu kabur secepat kilat. Meninggalkan Parkinson yang lanjut tertawa.