-003-

14 8 0
                                    

"Kael, udah cari judul makalah?" Tanya Kalea sesampainya di depan meja Kaelan.

hening

Kaelan masih fokus bertatapan pada layar laptop sampai-sampai tak menjawab pertanyaan dari gadis di depannya.

Kalea mengerutkan keningnya, kemudian melambai-lambaikan tangannya didepan wajah Kaelan, "Hello! gue lagi nanya, El."

"Udah." Kaelan hanya menjawab dengan satu kata, namun mampu membuat hati Kalea berdebar keras. Baginya, suara Kaelan itu berharga.

"Apa judulnya?"

Tanpa menjawab, Kaelan menggeser laptopnya ke arah Kalea agar gadis itu dapat melihat judul makalah yang sedang ia kerjakan. Kalean tidak tau, kalau yang ia lakukan semakin meningkatkan kadar cinta di hati Kalea.

Kalea melihat makalah itu dengan senyum yang tak luntur dari bibirnya. "Ohh, kok lo kerjain sendiri si? harusnya diskusi rame-rame, dong?"

"Silahkan protes kalo lo ga setuju sama makalah yang gue buat." Kalea meringis dalam hati. Sepertinya ia salah bicara.

"Nanti mau lanjutin dimana?" Tanya Kalea lagi.

"Terserah. Gue ada urusan, nanti gue kirim file nya ke email lo." Ucap Kaelan dengan nada yang tak bersahabat.

"Kenapa gak dikerjain bareng-bareng? gue takut salah..." Ucap Kalea dengan suara pelan.

Dering telepon seakan menjadi musik latar diantara keheningan mereka berdua. Suara itu berasal dari ponsel Kalea.

"Halo, Al?"

Mendengar kata 'Al' yang keluar dari mulut Kalea, Kaelan reflek mendongak. Kalea yang melihat itu sontak memundurkan dirinya dan kembali ke mejanya.

"Oke, nanti ketemuan aja di parkiran. Bye!"

"Cieee," Goda Aretha begitu Kalea memutuskan sambungannya dengan Alvarez.

"Apaan si!"

"Ta, temenin gue ambil buku di ruang guru, yuk?" Ucap Talitha yang menghampiri Aretha. Funfact, Talitha adalah ketua kelas dan Aretha wakilnya.

Setelah kepergian Aretha dan Talitha. Tak lama kemudian Kalea dikejutkan dengan Kaelan yang tiba-tiba berdiri dan berjalan ke arahnya.

"Laptop gue tiba-tiba nge-hank, file nya belum kesimpen. Nanti pulang sekolah kerkom di rumah gue aja."

Tubuh Kalea sempat membatu sebentar saat mendengar kalimat panjang yang dikatakan oleh Kaelan. Sungguh, ini momen yang sangat langka!

Melihat Kalea yang diam saja, Kaelan sontak menjentikkan jarinya di depan wajah gadis itu. Seketika membuat kesadaran Kalea pulih sepenuhnya. Gadis itu langsung tersenyum canggung.

"Ehehe, tapi gue ada janji. Gimana kalo agak sorean?" Tanya Kalea dengan hati-hati. Sedangkan respon Kaelan? lelaki itu malah diam menatap Kalea dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

"Gue udah bilang, gue ada urusan. Gue cuma bisa sempetin waktu setelah pulang sekolah, itu pun sebentar, tapi menurut gue cukup kalo ngerjainnya bareng-bareng. Terserah lo mau dateng atau engga, gue bisa minta bantuan Keysha."

Mendengar Kaelan menyebutkan nama wanita lain, entah kenapa hati Kalea menjadi panas. Kaelan tidak salah, karna Keysha juga termasuk anggota kelompoknya, namun tetap saja Kalea tidak rela jika Kaelan dekat dengan wanita lain.

"Ehh, bukan begitu. Yaudah iya, gue bisa kok! Nanti balik sekolah gue langsung ke rumah lo." Jawab Kalea seraya menatap Kaelan.

Kaelan menaikkan bahunya, entah apa maksudnya. Kemudian laki-laki itu langsung kembali ke tempat duduknya.

aneh.

