Hi semuanya, cerita ini hanya cerita imajinasi author, ambil yang baik dari cerita ini dan buang yang buruknya.
Dahulukan untuk membaca Alquran dulu dan kewajiban ibadahnya ya. Karena itu jauh lebih penting.
- hfyuenlin_
•••🌺•••
Aku bukan murid pertama yang keluar dari ruang ujian, tapi kalau yang keluar awal-awal aku termasuk di dalamnya. Soalnya tidak sulit hanya 25 pilihan ganda dan 5 essai, aku hanya berpikir pada bagian essai saja, bagaimana menyusun kata-kata supaya selaras dengan pertanyaannya. Senyumku mengembang tanpa sadar. Hahahaha
20 menit tersisa, kakiku bergerak sendiri dan mataku menelusuri setiap tempat sepanjang aku melangkah. Sekolah di sini terasa tertib dan teratur, aku belum melihat ada salah satu murid yang melanggar atau dihukum. Pakaian muridnya juga tertata rapi, tidak awur-awuran. Cara berpakaian juga termasuk penilaian untuk melihat 'bagaimana' seseorang bukan?
Satu hal yang aku ketahui lagi, ada gedung lain di samping gedung ini, terlebih gedungnya terlihat lebih biasa-biasa saja daripada tempat yang aku pijak sekarang.
Suasana di sini terasa sangat nyaman untuk belajar, tidak buruk juga untuk bersekolah di sini sebetulnya. Tapi tetap saja, dengan Papa yang memasukkanku dan Shanum ke sekolah ini memang patut dicurigai. 'Lelaki tua itu tujuannya apa sih?'
Jika aku berpikir positif mungkin Papa ingin meminta maaf kepadaku dengan memasukkanku ke sekolah yang paling bagus, mungkin dia merasa bersalah karena terus membanding-bandingkan aku dengan Shanum, bagaimanapun juga tindakan membandingkan-bandingkan tidak dibenarkan dan tidak boleh dilakukan oleh para orangtua kepada anaknya.
Tapi apa Papa seperti itu? Rasanya tidak mungkin Papa punya pemikiran seperti itu, kecuali kalau Papa memasukkan kami ke sekolah ini karena ingin menyeleksi aku dan Shanum, siapa yang terbaik diantara kita berdua, yang terbaik akan bersinar dan yang terburuk akan terbuang.
Kalau seperti ini kan sudah jelas siapa yang akan terbuang? Dari awal aku sudah bilang, Papa melakukan ini seperti terang-terangan ingin mempermalukanku. Apalagi, banyak rekan kerja dan musuh bisnis Papa yang anaknya bersekolah di sini. Tapi bukankah kalau seperti itu, sama saja mempermalukan dirinya sendiri? Aku gak tau deh, pusing banget untuk memikirkan hal-hal seperti itu, jadi mumet.
Aku mau duduk di sini sebentar, di bawah pohon rindang sambil melamun menikmati waktu yang tersisa. Sepertinya ini akan menjadi tempat favoritku deh nantinya, apalagi ketika disuguhi tugas-tugas yang membuatku penat. Kalau yang lain mungkin akan memilih rooftop untuk healing, aku agak malas malahan untuk naik dan turun tangga, 'sayangnya, lift gak sampai situ sih'
Tiba-tiba aku kepikiran lagi, ini adalah sekolah pertama yang Papa pilih untukku, biasanya Mama yang pilih atau aku yang memilih sendiri ingin sekolah di mana, untuk tiga tahun kedepan aku harus menyiapkan rencana bukan? Takut-takut Papa memang ada maksud melakukan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Calyx
Teen FictionKelopak bunga memiliki fungsi untuk melindungi. Namun, tidak semua bunga memiliki kelopak bunga. Ruellia merasa namanya bukan hanya sekedar nama sebab dirinya merasa mirip dengan bunga. "Jika kelopak bunga memiliki fungsi untuk melindungi mahkota y...