Part 11 - Masa Lalu

199 2 0
                                    

Haloo broddy, call me Onya!
Gimana kabar nya baik?

Jangan lupa follow akun SoniaJuhelia
Jangan lupa juga untuk vote dan komen supaya Onya makin semangat update nya...

Tandai Typo!

Happy Reading🕊️

Semenjak kejadian Derlangga kobam beberapa hari yang lalu, cowok itu tidak pernah lagi menampakkan wajahnya dihadapan Stephanie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semenjak kejadian Derlangga kobam beberapa hari yang lalu, cowok itu tidak pernah lagi menampakkan wajahnya dihadapan Stephanie. Pada awalnya Stephanie heran karena semenjak itu Derlangga tidak lagi mengiriminya pesan, namun akhirnya Stephanie terbiasa tanpa gangguan notif Derlangga toh dulu nya juga tidak ada Derlangga yang mengganggunya.

"Sudah siap?" tanya Aldren membuat Stephanie yang memoleskan lip serum dibibirnya menoleh kemudian tersenyum.

"Let's go!" Stephanie mengambil tas nya lalu berlari keluar dari kamar.

"Jangan lari!" ucap Aldren memperingati ketika melihat Stephanie yang mendekati tangga sambil berlari.

Stephanie yang mendengar ucapan sang kakak pun hanya menyengir, dan dengan hati-hati ia menuruni tangga diikuti Aldren dari belakang. Ketika sampai di anak tangga terakhir Stephanie kembali melanjutkan larinya hal itu mampu membuat Aldren mengelus dada sabar.

"Dasar bocil," lirih Aldren bisa-bisa Stephanie ngambek jika gadis itu mendengar ucapannya tadi. Ya iyalah ngambek orang udah 17 tahun kok dibilang bocil.

Disisi lain Stephanie berlari sembari melompat-lompat kecil tidak menyadari ada siapa diruang keluarga, setelah ia membuka mata barulah gadis itu tersenyum kikuk sembari menggaruk belakang lehernya yang tidak gatal. Malu gaess..

"Tuh kan, udah dibilang jangan betingkah, petakilan sih!" ucap Aldren yang baru sampai membuat Stephanie cemberut.

"Iss apaan sih!" Stephanie bersedekap dada sembari melirik kesamping pertanda jika dirinya sedang marah. Sifat dahulu yang tidak pernah berubah.

"Buset bocil ngambek!" ejek Tama membuat Stephanie semakin mendelik. Ya, yang berada di ruang keluarga adalah Ateaz, Gerald, Zayyan dan Tama.

"Gue bukan bocil ya anj—" Buset hampir keceplosan. Stephanie menyengir menatap kelima pria disana yang menatapnya datar.

"Anj apa?"

"Ekhem gue bukan bocil ya!" Stephanie memperbaiki ucapannya. "Ayo kak anter ke sekolah!" Stephanie berniat meninggalkan mereka yang berada di ruang keluarga.

"Kamu ngikut mereka, Step." Langkah Stephanie berhenti. Gadis itu berbalik dan menatap heran kearah sang kakak.

"Loh kenapa gak di anter sama kakak?" heran nya.

"Kakak ada kelas pagi, gak keburu ngejar waktu kalau kakak anterin lo." Stephanie semakin menggembungkan pipi nya. Gadis itu marah titik!

"Oh yaudah," cueknya kemudian melangkahkan kaki nya pergi. Gadi itu melirik ke belakang mendapati ke empat teman nya hanya diam saja mematung. "Kenapa cuma diem aja? Mau telat?"

DERLANGGA : Ad MelioraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang