Chapter 3 : The Other Zhertva

30 1 0
                                    

 Emu mendengar suara-suara dari luar kamarnya. Ia pun berjalan keluar dan membuka pintu kamarnya untuk melihat apa yang sedang terjadi. Emu mendapati D sedang berbicara dengan seorang gadis. Bukan Rienen atau Emily, ia tidak mengenali gadis tersebut.

"Ah, Matt kau sudah bangun?"

"Kak D panggil aku dengan kode namaku!" kesal Emu karena D selalu memanggil nama aslinya tanpa melihat situasi. Emu menguap dan ia menutup mulutnya dengan tangan kanannya, ia masih mengantuk pagi ini karena tidak bisa tidur semalaman.

"Baiklah D, aku pergi dulu, kutunggu kau di kantin,"

"Tentu," gadis itu pun melangkah pergi sementara D terlihat senyum-senyum sendiri.

"Teman?" tanya Emu yang penasaran.

"Ah gadis tadi? Dia Carol, vice leader unit utama,"

"Kak Dominik menyukainya?" tanya Emu melihat D yang senyum-senyum sendiri sejak tadi.

"Kau tahu dia pujaan para pria disini, kau juga akan tertarik dengannya nanti," Emu mengerutkan keningnya. Ia merasa ia tidak begitu tertarik dengan gadis bernama Carol itu.

"Haah otakmu memang masih bocah, kau lihat kan tadi tubuhnya sempurna. Dia pintar masak, dan juga kuat. Apalagi yang kurang darinya?"

"Jadi kakak hanya menyukai tubuh bahenolnya?"

"Bukan itu maksudku!"

"Nggg...," Emu hanya bergumam tidak setuju pada D.

"Sudah lebih baik kau cepat ganti baju dan bersiap. Hari ini kita dapat misi dengan Carol lho," D mendorong Emu kembali ke kamarnya untuk bersiap secepat mungkin. Ia tidak mau membuat gadis pujaan markas barat menunggu lama.


Setelah bersiap, Emu ikut dengan D untuk sarapan di kantin. Ia membeli kupon di mesin sebelum mengambil sarapannya dan duduk di samping D yang duduk bersebrangan dengan Carol. Wanita bernama Carol yang diceritakan D memang pantas disebut pujaan pria. Lekuk tubuhnya bisa dibilang sempurna, paras wajahnya juga cantik dengan rambut coklat panjang yang terkuncir rapih, bulu matanya lentik dan panjang, dan kulit putihnya terlihat sehat dan bersih meski ia seorang Zhertva. Juga beberapa bagian tubuhnya yang besar yang pasti membuat para lelaki tertarik.

"Carol, kenalkan ini rookie baru tim kita, Emu!" seru D membuka pembicaraan.

"Oh, jadi kau yang bernama Emu? Salam kenal aku Carol,"

"U-um salam kenal...," Emu menundukkan wajahnya. Bukan karena ia malu namun ia tidak tahu harus melihat kemana. Tiap kali ia mengangkat wajahnya, ia langsung berpapasan dengan dada Carol yang besar, yang hanya ditutupi sehelai kain.

"Emu, kenapa wajahmu memerah?" tanya D yang sejak tadi melihat gerak-gerik Emu dengan nada jahil.

"Eh!? Ti-tidak! Aku—"

"Aku sudah bilang kan kalau kau akan menyukainya," seru D dengan nada yang terdengar menyebalkan di telinga Emu.

"Bu-bukan begitu! A-aku—Aku... Aku hanya tidak tahu harus melihat kemana!" kesal Emu dengan nada panik karena D menggodanya tepat di depan Carol.


Mendengar hal itu baik Carol maupun D hanya tertawa terbahak-bahak. Sementara Emu melihat mereka dengan wajah bingung dan panik. Tak butuh waktu lama bagi mereka untuk jadi pusat perhatian seluruh orang di kantin.

"Ya ampun Matt, aku tidak tahu kamu masih sepolos ini!" seru D memukul-mukul meja dengan geli.

"Ja-jangan mengejekku dan panggil aku dengan kode namaku!" seru Emu dengan wajah yang semakin memerah karena malu.

D'ZhertvaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang