Part 04 - Tertarik?

614 10 0
                                    

Hai semua, call me Onya!

Jangan lupa follow akun JblOnya
jangan lupa juga vote dan komen supaya aku makin semangat tulis ceritanya ya🤍

Happy Reading semua🤍

"Siapa sih kak itu tadi? pengen gue gebuk deh rasa nya!" kesal Stephanie menghentak-hentakan kaki nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Siapa sih kak itu tadi? pengen gue gebuk deh rasa nya!" kesal Stephanie menghentak-hentakan kaki nya.

"Kakak sering digituin sama dia? kalau dia kayak gitu lagi bilang sama Stephanie. Biar Stephanie tendang orang nya!" ucapnya lagi.

Aldren tersenyum melihat tingkah laku sang adik, sangat menggemaskan menurutnya. Bukan nya terlihat menyeramkan Stephanie malah membuat nya gemas. Wajah kesal cewek itu adalah candu setiap orang yang melihat nya.

Stephanie yang awalnya mengeluarkan semua uneg-uneg nya keheranan melihat sang kakak yang malah terkekeh pelan. "IH KENAPA KETAWA??"

"Emang ada yang lucu apa?" cicit Stephanie lalu heran kepada dirinya sendiri.

"Gimana mau lo lawan Step, badan lo aja mungil kek gini." Aldren menyudahi tawa nya. "Lo tendang dia, bukan nya dia yang jatoh tapi lo."

Stephanie protes. "Apa maksud nya coba? jangan kakak pikir Stephan gak ada tenaga ya! Stephanie kuat kok!" Ia membela dirinya sendiri.

Aldren tersenyum hangat. "Iya percaya," ucap nya lalu mengelus pucuk kepala Stephanie.

"Jadi?"

"Jadi?" Aldren mengerutkan dahi nya.

"Siapa itu tadi?"

"Dia Derlangga, cowok brengsek di kampus kakak. Suka main perempuan, si paling berkuasa, suka banget seenaknya." Begitulah Aldren mendeskripsikan Derlangga. Memang benarkan?

"Kenapa enggak di DO aja dari kampus?"

"Gimana mau di DO, bokap sama nyokap nya aja Donatur paling besar di kampus, jadi ya gitu."

"Emang ya lo punya duit lo punya kuasa," balas Stephanie miris.

"Hm,"

"Semoga gue enggak pernah ketemu lagi sama dia, dan semoga gue dijauhi dari orang kayak gitu." Stephanie berdo'a dengan menyatukan kedua tangan nya sambil memejamkan mata.

"Ganti baju gih bau." Stephanie mendelik mendengar itu namun tidak urung ia tetap menuruti sang kakak dengan hentakan kaki yang menandakan bahwa dirinya kesal.

Aldren hanya bisa menggeleng sembari tersenyum melihat kelakuan sang adik. Namun tiba-tiba senyuman itu menghilang digantikan dengan sirat mata penuh kekhawatiran. Mata teduh itu menatap nanar Stephanie yang mulai menjauh.

"Gue harap Derlangga enggak bertindak sejauh itu." Gue harus lindungi Stephanie dari cowok brengsek kayak dia.

"Jangan sampai Stephanie terluka."

DERLANGGA : Ad MelioraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang