Setelah diantar oleh wanita bernama Seulgi itu, Sehun akhirnya sampai di penginapannya dan langsung merebahkan dirinya di atas kasur. Sebuah deru napas panjang terdengar dari pria itu seiring dengan matanya yang terpejam.
Awan mulai menunjukkan warna jingganya seiring matahari yang mulai terbenam. Sehun terbangun dari tidurnya dan menatap kearah jendela kamarnya yang terbuka. Diamatinya awan yang mulai menggelap itu dengan mata yang masih sayu. Kemudian Sehun menoleh ke sebelah kirinya dan melihat ponselnya masih mati karena belum sempat ia charger. Dia pun bangun dan mengisi daya ponselnya, lalu berjalan keluar dari kamar menuruni anak tangga. Saat melihat suasana di penginapannya, Sehun mulai menyukai tempat ini. Penginapan ini memiliki suasana otentik, dengan banyak sekali bunga dan tanaman yang menghiasi tempat ini. Suara gemercik air dari sebuah kolam ikan pun membuat suasana menjadi sangat teduh disini. Sehun sempat menghentikan langkah kakinya saat mendengar suara dari arah dapur yang terletak tepat di lantai bawah. Karena rasa penasarannya, ia pun melangkahkan kakinya kearah sana dan melihat seorang pria yang tengah memasak.
Sehun mencoba menyapanya, "Permisi" dengan senyuman ramah yang ia tampilkan saat pemuda itu menoleh.
"E-eoh? annyeonghaseyo" balas pemuda itu dengan sopan dan canggung.
"Aku Oh Sehun, penghuni baru di kamar atas"
Pria sipit dengan wajah imut itu mengangguk akan perkataan Sehun, "Kim Xiumin, kamarku ada di sebelah kanan atas"
Suasana diantara mereka sangat canggung, apalagi Xiumin yang terlihat sangat gugup dan pendiam? Sehun pun akhirnya mencoba untuk membuka suara lagi, "Kau sedang memasak?" tanyanya saat melihat apa yang sedang xiumin kerjakan.
Pria itu menatap mie yang ia rebus dan mengangguk menatap Sehun, "Iya, tapi aku hanya memasak satu mie saja"
Sehun langsung membalasnya cepat dan menggerakkan kedua tangannya karena mungkin saja Xiumin mengira ia mau numpang makan, "Ah, aniyo aniyo, aku juga mau keluar setelah ini. Kalau begitu aku pergi dulu, bye"
Sehun lalu keluar dari penginapan dan melangkahkan kakinya seorang diri menyusuri jalanan di sekitar penginapan. Sehun pikir, desa ini akan sangat sepi pada malam hari ternyata tidak sama sekali. Masih banyak orang-orang berlalu lalang untuk makan atau membeli makanan.
Sehun sempat menghentikan langkah kakinya dan mendongak keatas melihat bulan yang bersinar terang malam ini. Padahal baru sehari disini tapi ia merasa jauh lebih fresh disini, dan sepertinya ia benar-benar tidak salah pilih tempat untuk berlibur. Hingga ia menurunkan pandangannya untuk kembali berjalan namun tanpa disangka ia melihat seorang wanita yang mirip sekali dengan seseorang. Wanita dengan jeket denim itu ikut menghentikan langkah kakinya dan pandangan mereka bertemu satu sama lain. Untuk beberapa saat mereka sama-sama diam dengan pandangan yang masih tertuju satu sama lain, hingga wanita berjaket denim itu lebih dulu melangkahkan kakinya kedepan untuk mendekat ke Sehun.
Wanita itu sedikit menatap ragu dan mencoba untuk menebaknya terlebih dahulu, "Professor Oh?"
Entah Sehun mendengarnya atau tidak, tapi mata pria itu terus tertuju pada wanita yang tengah berdiri di depannya itu, bahkan sampai tidak berkedip. Perasaan terkejut dan tak menyangka dapat bertemu lagi dengan mantan mahasiswinya ini membuat Sehun sedikit melamun.
"Apa benar Anda professor Oh dari Seoulkok University?" tanyanya sekali lagi untuk memastikan dugaannya.
Sehun lalu tersadar dan mengembangkan senyumannya dengan begitu ramah menatap wanita di hadapannya itu. Ia lalu mengulurkan tangannya lebih dulu dan berkata, "Senang bertemu lagi denganmu, Bae.. Joohyun?"
Joohyun membalas tatapan mata tajam itu dan melebarkan senyumnya dengan begitu lebar hingga menunjukkan gigi-gigi rapinya. Ia pun menerima jabatan tangan mantan professornya tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet Yourself (HUNRENE)
FanfictionSetiap kali melihat Joohyun, Sehun selalu mengembangkan senyumnya. "Kau cantik, selalu terlihat cantik" Oh Sehun merupakan pria kota yang sedang mengalami masa kejenuhan dalam hidupnya. Jenuh akan kehidupan di kota membuatnya pergi ke suatu desa sel...