Kalea berpikir keras. Apa yang terjadi barusan? Kaelan mengancamnya?? tapi kenapa? apa lelaki itu mendengar percakapannya dengan Aretha tentang Alvarez? cemburu?? oh tentu tidak mungkin. Tapi kenapa?

"Le!" Suara tinggi Aretha tepat di telinga Kalea membuat gadis itu tersadar dari lamunannya.

"Hah? kenapa?" Jawab Kalea seperti orang linglung.

"Itu, lo dipanggil sama Bu Tantri, dari tadi gue panggilin lagi bengong aja."

"Sama Kael?" Tanya Kalea saat melihat kursi Kaelan sudah tak berpenghuni.

"Iya, udah jalan duluan orangnya." Jawab Aretha. Kalea memegang pundak Aretha secara tiba-tiba membuat sang empu memasang tatapan bingung, "Kenapa lo?" Tanya Aretha.

"Doain gue." Aretha menaikkan alisnya sebelah. "Semoga gue gak pingsan selama diperjalanan menuju ruang Bu Tantri." Lanjut Kalea membuat Aretha semakin bingung. Dan tanpa menjelaskan apa-apa, Kalea langsung pergi begitu saja.

"Orang gila."

o0o

"Selamat karena kalian bertiga terpilih untuk mengikuti OSN minggu depan." Ucap Bu Tantri dengan wajah riang. Berbanding terbalik dengan ekspresi ketiga murid di depannya.

Alvarez yang hanya memberikan senyum tipis, Kaelan dengan mukanya yang lempeng seperti jalan tol, dan Kalea yang sedang tegang karena berada di tengah-tengah laki-laki yang sepertinya tidak akur itu.

"Kelihatannya kalian sudah akrab satu sama lain, jadi saya harap kalian bisa bekerjasama dengan baik nantinya, oke?" Tanya Bu Tantri yang hanya direspon dengan cengiran oleh Kalea.

"Akrab banget Bu... malah." Kata Kalea pelan sambil tersenyum canggung.

Alvarez meringis kecil, kemudian berdehem untuk mencairkan suasana, "Kita pasti akan melakukan yang terbaik, Bu. Kalau begitu, boleh kami pamit?"

"Silahkan. Semangat ya kalian bertiga, kalau mau tanya sesuatu, silahkan tanya sama saya." Ucap Bu Tantri yang di iya-kan oleh ketiganya.

Setelah keluar dari ruangan itu, suasana kembali canggung. Alvarez yang memposisikan diri di depan Kalea, dan Kaelan yang masih berdiri diam di samping Kalea. Sedangkan Kalea? Ia mati kutu didepan dua orang tersebut.

"Lo ngapain masih disini?" Tanya Alvarez menatap Kaelan.

"Suka-suka gue." Jawab Kaelan sembari memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.

Tatapan Alvarez beralih kepada Kalea yang sedang menunduk, tatapan tajamnya seketika berubah menjadi lembut jika berhadapan dengan Kalea.

"Nanti jadi, kan, Le?" Kalea menggigit bibir bagian dalamnya, ia tak enak pada Alvarez, tapi di sisi lain ia juga tak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk berdekatan dengan Kaelan.

"Emm, maaf, Al, kayaknya gue ga bisa nemenin lo hari ini, gue ada kerja kelompok, sorry banget yaa??" Kalea melihat raut kekecewaan pada wajah Alvarez.

"Next time pasti gue temenin, deh!" Ucap Kalea yang berupaya untuk menghibur Alvarez.

Alvarez membalasnya dengan kekehan ringan, "Santai aja kali, kaya sama siapa aja. Yaudah kalo gitu gue duluan, ya?" Kalea menganggukkan kepalanya. Kini tersisa lah dirinya dan Kaelan. Namun tak berselang lama, Kaelan pun ikut melangkah pergi meninggalkan Kalea yang memiliki banyak pertanyaan di kepalanya.

Sebenarnya ada apa diantara Kaelan dan Alvarez?

-o0o-

Kira-kira kenapa ya?

Kalau kalian jadi Kalea, kalian bakal pilih siapa?

Anyway jangan lupa klik tombol bintang di pojok kiri bawah! hehe, see you!

Indah Pada MasanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang